Menu

Mode Gelap
Prodi Ekonomi Syariah FAI Universitas Siliwangi Gelar Workshop Bisnis Digital Angkatan Muda Muhammadiyah Garut Gelar Sosialisasi PERDA Penyelenggaraan Perlindungan Anak Pendampingan Islamic Financial Literacy, PPM Universitas Siliwangi Cegah Akses Bank Emok Menguak Peran Penting Saudagar Batik dalam Perkembangan Muhammadiyah di Garut Al-Quran Bukan Sekadar Peraturan Hukum, Melainkan Kitab Petunjuk

Kabar WIB

Tempat Sampah dan Inspirasi Kekompakan


 Tempat sampah karya para siswa TK ABA 34 bersama orang tua mereka. Perbesar

Tempat sampah karya para siswa TK ABA 34 bersama orang tua mereka.

Oleh SITI ANISYA

Masa pandemi virus corona (Covid-19) yang berkepanjangan dan hingga kini belum berakhir membuat para pendidik terus memutar otak untuk menciptakan kreativitas dan terobosan baru dalam proses pembelajaran. Apalagi sudah berbulan-bulan anak didik tidak mengikuti pembelajaran secara langsung (tatap muka) si kelas atau di sekolah. Masa pandemi memaksa mereka harus belajar dari rumah secara dalam jaringan (daring) atau online.

Tentu hal ini memicu rasa bosan dan jenuh, yang jika tidak diantisipasi berujung pada sikap malas belajar. Sementara bermain dengan teman-teman di lingkungan rumah juga sangat terbatas, karena ketatnya protokol kesehatan yang membuat mereka harus menjaga jarak (fisik) dengan teman-temannya (phisical distancing). Rasa kangen anak-anak dengan teman-teman sekolahnya sementara juga belum terobati karena wabah virus corona yang masih menjadi ancaman bagi siapa pun, termasuk anak-anak.

Berangkaat dari kondisi tersebut, sebagai guru Seni dan Kreativitas di TK ABA 34 Kedanyang, Kebomas Gresik, saya tertantang untuk menemukan cara untuk mengusir rasa jebuh dan bosan murid-murid saya, termasuk bagi para bunda atau wali murid. Saya berpikir untuk membuat cara pembelajaran yang asyik, menenangkan, sehingga bisa mengusir rasa bosan mereka selama belajar dari rumah.

Konsepnya, bagaiamana pembelajaran ini bisa dikerjakan secara bersama-sama antara murid dan orang tua, tetap dalam suasana menggembirakan, namun mempunyai nilai pendidikan karakter. Dan, sekali lagi, yang perlu dtekankan adalah bagaimana membuat peserta didik selalu happy di tengah tekanan pandemi Cocvid-19.

Dan, ketemulah model pembelajaran yang saya nilai bisa memenuhi aspek pendidikan karakter sekaligus bisa dikerjakan dengan happy itu. Pada tema ‘Kebutuhanku/Kebersihan’, saya mengajak anak-anak dan keluarga berkreasi membuat tempat sampah dari kardus bekas.

Masya Allah, respon anak-anak orangtuanya sangat antusias dengan tema yang saya berikan. Hampir semua murid kelompok A dan B membuat dua buah tempat sampah. Dari dua tempat sampah karya mereka, satu unit dikumpulkan ke sekolah dan satu lainnya disimpan atau dimanfaatkan di rumah masing-masing.

Dari semua foto kegiatan yang dikirimkan wali murid ke sekolah, ada satu karya yang membuat saya terharu sekaligus bahagia. Karya itu adalah hasil kreasi Aditya Jati Wistara Nu’aimi dari kelompok A dan kakaknya, Aditya Giri Reksa Nu’aimi, yang baru lulus tahun ini. Giri, sapaan Aditya Giri Reksa Nu’aimi, yang sehari-hari saat di sekolah, suka jahil terhadap teman-temannya, maunya menang sendiri, kurang perhatian sama adiknya, saat menjalani program membuagt tempat sampah, berubah 180 derajat. Ia terlihat sangat akur dan telaten membantu adiknya membuat tempat sampah dengan pengawasan orang tua.

Semangat yang membara juga terlihat dari pernyataan Mama Kotik Faridah, orang tua dari ananda Az Zahwa Salsabillah Khumairah. Melalui chat via whatsApp, ia mengatakan, “Bu Anis, saya jadi ngiri melihat tempat sampah karya anak-anak lain yang besar-besar, sedang punya Zahwa (nama panggilan Az Zahwa Salsabillah) kecil dan imut-imut. Saya mau bikin lagi yang lebih besar. Saya nggak mau kalah, hehe…”.

Kami pun tertawa bareng begitu mendengar pernyataan Mama Kotik yang berapi-api untuk menghasilkan karya yang bagus, bahkan ingin melebihi karya siswa dan orang tua lainnya. Saya suppot dia untuk bisa merealisasikan keinginan kuat untuk berkarya bersama putrinya.

“Okey, siiip, Ma. Lanjuuuut ….,” ujar saya menyemengati.

Kepala TK ABA 34, Bunda Sunarsih, merasa bangga dan memberikan apresiasi luar biasa kepada anak-anak dengan didampingi orang tuanya,yang telah membuat tempat sampah dengan kreatif dan inovatif. Pada kesempatan itu, saya pun menghadiahkan satu tempat sampah karya Aura Muhkbita Dewi dan mamanya, Kristina Rahayu, kepada Bunda Sunarsih sebagai kenang-kenangan. Saat menerima satu unit tempat sampah itu, ia berpesan agar di tengah keterbatasan karena situasi pandemi, anak-anak tetap semangat untuk belajar meski dari rumah.

Semoga model pembelajaran berkreasi membuat tempat sampah ini dapat menginspirasi anak-anak untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan hidup sejak dini. Selanjutnya, hal itu menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari hingga mereka dewasa kelak. Sebab, seperti pesan Nabi, kebersihan adalah sebagian dari iman. (*)

*) Penulis adalah guru TK ABA 34 Kedanyang, Kebomas, Gresik.

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Kemah Syiar Pandu Hizbul Wathan Dapat Apresiasi Positif Pimpinan Muhammadiyah

4 October 2023 - 16:53 WIB

Ketika “Senandung Petualang” Jadi Ikon Kemah Syiar Hizbul Wathan

3 October 2023 - 08:25 WIB

Empat Kewajiban Pemimpin

2 October 2023 - 17:14 WIB

Hati-hati Muhammadiyah dicatut penipu  dengan modus  Koperasi Syariah

29 September 2023 - 04:03 WIB

Disperpusip – MPID PDM Gresik Sepakat Perkuat Gerakan Literasi Masyartakat, Siapkan Lomba Menulis Langsung Tangan

26 September 2023 - 19:42 WIB

Eksplorasi Kampus dan Sambut Mahasiswa Baru, UMG Gelar Mataf 2023

16 September 2023 - 12:08 WIB

Trending di Kabar