Menu

Mode Gelap
Menyoal Rencana BNPT Kontrol Rumah Ibadah Tiga Pesan Penting Ketua PP Muhammadiyah Untuk Ribuan Mahasiswa Baru UM Bandung Universitas Muhammadiyah Bandung Kukuhkan 1.700 Mahasiswa Baru Generasi Muda Harus Mencontoh KH Ahmad Dahlan dan Jadi Solusi Atas Masalah Tips Kuliah dan Ngampus Menyenangkan Bagi Mahasiswa Baru

Muhammadiyah or id WIB

Bukan Tema Baru di dalam Islam, Ini Saran Adi Hidayat Menghadapi Masa Disrupsi


 Bukan Tema Baru di dalam Islam, Ini Saran Adi Hidayat Menghadapi Masa Disrupsi Perbesar

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Kata disrupsi populer dalam satu dekade terakhir. KBBI mendefinisikan disrupsi sebagai fenomena sosial yang tercerabut dari akar nilainya. Secara umum, disrupsi saat ini digunakan untuk menggambarkan fitnah yang terjadi akibat lompatan teknologi.

Meski baru populer sekarang, ternyata makna disrupsi bukan hal baru di dalam tradisi Islam. Ulama muda Muhammadiyah, Adi Hidayat menyebut disrupsi sebagai hal biasa yang menjadi fitrah kehidupan manusia di bumi.

Dalam Pengajian Ramadan 1443 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rabu pagi (6/4), Adi lalu mengutip ayat 30-33 Surat Al-Baqarah. Menurutnya, kesangsian malaikat di ayat ini terkait misi khalifah manusia mengisyaratkan potensi terjadinya disrupsi.

Selain ayat-ayat Alquran, Adi Hidayat menyebut bahwa tema-tema disrupsi juga telah menjadi peringatan Rasulullah Saw. Sebagai contohnya, hadis-hadis riwayat Muslim sering memuat tentang kabar-kabar disrupsi akhir zaman dan tanda-tanda kiamat.

Hadis-hadis itu bahkan banyak yang telah terjadi. Misalnya dicabutnya para ulama’ yang diartikan sebagai banyaknya para ahli otoritatif di berbagai bidang keilmuan meninggal dan tidak memiliki pengganti.

Selain itu, tanda akhir zaman adalah ketika waktu bisa didekatkan dan pasar-pasar berdekatan. Lewat teknologi video call real time dan online shop yang mudah diakses, hadis itu kata Adi Hidayat semakin relevan.

Untuk menyikapi fenomena ini, Adi menyebut solusinya adalah mengedepankan dakwah dengan pendekatan aspek hikmah dibandingkan dengan pendekatan fikih. Mengutip Al-Baqarah ayat 129, Adi mengatakan bahwa pendekatan hikmah adalah metode para nabi dan rasul.

Di samping pendekatan hikmah, hal yang perlu dilakukan adalah melakukan mitigasi sebagaimana Rasulullah pada saat mengutus Muadz ibn Jabal ke Yaman. Pemetaan tantangan zaman dan kebutuhan sekaligus sosiologis umat mempengaruhi kesuksesan dakwah.

“Ternyata kalau kita padukan dengan Surat Lukman ayat ke-12 sampai 13, lalu dikonfirmasi lewat perilaku sesuai tema pengajian ini (Aktualisasi Perilaku Islami yang Mencerahkan di Era Disrupsi) dan Alquran 16 ayat 125, lahir perilaku mencerahkan di era disrupsi,” pungkasnya. (afn)

klik sumber berita ini

Artikel ini telah dibaca 9 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Agus Taufiqurrahman Ungkap Tiga Langkah Sederhana Internasionalisasi Muhammadiyah

21 September 2023 - 14:07 WIB

Pesan Persatuan dari Abdul Mu’ti kepada 25.000 KOKAM Menjelang Pemilu 2024

20 September 2023 - 21:59 WIB

Indonesia Darurat Judi Online: Penelitian Mengungkap Aktivitas Serius di Media Sosial

20 September 2023 - 09:15 WIB

MLH Didorong Bentuk Tim Khusus Membina Kesadaran Lingkungan di Masyarakat Akar Rumput

19 September 2023 - 16:14 WIB

Soroti Kejahatan Lingkungan, Ketua PP Muhammadiyah Singgung Konsesi SDA dan Nasionalisme

19 September 2023 - 13:52 WIB

Pantik Semangat, Nadiem Makarim: Sepuluh Tahun Lagi Mahasiswa UNISA Akan Menjadi Pemimpin Indonesia

18 September 2023 - 18:28 WIB

Trending di Muhammadiyah or id