Menu

Mode Gelap
UIN Bandung Berkomitmen Tingkatkan Kualitas Pembimbing Haji dan Umrah Gamelan Purbalaras, Menyusuri Harmoni Alat Musik Tradisional Sunda di Kota Bandung Kembali ke Buku: Pentingnya Literasi di Era Media Sosial Parenting: Upaya Mengelola Sikap Anak dan Remaja Ini Penjelasan Konsep Pendidikan Islami Menurut Kaprodi PAI UM Bandung

Muhammadiyah or id WIB

Ketua PP IPM Merespon Fenomena Pemuda Hijrah


 Ketua PP IPM Merespon Fenomena Pemuda Hijrah Perbesar

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA—Ketua Umum PP IPM Nashir Efendi mengatakan di tengah maraknya teknologi 4.0 muslim Indonesia justru semakin syari dan islami. Hal ini ditandai dengan maraknya gelombang Pemuda Hijrah yang kini menjadi identitas baru yang keren dan trendi di kalangan anak muda.

Mereka memanfaatkan kecanggihan teknologi sebagai medium untuk berdakwah Islam. Adanya fenomena Pemuda Hijrah ini dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya, popularitas buku ragam paham Islam seperti Salafi, Tarbawi, Tahriri, dan lain-lain. Faktor lainnya seperti topik ceramah yang ringan dan relate dengan kehidupan pergaulan anak muda.

Mereka juga kreatif dalam menghubungkan keislaman dengan aktivitas non dakwah seperti fotografi, desain, marketing, dan lain sebagainya.

“Sebagai contoh kemarin saya menemukan usaha bisnis foto praweding yang Islami, konsepnya tanpa ada sentuhan fisik. Ini merupakan hal unik karena relasi bisnis dan keislaman ada kaitannya,” ujar Nashir dalam Pengajian Ramadan PP Muhammadiyah pada Kamis (07/04).

Selain itu, para punggawa Pemuda Hijrah juga kerap mengkonstruksian identitas dengan transformasi dari nilai-nilai moralitas kesalehan menuju simbolisasi Islami yang menarik. Mereka juga berhasil mengisi kekosongan jiwa anak-anak muda yang dihantui rasa jenuh dengan konten-konten keagamaan yang mudah diakses di berbagai plaform sosial media.

Nashir kemudian menampilkan profil pelajar Islami IPM yang muatan di dalamnya tidak hanya simbolis semata. Profil tersebut terinspirasi dari teori maqashid syariah yang dikembangkan Imam al Ghazali dan Jasser Auda yang meliputi: menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, harta, dan lingkungan.

Nilai-nilai maqasidi di atas diderivasi menjadi indikator individu yang meliputi menjaga kemurnian tauhid, disiplin melaksanakan ibadah, sehat jiwa raga, pola hidup sehat, rajin membaca, dan lain sebagainya. Sementara indikator sosialnya menjaga hak-hak kebebasan beragama, melakukan gerakan anti rokok, gerakan literasi, tidak korupsi, gerakan menanam pohon, dan lain-lain.

“Kita ingin memberikan narasi alternatif bahwasannya narasi-narasi yang sering dicari di internet, kita berikan yang lebih subtantif,” tegas Nashir.

Dalam mendekati kawula muda, Nashir mengatakan IPM juga menggunakan pola yang sama dengan gerakan Pemuda Hijrah namun dengan substansi yang berbeda. Seperti menggunakan tokoh pihak ketiga dalam unggahan di media sosial seperti instagram, mengaitkan keislaman dengan aktivitas non dakwah, dan mengangkat tema-tema yang ringan dan menghindari topik-topik furu’iyyah.

“Pola-pola dari populisme Islam, Hijrah, dan lain sebagainya saya abstraksikan ulang untuk meng-create ulang dengan isi yang berbeda yang sesuai dengan ajaran Muhammadiyah,” tutur Nashir.

klik sumber berita ini

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Menjelang Pemilu 2024, Haedar Nashir Tegaskan Kembali Pandangan Muhammadiyah tentang Politik

30 September 2023 - 05:34 WIB

Healing Boleh, Tapi Jangan Meninggalkan Salat

29 September 2023 - 15:39 WIB

Mendekatkan Diri kepada Allah Melalui Wisata Halal

29 September 2023 - 13:23 WIB

Membuka Sekam 2023, Agung Danarto: Salat saja Tidak Cukup, juga Peduli Orang Miskin

27 September 2023 - 23:11 WIB

Pesan Haedar Nashir untuk IPM Periode 2023-2025: Rawat Kepribadian Tajdid untuk Bersaing di Era Antroposen 

27 September 2023 - 15:56 WIB

Bangunkan Kesadaran Lumbung Hidup, Haedar Nashir ajak Masyarakat Semangat Menanam

27 September 2023 - 12:35 WIB

Trending di Muhammadiyah or id