Menu

Mode Gelap
Anwar Abbas Dorong Negara Berlakukan Hukuman Tegas Kepada Koruptor Mayoritas Mahasiswanya Non Muslim, Inilah 8 Kampus Krismuha di Indonesia Menggali Era Literasi Digital: Fachrodin Award 2023 Sebagai Tonggak Baru Muhammadiyah Mantap! Japan Islamic Trust Sediakan Lahan di Tokyo Untuk Dibangun Sekolah Muhammadiyah Sejarah Berdirinya Pesantren Syamsul Ulum Ujungberung

Muhammadiyah or id WIB

Prof Emil Salim Jelaskan Tiga Krisis Dunia yang juga Dialami Indonesia


 Prof Emil Salim Jelaskan Tiga Krisis Dunia yang juga Dialami Indonesia Perbesar

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA—Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup Indonesia ke-1, Prof. Emil Salim dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah – ‘Aisyiyah ke-48 pada (9/4) menyebut bahwa dunia saat ini mengalami tiga krisis.

Pertama, krisis yang dihadapi dunia adalah covid-19. Di mana sejak awal 2020 covid-19 menyebar dari Wuhan ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Sumber virus ini adalah dari kelelawar.

Kuat dugaan, imbuh Prof. Emil, kelelawar ini mengalami gangguan dalam ekosistemnya sehingga menyebarkan virus covid-19.

Kedua, krisis yang dihadapi oleh dunia adalah perubahan iklim. Menurutnya sejak revolusi industri hingga sekarang iklim dunia mengalami kenaikan suhu bumi akibat pencemaran industri. Dunia sepakat melalui Persetujuan Paris, bahwa 2050 kadar pencemaran di bumi ini akan nol atau net zero sum.

“Akan tetapi Intergovernmental Panel on Climate Change pada Februari 2022 menyimpulkan bahwa cita-cita ini tidak dicapai. Bahkan kemungkinan besar, net zero sum harus dipercepat bukan 2050 tetapi 2040,” imbuhnya.

Prof. Emil menjelaskan bahwa, artinya pada 2040 semua Negara harus berusaha agar pencemaran yang dikeluarkan oleh industri dan manusia dunia untuk diserap sehingga pencemarannya menjadi nol. Dalam konteks Indonesia, menurutnya belum sampai di situ untuk mengurangi krisis lingkungan.

Ketiga, krisis yang dihadapi oleh dunia adalah dehumanisasi ilmu. Sejak revolusi industri pergeseran dari sumber energi alami seperti hewan sebagai tenaga untuk membantu kerja-kerja manusia. Akan tetapi kemudian berubah menggunakan serba mekanik, machinal dan robotic tanpa rasa kehidupan budaya, sosial, dan agama.

“Sehingga kendali unsur humanisme, unsur kemanusiaan budaya, sosial, dan agama letaknya kepinggir,” imbuhnya.

Dari ketiga krisis tersebut, Indonesia sebagai Negara beriklim tropis mengalami tantangan perubahan iklim, yang tentu saja hal ini juga menjadi permasalah dunia secara luas.

Prof. Emil menyebut akibat perubahan iklim ini Indonesia mengalami kelangkaan air minum khususnya di pulau-pulau, pertanian, pangan, kesehatan dan masih banyak yang lainnya.

Prof. Emil menambahkan, untuk mengatasi permasalah tersebut diperlukan pendekatan lokal atau kedaerahan dalam menanggapi perubahan iklim. Mengingat persebaran keterampilan – keahlian belum merata, maka perlu ditingkatkan pengembangan sumber daya manusia di daerah. Agar mampu secara mandiri menanggapi tantangan ini.

klik sumber berita ini

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Tiga Guru Besar Baru Dikukuhkan, UMM Target Miliki 58 Profesor Pada Akhir Januari 2024

2 December 2023 - 19:57 WIB

Metode Ini Disebut Paling Jitu Beri Kemanfaatan, Syauqi Dorong Setiap Kader Muhammadiyah Jadi Sociopreneur

2 December 2023 - 08:54 WIB

Hentikan Kekerasan Terhadap Perempuan, ‘Aisyiyah Dorong Posbakum Kawal Implementasi UU TPKS

1 December 2023 - 18:20 WIB

Apresiasi KH Ahmad Dahlan untuk Sains Dilandasi Penguasaannya Terhadap Al Qur’an dan Hadis

1 December 2023 - 16:45 WIB

Percaya ke Muhammadiyah, Seorang Katolik di Maumere Serahkan Tanah Dua Hektar untuk Dibangun Sekolah

1 December 2023 - 14:28 WIB

Kolaborasi, UM Mataram dan Majelis Tarjih PP Sosialisasikan Kalender Hijriah Global Terpadu untuk Provinsi Bali, NTT, dan NTB

1 December 2023 - 12:09 WIB

Trending di Muhammadiyah or id