Menu

Mode Gelap
Tim PPK Ormawa Hima PAI UM Bandung Menuju Abdidaya Nasional 2023 Unisa Bandung Jadi Tuan Rumah Munas Aslama PTMA Rumah Sakit Muhammadiyah Jangan Merasa Aman di Zona Nyaman UM Bandung dan IPG Kampus Perlis Lakukan Pertemuan Kerja Sama, Salah Satunya Soal Penelitian Agar Siap Terjun ke Masyarakat, Mahasiswa PAI UM Bandung Dibekali Ilmu dan Tata Cara Pemulasaraan Jenazah

Muhammadiyah News Network WIB

Nilai-Nilai Islam Perwujudan Tauhid | PWMU.CO


 Nilai-Nilai Islam Perwujudan Tauhid | PWMU.CO Perbesar

Dr M Saad Ibrahim MA menjelaskan Nilai-Nilai Islam Perwujudan Tauhid (Istimewa/PWMU.CO)

Nilai-Nilai Islam Perwujudan Tauhid, liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik.

PWMU.CO – Dr M Saad Ibrahim menjelaskan tentang nilai-nilai Islam yang dikaitkan dengan tauhid pada Pengajian Ramadhan 1443 Mugeb Schools yang diikuti oleh seluruh guru dan karyawan, di SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik, Jumat (8/4/2022).

Saad menjelaskan, di antara yang termasuk nilai Islam adalah tidak boleh merendahkan orang lain.

“Kita merendahkan orang itu artinya kita menempatkan orang di bawah kita. Kita sombong juga meletakkan diri kita lebih tinggi dari orang yang bersangkutan. Apakah kita tidak boleh sombong? Boleh, dalam konteks perang kita boleh sombong,” terangnya.

Saad kemudian memberi contoh ketika Nabi Sulaiman menolak hadiah dari Ratu Balqis dan menyampaikan kepada para utusannya yang disebutkan dalam an-Naml ayat 38. 

“Kembalilah kepada mereka! Sungguh, Kami pasti akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak mampu melawannya, dan akan kami usir mereka dari negeri itu (Saba’) secara terhina dan mereka akan menjadi (tawanan) yang hina dina.”

“Itu kan kesombongan. Itu perang,” jelasnya.

Saad mengingatkan, seorang pimpinan harus paham situasi, apakah sedang dalam keadaan perang atau tidak. Situasi perang adalah situasi khusus sehingga bersikap sombong adalah tepat. Namun dalam situasi normal bersikap sombong tidak dibenarkan. 

“Lha itu kalau nggak tahu kalau itu situasi khusus disikapi dengan hukum normal. Jangan situasi khusus disikapi dengan hukum normal, juga situasi normal jangan disikapi khusus. Jadi supaya tepat,” jelasnya.

Nilai Empati

Selanjutnya Saad menjelaskan salah satu nilai Islam adalah empati yang didapatkan dari puasa.

“Karena kita tidak boleh merendahkan orang, dan kita dalam konteks kesejahteraan dalam konteks kehidupan itu berbeda-beda, maka puasa mengajarkan kita untuk tidak sekedar simpati kepada orang, tapi lalu ditingkatkan pada empati,” terangnya.

Menurutnya sikap simpati adalah sikap yang baik namun seseorang masih mengambil jarak dengan orang lain. Akan tetapi sikap empati lebih mendorong seseorang masuk ke dalam jiwa orang lain yang kehidupannya lebih rendah.

“Dengan puasa itu kita merasakan. Karena salah satu hikmah puasa itu adalah merasakan penderitaan orang-orang fakir dan miskin,” jelasnya.

Menurutnya, puasa dapat membangun jiwa umat Islam untuk memusuhi kesyirikan yang berimplikasi pada kezaliman.

“Maka posisi yang paling rendah relasi kita dengan manusia itu posisi simpati. Tapi simpati itu sering kali tidak mendorong kita berbuat lebih baik lagi, kecuali empati,” tandasnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

sumber berita by [pwmu.co]

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Tim PPK Ormawa Hima PAI UM Bandung Menuju Abdidaya Nasional 2023

8 December 2023 - 20:56 WIB

Unisa Bandung Jadi Tuan Rumah Munas Aslama PTMA

8 December 2023 - 16:55 WIB

Rumah Sakit Muhammadiyah Jangan Merasa Aman di Zona Nyaman

8 December 2023 - 12:53 WIB

PCM Patrol Indramayu Belajar SIM Keuangan Terpadu ke PDM Kabupaten Cirebon

8 December 2023 - 11:31 WIB

UM Bandung dan IPG Kampus Perlis Lakukan Pertemuan Kerja Sama, Salah Satunya Soal Penelitian

8 December 2023 - 08:51 WIB

Agar Siap Terjun ke Masyarakat, Mahasiswa PAI UM Bandung Dibekali Ilmu dan Tata Cara Pemulasaraan Jenazah

8 December 2023 - 00:48 WIB

Trending di Muhammadiyah News Network