Menu

Mode Gelap
UIN Bandung Berkomitmen Tingkatkan Kualitas Pembimbing Haji dan Umrah Gamelan Purbalaras, Menyusuri Harmoni Alat Musik Tradisional Sunda di Kota Bandung Kembali ke Buku: Pentingnya Literasi di Era Media Sosial Parenting: Upaya Mengelola Sikap Anak dan Remaja Ini Penjelasan Konsep Pendidikan Islami Menurut Kaprodi PAI UM Bandung

Muhammadiyah or id WIB

Tiga Identifikasi Sederhana Mengetahui Kadar Taqwa Menurut Haedar Nashir


 Tiga Identifikasi Sederhana Mengetahui Kadar Taqwa Menurut Haedar Nashir Perbesar

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Menjalankan ibadah puasa bukan hanya sekedar menghitung jumlahnya, akan tetapi seberapa besar dampaknya aktivitas ibadah puasa itu terhadap ketaqwaan seorang hamba. Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, jangan sampai semakin bertambah usia seorang hamba dan semakin banyak frekuensi ibadah puasanya namun tidak termanifestasi nyata dalam ketaqwaannya kepada Allah SWT.

Merujuk kepada akar katanya, taqwa itu sebangun dengan kata waspada. Maka Haedar mengingatkan kepada seorang muslim yang bertaqwa untuk senantiasa waspada agar tidak melanggar, meninggalkan perintah Allah, dan waspada akan melakukan hal-hal buruk yang dilarang-Nya.

Merujuk Al Qur’an Surat Ali Imran ayat 134, Haedar menyebutkan bahwa identifikasi sederhana yang pertama atas ketaqwaan seorang hamba adalah senantiasa berinfak – shadaqah baik itu di waktu lapang maupun sempit.

“Di kala lapang maupun sempit kita masih bisa berinfak dan bersedekah itulah orang bertaqwa, sesuai dengan kadar kemampuan kita”. Ucap Haedar pada (14/4) di acara Kajian Ramadan Berkah yang diadakan SMP Labschool Cirendeu UNJ.

Identifikasi yang kedua adalah menahan marah. Menurutnya, di era media sosial sekarang ini amat susah menahan marah. Bahkan tidak jarang dijumpai di medsos, bahwa menegakkan agama pun dengan kemarahan. Meskipun punya alasan untuk marah, akan tetapi lebih baik untuk menahan marah. Atau di sisi lain, sambung Haedar, bukan kita yang marah tapi dari konten yang kita tampilkan memicu kemarahan dari orang lain.

“Ada memang di hal-hal tertentu kita boleh marah, tetapi tetap marah karena prinsip yaitu marahnya orang beriman, marahnya orang bertauhid, bukan marahnya orang yang liar, orang yang bebas mengumbar hawa nafsu,” tuturnya.

Identifikasi selanjutnya atau yang ketiga adalah memberi maaf kepada orang lain. Perilaku ini terkesan berat dilakukan, terlebih memberi maaf kepada orang yang telah berbuat salah dan kita berada pada keadaan yang benar. “Ini taqwa tingkat tinggi,” imbuhnya.

Tiga identifikasi sederhana ini menurut Haedar Nashir untuk bisa dijadikan parameter atau indeks tahunan. Menurutnya, jika ketiga identifikasi sederhana ketaqwaan ini meningkat maka besar kemungkinan ibadah puasa yang dilakukan itu berhasil.

klik sumber berita ini

Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Menjelang Pemilu 2024, Haedar Nashir Tegaskan Kembali Pandangan Muhammadiyah tentang Politik

30 September 2023 - 05:34 WIB

Healing Boleh, Tapi Jangan Meninggalkan Salat

29 September 2023 - 15:39 WIB

Mendekatkan Diri kepada Allah Melalui Wisata Halal

29 September 2023 - 13:23 WIB

Membuka Sekam 2023, Agung Danarto: Salat saja Tidak Cukup, juga Peduli Orang Miskin

27 September 2023 - 23:11 WIB

Pesan Haedar Nashir untuk IPM Periode 2023-2025: Rawat Kepribadian Tajdid untuk Bersaing di Era Antroposen 

27 September 2023 - 15:56 WIB

Bangunkan Kesadaran Lumbung Hidup, Haedar Nashir ajak Masyarakat Semangat Menanam

27 September 2023 - 12:35 WIB

Trending di Muhammadiyah or id