Menu

Mode Gelap
Agar Siap Terjun ke Masyarakat, Mahasiswa PAI UM Bandung Dibekali Ilmu dan Tata Cara Pemulasaraan Jenazah Guru Tetap Jadi Penentu Meski Teknologi Mengubah Dunia Pendidikan Merasakan Hidup Bersama Nabi Muhammad Saw Panwascam Astanaanyar Kota Bandung Terus Matangkan Pengawasan Logistik Pemilu 2024 BPR Bank “Wong Cilik” – bandungmu.com

Muhammadiyah or id WIB

Surat Al-Ma’un Adalah DNA-nya Orang Muhammadiyah


 Surat Al-Ma’un Adalah DNA-nya Orang Muhammadiyah Perbesar

MUHAMMADIYAH.OR.ID, JAKARTA – Surat Al-Ma’un merupakan salah satu surat paling populer bagi warga Muhammadiyah. Dari surat ini, bahkan terlahir apa yang dinamakan sebagai ‘teologi Al-Ma’un’, pikiran yang mendasari lahirnya gerakan amal dan khidmat sosial Muhammadiyah.

Menurut Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PP Muhammadiyah, Faiz Rafdhi, pemaknaan Surat Al-Ma’un di kalangan Muhammadiyah selaras dengan poin pertama dan poin kedua Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu “Hidup manusia harus berdasar tauhid, bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah SWT”, dan “Hidup manusia itu bermasyarakat.”

“Orang yang agamanya baik, yang tauhidnya baik, pasti saat bermasyarakat juga baik,” tutur Faiz dalam program Ideologi Muhammadiyah di Tvmu, Senin (11/4).

“Jadi bagi warga Muhammadiyah, bagi murid-murid Kiai Dahlan, orang akan dianggap pendusta agama jika menghardik anak yatim, tidak menyantuni mereka, tidak membuat cerdas anak yatim, tidak membuat anak yatim menjadi orang-orang yang mandiri dari orang lain,” ungkapnya.

Selain kepada anak yatim, umat muslim juga akan disebut sebagai pendusta agama jika tidak peduli terhadap orang fakir-miskin atau bahkan jika dalam beribadah itu seseorang melakukannya karena riya’ atau ingin mendapatkan citra yang baik dari orang lain.

“Maka inilah yang kemudian jadi DNA Muhammadiyah, DNA Muhammadiyah adalah teologi Al-Ma’un. Yaitu orang yang senantiasa tidak menghardik anak yatim. Maka berdiri panti asuhan di manapun itu adalah dalam rangka tidak mendustakan agama. Kemudian kita memberi fakir miskin. Dan terakhir dalam beribadah kita tidak riya’,” ungkapnya.

Nilai terakhir dari pemaknaan Surat Al-Ma’un, adalah sifat inklusif. Yakni beramal baik untuk menolong siapapun tanpa melihat latar belakang agama, suku, dan organisasi.

“Marilah kita tidak segan-segan menolong orang lain, jangan dilihat karena mazhabnya, jangan dilihat itu karena sama-sama warga Muhammadiyah, tetapi sama-sama kemanusiaan, sama-sama ciptaan Tuhan. Inilah yang diajarkan oleh Kiai Ahmad Dahlan bahwa hidup manusia adalah bermasyarakat sehingga aspek-aspek ini menjadi penting,” pungkas Faiz. (afn)

klik sumber berita ini

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Rumah Sakit Muhammadiyah Jangan Merasa Aman di Zona Nyaman; Nanti Ketinggalan yang Lain

7 December 2023 - 15:47 WIB

Menko PMK Ungkap Peluang Beasiswa Mahasiswa Kampus Swasta dan Negeri Sama

7 December 2023 - 11:29 WIB

Muhammadiyah Bakal Bangun Dua Rumah Sakit Premium dan Standar Internasional

7 December 2023 - 10:15 WIB

Dukung Pemerintah, RS Tertua Milik Muhammadiyah ini Komitmen Cegah Stunting

6 December 2023 - 17:18 WIB

Globalisasi dan Kemiskinan Jadi Tantangan, Bambang Setiadji Sarankan Buat Kebijakan Strategis Bidang Pangan dan Teknologi

6 December 2023 - 16:09 WIB

Tafsir Ungkap Rahasia Bahagia dalam Ajaran Islam

6 December 2023 - 12:23 WIB

Trending di Muhammadiyah or id