Menu

Mode Gelap
UIN Bandung Berkomitmen Tingkatkan Kualitas Pembimbing Haji dan Umrah Gamelan Purbalaras, Menyusuri Harmoni Alat Musik Tradisional Sunda di Kota Bandung Kembali ke Buku: Pentingnya Literasi di Era Media Sosial Parenting: Upaya Mengelola Sikap Anak dan Remaja Ini Penjelasan Konsep Pendidikan Islami Menurut Kaprodi PAI UM Bandung

Muhammadiyah or id WIB

Iman bagi Orang Muhammadiyah Harus Terintegrasi dengan Ilmu dan Amal Saleh


 Iman bagi Orang Muhammadiyah Harus Terintegrasi dengan Ilmu dan Amal Saleh Perbesar

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA— Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Agung Danarto menyebut bahwa konsep keiman di Muhammadiyah tidak berdiri sendiri, melainkan selalu terintegrasi dengan ilmu dan amal saleh.

Hal itu tercermin dalam Perguruan Tinggi Muhammadiyah – ‘Aisyiyah (PTMA) yang tidak dikotomis dalam memandang antara ilmu-ilmu agama dengan ilmu umum. Sedangkan di tempat atau kelompok Islam lain masih banyak yang melakukan dikotomi terhadap ilmu pengetahuan.

Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini menjelaskan bahwa, dalam pandangan Muhammadiyah tugas manusia di muka bumi ada dua yakni sebagai hamba untuk ibadah, dan menciptakan rahmat bagi alam semesta.

Melihat hal itu, dalam Tausiyah Online pada, Ahad (17/4) yang diadakan PWM DI. Yogyakarta Agung menjelaskan bahwa untuk menciptakan kesuksesan dalam dua tugas tersebut, manusia membutuhkan ilmu agar bisa beramal saleh dan menciptakan kerahmatan bagi seluruh alam.

“Dalam konsep keimanan di Muhammadiyah selalu terintegrasi antara iman dan amal saleh, iman, ilmu, dan amal. Iman harus menjadi dasar, harus berilmu, serta harus diaktualisasikan menjadi amal saleh,” tuturnya.

Berimannya seseorang menurut Agung tidak cukup hanya sampai di bibir dan hati saja, karena dalam pandangan Muhammadiyah, keimanan seseorang harus mewujud menjadi amal saleh. Lebih jauh dia menjelaskan, bahwa tugas muslim sebagai rahmat seluruh alam pada ujungnya adalah khairunnas anfauhum linnas atau sebaik-baik manusia ialah yang berguna bagi sesama.

“Untuk anfauhum linnas dibutuhkan skill, kemampuan, sains, teknologi, sekolah, pendidikan, dan lain sebagainya. Semuanya terintegrasi dalam konsep keberagamaan,” ungkapnya.

Konsep integrasi iman, ilmu, dan amal tersebut yang menjadikan landasan Muhammadiyah bersikap terhadap adanya pandemi covid-19.  Fatwa yang diproduksi oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah dalam masalah ini tidak hanya menggunakan perspektif agama, namun juga melibatkan ahli-ahli di bidang lain.

“Majelis Tarjih mengintegrasikan dengan ilmu agama yang akhirnya kemudian putusan-putusan Muhammadiyah sangat bernuansa ilmu pengetahuan,” ungkapnya.

Sementara itu, menurutnya konsep integrasi dan interkoneksi yang dimiliki oleh Muhammadiyah ini menjadikan Muhammadiyah on the track dalam membangun peradaban kedepan. Dalam pandangan Agung, membangun peradaban tidak bisa dilakukan secara sepihak.

klik sumber berita ini

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Menjelang Pemilu 2024, Haedar Nashir Tegaskan Kembali Pandangan Muhammadiyah tentang Politik

30 September 2023 - 05:34 WIB

Healing Boleh, Tapi Jangan Meninggalkan Salat

29 September 2023 - 15:39 WIB

Mendekatkan Diri kepada Allah Melalui Wisata Halal

29 September 2023 - 13:23 WIB

Membuka Sekam 2023, Agung Danarto: Salat saja Tidak Cukup, juga Peduli Orang Miskin

27 September 2023 - 23:11 WIB

Pesan Haedar Nashir untuk IPM Periode 2023-2025: Rawat Kepribadian Tajdid untuk Bersaing di Era Antroposen 

27 September 2023 - 15:56 WIB

Bangunkan Kesadaran Lumbung Hidup, Haedar Nashir ajak Masyarakat Semangat Menanam

27 September 2023 - 12:35 WIB

Trending di Muhammadiyah or id