Menu

Mode Gelap
UIN Bandung Berkomitmen Tingkatkan Kualitas Pembimbing Haji dan Umrah Gamelan Purbalaras, Menyusuri Harmoni Alat Musik Tradisional Sunda di Kota Bandung Kembali ke Buku: Pentingnya Literasi di Era Media Sosial Parenting: Upaya Mengelola Sikap Anak dan Remaja Ini Penjelasan Konsep Pendidikan Islami Menurut Kaprodi PAI UM Bandung

Muhammadiyah News Network WIB

Muhammadiyah Tak Perlu Menggembar-gemborkan Toleransi, karena Sudah Mempraktikkan – PWMU.CO


 Muhammadiyah Tak Perlu Menggembar-gemborkan Toleransi, karena Sudah Mempraktikkan – PWMU.CO Perbesar

Dr Phil Ahmad Norma: Muhammadiyah Tak Perlu Menggembar-gemborkan Toleransi, karena Sudah Mempraktikkan. (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Muhammadiyah Tak Perlu Menggembar-gemborkan Toleransi, karena Sudah Mempraktikkan, liputan Mohamad Su’ud, kontrinutor PWMU.CO Lamongan.

PWMU.CO – Tidak semua tren kita tiru. Di ujung penghidupan keahlian dan kontribusi yang lebih dibutuhkan. Muhammadiyah tidak tertarik pemikiran yang tidak bisa dilakukan. 

Demikian paparan yang disampaikan oleh Dr Phil Ahmad Norma Permata SAg MA Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam acara Baitul Arqom yang diikuti oleh Pimpinan Cabang istimewa Muhammadiyah (PCIM) sedunia, Ahad, (17/4/2022).

Acara yang digelar melalui Zoom ini mengambil tema Penguatan Kelembagaan, Amal Usaha, dan Internasionalisasi Dakwah dan Pemikiran Muhammadiyah.

“Bicara toleransi dan persaudaraan, Muhammadiyah sudah memiliki MDMC, Lazismu, majelis-majelis. Semua orientasinya menolong orang,” tandas dosen Sosiologi, UIN Yogyakarta, ini.

Bukti Konkret

Norma memberikan bukti konkret, semisal Universitas Muhammadiyah Kupang yang 70 persen mahasiswanya Katolik. Dosenya juga banyak yang Katolik. “Jadi, kita tidak pernah menggembar-gemborkan toleransi. Sebagai bahan diskusi boleh (tapi yang penting praktiknya),” tegasnya.

Menurut Norma, kita tidak perlu tergiur dengan pemikiran lain. Yang sudah ada sudah cukup, tinggal mengaktualisasikan. “Konsep Darul Ahdi wa Syahadah, sudah tersedia, tinggal mengaktualkan ke dalam nilai Islam. Tidak lagi mempertanyakan, negara kita bentuk apa,” papar doktor Westfalische Wilhelms Universitat Muster, ini.

Norma juga mengingatkan bahwa Muhammadiyah sudah melakukan, bukan sekedar apa yang dipahami. “Bukan hanya gagasan, tapi apa yang sudah diijalankan dan diprogramkan Muhammadiyah,” ungkap lulusan S1 Universitas Muhammadiyah Surakarta, ini.

Di bagian lain, norma menyinggung tentang konsep pendidikan Muhammadiyah, bahwa selama ini Muhammadiyah menyelenggarakan gerakan sekolahan, untuk memutus nisbat dari orang tua kepada keahliannya. “Muhammadiyah dengan adanya sekolahan, anak bisa mengembangkan keahliannya, bukan ikut pekerjaan orangtua,” tambahnya. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

sumber berita by [pwmu.co]

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

UIN Bandung Berkomitmen Tingkatkan Kualitas Pembimbing Haji dan Umrah

30 September 2023 - 00:28 WIB

Gamelan Purbalaras, Menyusuri Harmoni Alat Musik Tradisional Sunda di Kota Bandung

29 September 2023 - 20:27 WIB

Kembali ke Buku: Pentingnya Literasi di Era Media Sosial

29 September 2023 - 16:26 WIB

Gelar Pelatihan Pemulasaran Jenazah, MPKS Kota Kudus Ingin Aksi Nyata Kemandirian Ranting – Muriamu.ID

29 September 2023 - 15:12 WIB

Parenting: Upaya Mengelola Sikap Anak dan Remaja

29 September 2023 - 12:25 WIB

MPKS Kota Kudus Gelar Pelatihan Pemulasaran Jenazah Untuk Ranting, Ini Harapan PCM Kota Kudus – Muriamu.ID

29 September 2023 - 11:10 WIB

Trending di Muhammadiyah News Network