Menu

Mode Gelap
Peran Perguruan Tinggi Tingkatkan Skill Mahasiswa, Begini Tanggapan Wamen Ketenagakerjaan 6 Langkah Strategi Sukses Pemasaran Produk Eiger Adventure yang Kudu Diteladani UMKM Menyoal Rencana BNPT Kontrol Rumah Ibadah Tiga Pesan Penting Ketua PP Muhammadiyah Untuk Ribuan Mahasiswa Baru UM Bandung Universitas Muhammadiyah Bandung Kukuhkan 1.700 Mahasiswa Baru

Muhammadiyah News Network WIB

Lika-Liku Penyebaran Islam di Eropa, dari Diskriminasi hingga Tekanan Politisi


 Lika-Liku Penyebaran Islam di Eropa, dari Diskriminasi hingga Tekanan Politisi Perbesar

Bandung, InfoMu.co –  Islam menjadi jembatan ilmu pengetahuan di benua Eropa untuk meraih ilmu pengetahuan di Timur Tengah.

Pun hal tersebut menjadi alasan bangsa Eropa menjajah dan menyebarkan paham imperialisme di negara-negara Islam seperti Lebanon, Irak, dan sebagainya.

Pembahasan mengenai itu mengemuka pada acara “Dialog Ramadahan: Islam dan Muhammadiyah di 5 Benua” yang diselenggarakan LPPAIK UM Bandung, Sabtu (16/04/2022).

Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Prancis, Muhammad Fahri Kholid mengatakan, pada 1915 kekuatan Islam di Eropa mengalami penurunan drastis akibat kekalahan Kesultanan Ottoman.

”Kekalahan tersebut terjadi karena adanya perlawanan dari bangsa Arab yang dibantu oleh negara Inggris diselingi iming-iming mendapatkan tanah Palestina,” ucap Fahri, yang juga bendahara PCIM Prancis itu.

Setelah berakhirnya peradaban dunia dan Persarikatan Bangsa-Bangsa (PBB), umat Islam yang berasal dari negara jajahan melakukan imigrasi salah satunya ke benua Eropa.

”Banyaknya imigran di Eropa membuat Islam mulai berkembang yang ditandai dengan adanya pendirian toko halal dan sekolah-sekolah yang mengkaji ilmu-ilmu Islam,” lanjutnya.

Berkembangnya Islam di Eropa tidak terlepas dari perlakuan diskriminasi dari orang Eropa kepada imigran muslim.

”Misalnya, wanita muslim yang memakai jilbab mengalami diskriminasi dalam mencari pekerjaan,” tanggap pria yang berkuliah di Université Lumière Lyon 2 tersebut.

Perkembangan Islam di Prancis dan Inggris

Islam di negara yang memiliki menara Eiffel ini mengalami perkembangan yang pesat, yang ditandai adanya masjid dan institut pendidikan yang mempelajari Islam.

”Pemerintah Prancis sangat membantu kemajuan pendidikan Islam, tetapi mereka juga membatasi apa yang akan dipelajari pada kurikulumnya tersendiri,” tegasnya.

Selain itu, ternyata perkembangan Islam di Prancis memunculkan pro dan kontra khususnya pada bidang politik.

Banyaknya orang Islam di Prancis akan mempengaruhi proses pemilihan dan penentuan presiden yang berpengaruh pada kebijakan bagi umat muslim.

”Dan jika presiden yang pro Islam terpilih, maka kebijakan pemerintah akan semakin mengalami perubahan dan berpihak kepada umat Islam,” ungkapnya.

Sedangkan di Inggris, anak-anak yang ingin mempelajari Islam mengalami tekanan dari beberapa politisi yang kontra dengan umat muslim.

Kendati seperti itu tidak menghalangi umat Islam untuk mengembangkan agamanya di negara Ratu Elizabet II berada itu.

”Banyak cara untuk mempelajari Islam untuk anak-anak muslim yang lahir di Eropa dengan kondisi lingkungan bebas seperti itu,” tinjau Fahri. (Firman Katon/SM)

sumber berita dari infomu.co

Artikel ini telah dibaca 10 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Peran Perguruan Tinggi Tingkatkan Skill Mahasiswa, Begini Tanggapan Wamen Ketenagakerjaan

22 September 2023 - 03:31 WIB

6 Langkah Strategi Sukses Pemasaran Produk Eiger Adventure yang Kudu Diteladani UMKM

21 September 2023 - 23:30 WIB

Menyoal Rencana BNPT Kontrol Rumah Ibadah

21 September 2023 - 19:29 WIB

Tiga Pesan Penting Ketua PP Muhammadiyah Untuk Ribuan Mahasiswa Baru UM Bandung

21 September 2023 - 11:28 WIB

Muhammadiyah Siap Ambil Bagian dalam Gelaran Bulan Solidaritas Palestina 2023

21 September 2023 - 06:06 WIB

UM Bandung Gelar PESONAMU, 1.700 Mahasiswa Baru Dikukuhkan

21 September 2023 - 02:05 WIB

Trending di Muhammadiyah News Network