Menu

Mode Gelap
Prodi Ekonomi Syariah FAI Universitas Siliwangi Gelar Workshop Bisnis Digital Angkatan Muda Muhammadiyah Garut Gelar Sosialisasi PERDA Penyelenggaraan Perlindungan Anak Pendampingan Islamic Financial Literacy, PPM Universitas Siliwangi Cegah Akses Bank Emok Menguak Peran Penting Saudagar Batik dalam Perkembangan Muhammadiyah di Garut Al-Quran Bukan Sekadar Peraturan Hukum, Melainkan Kitab Petunjuk

Muhammadiyah or id WIB

Kiai Ahmad Dahlan Merupakan Man of Action sekaligus Man of Thought


 Kiai Ahmad Dahlan Merupakan Man of Action sekaligus Man of Thought Perbesar

MUHAMMADIYAH.OR.ID, MALANG—Sebagai organisasi yang memiliki akar sejarah yang kuat, pertanyaan seputar intelektualisme Kiai Ahmad Dahlan menjadi sorotan dalam menggambarkan esensi gerakan Muhammadiyah. Sebagian ahli telah menggolongkan Sang Pencerah sebagai “man of action” karena kelangkaan peninggalan karya tertulis darinya, namun apakah ini benar?

Dalam menyingkap esensi pemikiran dan tindakan Kiai Dahlan, Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Pradana Boy menyampaikan pandangannya dalam Seminar Rakernas Tarjih pada Sabtu (22/07) di Universitas Muhammadiyah Malang.

Pradana Boy menjelaskan bahwa meskipun peninggalan tulisannya terbilang langka, hal itu tidak menghilangkan aspek intelektual dalam sosok Kiai Ahmad Dahlan. Beliau adalah sosok “Man of Thought” dan “Man of Action” sekaligus. Ahmad Dahlan melakukan implementasi ajaran al-Qur’an, namun tidak dapat dipisahkan dari refleksi dan pemikiran sebelum melangkah ke aksi. Refleksi dan pemikiran inilah yang menjadi elemen intelektualisme dalam peran beliau.

“Moeslim Abdurrahman menyebut Kiai Ahmad Dahlan sebagai seorang ilmuwan sosial profetik, tokoh yang berkonsep dan mengerjakan konsepnya untuk masyarakat luas. Kehebatan beliau terletak pada kemampuannya membaca tanda zaman dan relevansi konsepnya hingga saat ini,” ungkap Pradana Boy.

Muhammadiyah sebagai gerakan intelektual turut memegang prinsip-prinsip penting yang mencerminkan esensi pemikiran Kiai Ahmad Dahlan. Beberapa indikator tersebut adalah kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah, yang lebih bermakna sebagai pembebasan daripada pembatasan, revitalisasi ijtihad, penggunaan rasio dalam beragama, dan dialog peradaban.

“Muhammadiyah telah menghidupkan kembali nilai-nilai intelektual yang ditanamkan oleh Kiai Ahmad Dahlan, dan prinsip-prinsip ini menjadi landasan filosofis pembaruan Islam yang berarti,” tambah Pradana Boy.

Dengan mengusung semangat intelektualisme dan memperkuat kembali prinsip-prinsip yang telah diletakkan oleh pendiri Muhammadiyah, gerakan ini tetap relevan dan menjadi kekuatan yang mampu beradaptasi dengan zaman. Keberlanjutan dari pemikiran dan aksi Kiai Ahmad Dahlan dapat dijadikan sebagai inspirasi untuk terus bergerak maju dalam upaya membawa kemajuan dan pembaruan bagi masyarakat luas.

Hits: 0

sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

Artikel ini telah dibaca 6 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Apakah Benar Nabi Muhammad Saw tidak Bisa Membaca dan Menulis (Ummiy)?

4 October 2023 - 16:18 WIB

Musim Kemarau Panjang; Berikut Tata Cara Salat Istisqa’ Menurut Majelis Tarjih PP Muhammadiyah

4 October 2023 - 15:11 WIB

Hadiri Simposium di Amerika Serikat, Sekum PP Muhammadiyah Beberkan Masalah Kebebasan Beragama di Indonesia

3 October 2023 - 21:45 WIB

Abdul Mu’ti Berharap Penelitian dari Perguruan Tinggi Berdampak Konkrit Mengatasi Masalah Masyarakat

3 October 2023 - 12:16 WIB

Dilantik Sebagai Rektor UM Parepare Masa Jabatan 2023-2025, Jamaluddin Ahmad Bawa Tiga Fokus Agenda Memajukan Universitas

3 October 2023 - 10:48 WIB

Mengungkap Peran Pedagang Batik dalam Perkembangan Muhammadiyah di Garut

2 October 2023 - 13:47 WIB

Trending di Muhammadiyah or id