Menu

Mode Gelap
Attitude, Perjanjian Tak Tertulis Pebisnis! Prodi Ekonomi Syariah FAI Universitas Siliwangi Gelar Workshop Bisnis Digital Angkatan Muda Muhammadiyah Garut Gelar Sosialisasi PERDA Penyelenggaraan Perlindungan Anak Pendampingan Islamic Financial Literacy, PPM Universitas Siliwangi Cegah Akses Bank Emok Menguak Peran Penting Saudagar Batik dalam Perkembangan Muhammadiyah di Garut

Muhammadiyah or id WIB

Resepsi Milad ke-62 IPM; Merajut Karya, Berdaya Bersama


 Resepsi Milad ke-62 IPM; Merajut Karya, Berdaya Bersama Perbesar

MUHAMMADIYAH.OR.ID, YOGYAKARTA – Tahun 2023 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menginjakkan umur yang ke-62. Resepsi Milad 62 IPM ini dihelat secara meriah di Auditorium Direktorat Pendidikan Tinggi Gedung D Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Jakarta, pada Ahad (23/7).

Sebagaimana dalam siaran pers yang diterima redaksi muhammadiyah.or.id, disebutkan bahwa sejak berdiri pada 18 Juli 1961, IPM telah menorehkan banyak prestasi yang kebermanfaatannya tidak hanya dapat dirasakan para kader-kadernya saja, tetapi juga bangsa. 

Milad ke-62 IPM ini mengangkat tema “Merajut Karya, Berdaya Bersama”. Secara daring juga, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengapresiasi atas perjalanan IPM selama 62 tahun berjalan dalam Resepsi Milad 62 IPM.

“Milad merupakan momentum untuk menggarap dunia pelajar yang dinamikanya luar biasa, semoga IPM dapat merambah ke berbagai ranah sebagai gerakan inklusif. IPM merupakan sumber penting kaderisasi Muhammadiyah yang membantu Muhammadiyah di era globalisasi dalam pengembangan sumber daya insaninya,” pesan Haedar.

Maka, momentum Milad 62 IPM ini menjadi momentum refleksi bagi IPM. Seperti yang dikatakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) Nashir Efendi dalam Pidato Milad 62 IPM yang disampaikan.

“Di momen Milad 62 IPM, mari kita refleksikan apa yang telah kita lakukan selama ini, setidaknya dari 61 sampai 62 ini apa saja yang telah kita berikan. Jangan jadikan IPM sebagai organisasi kumpul-kumpul saja, tetapi menjadi organisasi yang meningkatkan spiritualitas dan intelektualitas,” ujar Nashir.

Dalam Keynote Speech-nya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim, mengatakan Indonesia 2045 menuntut akselerasi, Kemendikbud Ristek mengusahakan perubahan, salah satunya dengan adanya Kurikulum Merdeka Belajar.

“Kemendikbud Ristek memberikan keleluasaan lebih luas melalui Merdeka Belajar, kreativitas muncul dari kebebasan. Semangatnya selaras dengan ideologi Muhammadiyah, berkemajuan. Harapannya IPM akan melahirkan pelajar Indonesia yang berilmu dan berakhlak mulia,” tutur Nadiem secara daring.

Tidak hanya pelaksanaan Resepsi Milad 62 IPM saja yang terselenggara, dalam rangkaian kegiatan ini juga digelar sarasehan dengan beberapa pakar nasional, di antaranya Alia Noorayu Laksono (Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Komunikasi dan Hubungan Internasional), Aminuddin Aziz (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud Ristek), Sofyan Sjaf (Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB), dan Meuthia Ganie Rochman (Sosiolog FISIP Universitas Indonesia).

Alia menyampaikan betapa pentingnya sociopreneur bagi pemuda Indonesia karena tidak hanya akan mencapai tujuan ekonomis saja, tetapi juga tujuan sosial. Hal itu dapat dilakukan salah satunya dengan berorganisasi.

“Organisasi sangat penting karena dapat membuka pikiran, relasi, dan menemukan hal-hal baru. Berorganisasi sangat penting karena akan mendapat ilmu kepemimpinan yang tidak dapat didapatkan di sekolah,” kata Alia

Lebih lanjut, Amin memaparkan terkait pentingnya pendidikan bagi bangsa, salah satunya adalah untuk memajukan tingkat literasi Indonesia yang masih berada di tingkat yang rendah.

“Data literasi kita, baik di sistem persekolahan, bangku kuliah, maupun masyarakat kalau dikaji dari tingkat manapun itu masih rendah. Ini tantangan besar, kalian yang berhimpun dalam IPM punya tanggung jawab moral, kalian menjadi bagian dari elit dalam dunia pendidikan,” ungkap Amin.

Tak kalah menarik, Meuthia menjelaskan bahwa organisasi menjadi salah satu indikasi kemajuan suatu bangsa karena organisasi adalah kendaraan menuju perubahan. 

“Banyaknya ruang ruang yang diciptakan oleh Artificial Intelligence (AI) yang butuh diisi oleh kita. Anak muda jaman sekarang cenderung tunduk pada jalan yang diciptakan oleh digital. Organisasi harus mengisi perubahan baru yang diciptakan kehidupan digital.  IPM harus mengisi prinsip-prinsip baru dengan pergaulan digital,” ucap Meuthia.

Kemudian, Sofyan menekankan pentingnya transformasi bagi IPM karena di era disrupsi ini dibutuhkan banyak informasi dan data.

“Kalau kita tidak punya data, kita hanya percaya pada data yang sudah ada karena kita tidak melakukan riset dan sebagainya, maka kita akan dibawa ke sebuah imajinasi baik-baik saja, padahal realitanya tidak seperti itu,” kata Sofyan.

Hits: 3

sumber berita ini dari muhammadiyah.or.id

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis Berita

Baca Lainnya

Apakah Benar Nabi Muhammad Saw tidak Bisa Membaca dan Menulis (Ummiy)?

4 October 2023 - 16:18 WIB

Musim Kemarau Panjang; Berikut Tata Cara Salat Istisqa’ Menurut Majelis Tarjih PP Muhammadiyah

4 October 2023 - 15:11 WIB

Hadiri Simposium di Amerika Serikat, Sekum PP Muhammadiyah Beberkan Masalah Kebebasan Beragama di Indonesia

3 October 2023 - 21:45 WIB

Abdul Mu’ti Berharap Penelitian dari Perguruan Tinggi Berdampak Konkrit Mengatasi Masalah Masyarakat

3 October 2023 - 12:16 WIB

Dilantik Sebagai Rektor UM Parepare Masa Jabatan 2023-2025, Jamaluddin Ahmad Bawa Tiga Fokus Agenda Memajukan Universitas

3 October 2023 - 10:48 WIB

Mengungkap Peran Pedagang Batik dalam Perkembangan Muhammadiyah di Garut

2 October 2023 - 13:47 WIB

Trending di Muhammadiyah or id