Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Internasionalisasi Syiar Perempuan Berkemajuan, PCIA Jepang Resmi Dikukuhkan

    Sep 25 202335 Dilihat

    TOKYO, CM – Berdirinya PCIA dan PCIM menjadi salah satu bukti bahwa program internasionalisasi Muhammadiyah ‘Aisyiyah serius dilakukan. Selain memperkenalkan ‘Aisyiyah Muhammadiyah ke negara Bapak Ibu berada tetapi juga memperkenalkan transformasi gerakan ‘Aisyiyah Muhammadiyah dan bagaimana faham ‘Aisyiyah Muhammadiyah bisa di ekspor ke seluruh dunia, memperkenalkan tujuan Muhammadiyah yang sangat mulia. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah dalam Pengukuhan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PCIM PCIA) Jepang pada Ahad (24/9/23).

    Misi utama internasionalisasi ‘Aisyiyah disebut Salmah adalah mensyiarkan paham tentang perempuan berkemajuan di mana alam pikiran dan kondisi kehidupan perempuan yang maju dalam segala aspek kehidupan tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi baik secara struktural maupun kultural sejalan dengan ajaran Islak. Konsep ini dijelaskan Salmah menempatkan perempuan dan laki-laki setara di hadapan Allah, memuliakan laki-laki dan perempuan tanpa diskriminasi memiliki misi ubudiyah mewujudkan Islam Rahmatan lil Alamin.

    Lebih lanjut Salmah menyampaikan harapannya agar setelah PCIA resmi berdiri dapat merespon berbagai permasalahan yang ada. Terlebih menurutnya berbagai persoalan masih dihadapi oleh perempuan di berbagai belahan dunia. “Persoalan perempuan masih menjadi banyak perdebatan, perempuan masih menduduki posisi yang tidak menggembirakan dan doktrin keagamaan yang mendiskriditkan peran perempuan.” Termasuk juga berbagai persoalan yang dihadapi oleh pekerja migran perempuan. Salmah menjelaskan jika permasalahan perempuan pekerja migran Indonesia ini juga menjadi salah satu isu strategis ‘Aisyiyah dan menjadi fokus gerakan ‘Aisyiyah.

    “Setelah PCIA berdiri kami berharap ada gerakan PCIA yang merespon permasalahan yang ada di seluruh dunia sehingga agenda internasionalisasi ‘Aisyiyah yany merupakan implementasi Risalah Islam Rahmatan lil Alamin dan Perempuan Berkemajuan dapat terus dikembangkan,” tegasnya.

    Ketua PCIA Jepang terpilih periode 2023-2025, Kholifatul Arifah menyampaikan bahwa ini adalah kepengurusan pertama ‘Aisyiyah Jepang setelah sebelumnya aktif menjadi bagian di Muhammadiyah Jepang. “Karena banyak muslimah yang mengikuti kegiatan Muhammadiyah, akhirnya kami memberanikan diri mengadakan kegiatan sendiri. Kegiatan ini antara lain berupa kajian tahsin online yang diadakan setiap Ahad pagi.”

    Arifah menyebut bahwa kini anggota ‘Aisyiyah Jepang sudah mencapai lebih dari 50 orang. Pencapaian yang menurutnya sangat besar yang diawali dengan empat orang anggota. Para anggota ‘Aisyiyah tersebut terdiri dari beragam latar belakang mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswi, hingga para pekerja di Jepang.  “Tetapi kami tidak akan berhenti di 50 ini saja, Insya Allah kami akan berjuang mengenalkan ‘Aisyiyah di Jepang ini.”

    Internasionalisasi Syiar Perempuan Berkemajuan, PCIA Jepang Resmi Dikukuhkan CirebonMU

    Pengukuhan PCIM dan PCIA Jepang ini dilaksanakan secara hybrid dengan lokasi luring bertempat di Wisma Kedutaan Besar RI di Tokyo atau Wisma Duta. Turut hadir membersamai PCIM dan PCIA di lokasi adalah Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi.

    Dubes menyebut keberadaan Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan Pengurus Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) di Negeri Sakura, sebagai motor penggerak industri kesehatan, pendidikan, dan penguatan UMKM.

    “Muhammadiyah sejak sebelum dan setelah kemerdekaan terus konsisten merekatkan persatuan termasuk berkontribusi besar dalam pemajuan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan bangsa,” ujar Heri. Sehingga Heri juga mendukung peran aktif PCIM dan PCIA Jepang untuk menguatkan warga negara Indonesia yang ada di Jepang. KBRI Jepang menurutnya akan terus bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk PCIM dan PCIA.

    Apalagi, warga negara Indonesia (WNI) di Jepang pada pertengaahn 2023 menurut data imigrasi Jepang mencapai lebih 120 ribu orang. “70 persen di antaranya adalah pekerja migran. Diharapkan kerja sama erat dengan PCIM dan PCIA untuk membantu dan merawat warga kita yang membutuhkan, semua itu tidak dapat dilakukan sendiri oleh KBRI,” tambahnya.

    Ridwan Wicaksono, Ketua PCIM Jepang mengapresiasi dukungan penuh Heri Akhmadi beserta KBRI Tokyo dalam pelantikan PCIM dan PCIA Jepang periode 2023-2025 ini. Gerakan Muhammadiyah disebutnya akan mencerahkan masyarakat melalui program yang dirancang, baik melalui pendidikan, kesehatan, bakti sosial, dan dakwah Islam. Terlebih menurut Ridwan sudah banyak sekali warga Muhammadiyah yang aktif di berbagai lokasi di Jepang bahkan sebelum PCIM terbentuk. “Kader Muhammadiyah tanpa wadah Muhammadiyah sudah banyak berkontribusi dalam pergerakan perjuangan Islam dan pendidikan atau tenaga medis di Jepang ini.”

    Oleh karena itu ia optimis akan semakin banyak lagi peran aktif yang bisa dimainkan oleh warga Muhammadiyah yang di Jepang kedepannya. “Kontirbusi bapak ibu menjadi penyemangat agar pengurus baru PCIM PCIA senantiasa istikomah dan mohon dukungan dan doa agar kami bisa purna tugas husnul khotimah.”

    Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto dalam penyampaian amanatnya mendukung PCIM dan PCIA dapat menjalankan peran membawa bendera Muhammadiyah secara aktif di Jepang. Selain menjadi paguyuban dan menjalankan fungsi dakwah tetapi juga dapat melakukan fungsi kaderisasi.

    Selain itu, PCIM dan PCIA juga dapat menjadi jembatan penghubung bagi berbagai amal usaha Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang ada di Indonesia dalam rangka meraih kemajuan.

    Agung juga mendorong Muhammadiyah Jepang dapat berproses dan mendapatkan pengakuan sebagai badan hukum dari pemerintah Jepang sehingga dapat mengembangkan amal usaha. “Akan luar biasa jika bisa mendapatkan badan hukum dari Jepang dan bisa mengelola dan mengembangkan amal usaha khas Jepang,” papar Agung.

    Hal ini sebagaimana yang telah dilakukan Muhammadiyah di Australia dengan mendirikan sekolah dan di Malaysia dengan mendirikan Perguruan Tinggi. “Kemudian berjejaring dengan yang ada di Indonesia, tentu akan menjadi keunggulan tersendiri,” pungkas Agung. (Yan/Suri)

    sumber berita ini dari muriamu.id

    Author

    Share to

    Related News

    Banjir Lampung

    Banjir Bandang Melanda Lampung Tiga War...

    by Jan 22 2025

    Hujan deras dengan intensitas tinggi melanda delapan kabupaten/kota di Provinsi Lampung, termasuk La...

    Hak Pejalan Kaki – bandungmu.com

    by Nov 23 2024

    Oleh: Sukron Abdilah*  BANDUNGMU.COM — Kita selalu beranggapan bahwa untuk berbuat baik harus mem...

    Pelajaran dari Kehati-hatian Rasulullah ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Bandung – Diskusi mengenai tobat pelaku zina yang belum menjalani hukuman sering me...

    Islam Berkemajuan Harus Jadi Arus Utama ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad secara resmi membuka...

    SDIT Muhammadiyah Harjamukti Latih Keman...

    by Nov 23 2024

    CIREBONMU.COM  —  SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon adakan kegiatan camping yang penuh d...

    UAH Ajak Umat Islam Perkuat Akidah Demi ...

    by Nov 23 2024

    BANDUNGMU.COM, Jakarta — Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz A...

    No comments yet.

    Sorry, the comment form is disabled for this page/article.
    back to top