Mamuju, Salah satu layanan yang dijalankan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bagi warga penyintas gempa di Sulawesi Barat adalah psikososial, pendampingan bagi anak-anak penyintas di pos-pos layanan Muhammadiyah. Seperti dapat dilihat di Pos Kordinasi (poskor) Muhammadiyah untuk gempa Sulawesi Barat di Gedung Dakwah Muhammadiyah kawasan Rimuku, Mamuju.
Hanna Pertiwi, koordinator layanan psikososial poskor Muhammadiyah di Mamuju saat dihubungi hari ini (30/01) mengatakan saat ini ada 63 anak yang terdata mengikuti kegiatan psikososial. Mereka berasal dari lingkungan sekitar poskor Muhammadiyah.
“Setiap hari mereka melaksanakan dua kali kegiatan, pagi dan sore. Di pagi hari anak-anak melaksanakan senam pagi dan bermain, sedangkan di sore hari mereka mengikuti kegiatan rohani yaitu mengaji, hafalan Al Qur’an serta materi keislaman lainnya,” katanya.
Hanna menambahkan senam pagi menjadi kegiatan wajib karena kini musim pandemi Covid-19 sehingga anak-anak harus terpapar sinar matahari paling tidak 15 menit agar sehat dan gembira “Kami juga bermain dan belajar bersama anak-anak untuk meningkatkan kreatifitas serta daya ingat mereka,” imbuhnya.
Selain itu setiap selesai melaksanakan kegiatan bersama, anak-anak yang hadir diberi tambahan nutrisi berupa makanan ringan dan susu. “Nutrisi tambahan ini untuk meningkatkan semangat dan kesehatan anak-anak dalam bermain serta belajar,” ungkap Hanna.
Tim psikososial di poskor Muhammadiyah tersebut terdiri dari satu dosen dari Universitas Muhammadiyah Gorontalo, 3 orang relawan Muhammadiyah Mamuju, 5 orang anggota Ikatan Mahaiswa Muhammadiyah (IMM) Sulawesi Barat dan 1 orang relawan SAR dari MDMC Jawa Tengah.
Menyikapi situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, dalam setiap kegiatan tim ini menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Seperti disampaikan oleh Chaamid Nur Fajri, relawan SAR MDMC Jawa Tengah asal Banyumas yang ikut membantu jalannya layanan psikososial tersebut.
“Kegiatan anak-anak sangat memperhatikan protokol kesehatan mulai dari memakai masker, handsanitizer, menjaga jarak dan meminimalisir kontak fisik baik antar anak-anak maupun anak-anak dengan para pendamping,” katanya.
Pendampingan oleh tim psikososial poskor Muhammadiyah di Mamuju ini menjadi layanan utama yang diberikan sebagai upaya untuk membantu memulihkan kondisi psikologis para penyintas gempat akibat peristiwa yang dialami. Layanan ini akan diberikan untuk jangka panjang selama dibutuhkan oleh warga penyintas. (Tim Media MDMC)