Rindu yang merayu
melintas memori tertutup kabut.
Terlalu indah membayangkan temu yang seakan mustahil, tertidur sepi.
Untuk sementara saja, biarkan awan-awan itu menjadi kebebasanmu.
Biru ada didalam langit-langit itu. Hujani saja, air matamu yang murni.
Peluru bukanlah ancaman, ledakan hanyalah senandung duniawi, dan kau adalah sungai yang tenang.
Palestina..
Maafkan, tak memahami deritamu, dan tak juga mengetahui batas manusia.
Salam sungkan, angkat topi dan memberi sisa jiwaku.
Penulis :
Muhammad Ariq Misbakhuddin.
Pemain Musik.
foto: @eye.on.palestine