GIRImu.com — Sudah dua tahun –sejak pandemi Covid-19 berlangsung– Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) di kawasan Perumahan Bunder Asri, Kebomas, Gresik vakum. Dengan pertimbangan keselamatan jamaah, Kajian Ahad Pagi yang rutin diadakan tiap bulan, diliburkan.
Maka, ketika kajian itu dibuka kembali, Minggu (2/1/2022), jamaah yang hadir pun berjubel. Mereka seakan melepas kerinduan setelah dua tahun tak berkumpul dalam kajian langsung (tatap muka). Hadir sebagai penceramah atau penyampai tausyiyah dalam kajian itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lumajang, Suharyo A.P.
Seperti disampaikan Ketua PDM Gresik, Dr Taufiqullah Ahmady, MPdI saat memberikan sambutan selamat datang, pengajian umum kali ini merupakan pengajian perdana setelah vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19. Semula, ketika pengajian akan dimulai kembali, Taufiq mengaku dirinya sempat ragu, apakah ada yang hadir.
“Ternyata, Alhamdulillah yang datang banyak,” ujarnya.
Sesuai tema yang ditetapkan Majelis Tabligh, Suharyo diminta untuk mengaitkan materi tausyiyahnya dengan bencana erupsi Gunung Semeru yang masih hangat di benak publik. Oleh Suharyo yang Ketua PDM Lumajang periode 2010- 2021 ini, materi tentang erupsi Semeru dikutip hanya sebagian saja. Selebihnya dijelaskan tentang kedalaman makna syukur dan cara menyuburkan iman.
“Kita harus bersyukur karena, pertama, Allah ciptakan kita sebaik-baik ciptaan. Kedua, Allah memberikan petunjuk hidup bernama kitab suci al Qur’an. Dan ketiga, Allah mengirim rule model langsung diangkat dari manusia yang tidak pernah salah dan dosa yaitu Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.
Menyuburkan Iman
Terkait dengan upaya menyuburkan iman, Suharyo yang juga Ketua MUI Kab. Lumajang ini menawarkan beberapa langkah yaitu pertama, mendalami, menghayati, dan mengamalkan kalimat toyibah. Kedua, menghayati kalimat innalillahi wainna ilaihi roji’un. ini, lanjut Suharyo, kalimat penyadaran. Kita datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
“Dengan kalimat ini kita bisa memiliki kemantapan hati dan iman kita terus tumbuh subur”, katanya.
Ketiga, biasakan melakukan sesuatu dengan atas nama Allah. Mengawali setiap kegiatan yang baik dengan membaca basmalah. Keempat, biasakan berterima kasih kepada Pencipta kita dengan mengucap hamdalah kepadanya. Kelima kita kita memperbanyak istighfar kepada Allah dari kesalahan-kesalahan baik kecil maupun besar.
“Dengan demikian kita merasa dekat kepada-Nya dan merasa selalu dipantau dan kelak kita akan mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan kita,” tandasnya. (*/sto)