Anak adalah Lahan Dakwah – Infomu

Anak adalah Lahan Dakwah

Memperingati Hari Anak Nasional 23 Juli kemarin, Pemerintah mengajak partisipasi seluruh komponen bangsa dan menguatkan program pemerintah dalam menjamin pemenuhan hak anak. Menurut Menteri Kesehatan Budi Sadikin untuk pemenuhan hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, maka orangtua dan masyarakat termasuk dunia usaha, institusi pendidikan dan profesi juga harus ikut bertanggung jawab.

Bagi lembaga yang bergerak di bidang Dakwah, anak harus menjadi bagian dan tujuan Dakwah. Sasaran Dakwah kepada anak dan lingkungannya menjadi penting untuk membantu anak menjadi pemimpin/tokoh mencapai tujuan negara, yang berdasar atas KeTuhanan Yang Maha Esa. Islam  telah mengajarkan peran kebaikan anak yang bahkan sudah direncanakan oleh Orangtua sebelum anak lahir. Kisah Nabi Zakaria yang terus berdoa sebelum Nabi Yahya lahir, menempatkan Doa orangtua adalah pondasi penting untuk mencapai kesalehan dan peran kebaikan anak. Demikian juga dengan Doa dan nazar yang disampaikan Istri Imran sebelum Maryam lahir, telah menjadikan Maryam sebagai salah satu wanita terbaik di bumi.

Pertumbuhan anak dalam AlQuran berperan penting sebagai bagian hak anak. AlQuran  menekankan pentingnya nutrisi dari Ibu. Selain sewaktu dalam perut ibu, nutrisi bayi baru lahir hingga penuh usia 2 tahun yang diistilahkan saat ini sebagai 1000 hari pertama kehidupan telah ditekankan AlQuran. AlQuran mewajibkan ibunya memberikan ASI nya kapada anaknya dan Ayah bertanggung jawab untuk mencari kecukupan nafkah buat Ibu bisa memberikan nutrisi melalui ASI.

AlQuran juga telah menekankan pembentukan dan pemantauan perkembangan personal sosial anak. Adab terhadap orangtua dan sesama manusia mulai dari yang paling sederhana, seperti merendahkan suara dan jangan berjalan dengan sombong, telah ditekankan sekali dalam kisah Lukman kepada anaknya. Persoalan adab dan etika menjadi pelajaran berharga buat anak yang telah bisa membedakan mana yang baik dan mana. Kisah Lukman bersama anaknya menjadikan contoh bagi kita sebagai orangtua, bagaimana peran penting pendampingan ayah kepada anaknya terutama anak laki-lakinya untuk menjamin pembentukan karakter baik. Karakter anak akan  menyebarkan kebaikan bagi anak dan individu lain di kemudian hari hingga selanjutnya mampu dan bisa berbuat baik kepada orangtua yang sudah lansia dan berbuat kebaikan kepada sesama manusia.

Pada saat anak menjelang remaja, kita juga diberi contoh bagaimana Nabi Yakub berlindung kepada Allah SWT, ketika Nabi Yusuf diberikan masalah. Ujian kehidupan dan kemampuan bertahan hidup saat dibuang ke sumur, menjadi budak dan menjauhi dosa besar zina, telah memberikan Nabi Yusuf soft skill yang dibutuhkan saat ini, yaitu komunikasi, marketing dan azas pembuktian serta kemampuan perencanaan baik yang sempurna terhadap ancaman kelaparan yang melanda sebuah negara. Nabi Yusuf menjadi dewasa, belajar banyak dari masalah yang ada dengan kesabaran sebagai pondasi. Masalah dihadapi dengan sabar dan dihadapi dengan mengasah kemampuan individual yang bertahap.

Tentunya, anak harus diajarkan untuk tidak melakukan dosa dosa besar. Dosa besar yang jika dilakukan, pasti akan menggangu perjalanan umat manusia. Anak adalah generasi penerus fungsi manusia di muka bumi, sehingga sebaiknya diajarkan untuk bisa menghindari tindakan tindakan yang bakal membuat kerugian dan kehancuran manusia di muka bumi. Sehingga Tugas kita untukmembantu anak menjadi pemimpin/tokoh mencapai tujuan negara, yang berdasar atas KeTuhanan Yang Maha Esa, akan lebih mudah. Semoga. Wallahu’alam. ( Eka Airlangga, dokter spesialis anak – anggota ranting Muhammadiyah – pengurus harian DDII Kota Medan)

sumber berita dari infomu.co

Author