Anak Sulung Kuliah di UGM, Ini Nasihatku, Nak!

banner 468x60

Oleh: Ace Somantri

BANDUNGMU.COM — Setahun terlewati, sejak lulus Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung tahun 2021, anakku yang sulung berniat studi lanjut.

Namun karena masih situasi pandemi covid-19, semua lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi tidak melakukan operasional kegiatan akademik secara luring (offline).

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, dia memilih untuk mencari pengalaman dunia kinerja yang menunjang wawasan pengembangan keilmuan terkini.

Melalui komunikasi personal akhirnya anakku diwawancara oleh perusahan start up di Bandung untuk bisa ikut magang. Alhamdulillah  hasilnya dia diterima untuk magang di perusahaan tersebut.

Selama 4 bulan lebih, walapun masih pandemi covid-19, anakku saat itu magangnya secara offline sehingga setiap pagi pergi hingga sore hari baru pulang kembali.

Alhamdulillah selama itu dia banyak belajar, khususnya yang berkaitan dengan dasar-dasar teknologi informasi dan dunia digital. Bahkan pengakuannya dia sudah bisa merakit dasar-dasar CPU komputer.

Bukan soal honor

Bagiku sebagai orangtua, hal yang paling penting kala itu bukan dia dapat berapa honor, melainkan sebarapa cakap dia mengenali dunia kerja dan usaha startup.

Memang tidak lama, hanya beberapa bulan, tapi dia sudah dianggap cukup mengenali dunia informasi teknologi secara praktis.

Selama ini pembelajaran yang dia terima di sekolah atau madrasah dianggapnya masih berkutat pada materi-materi pembelajaran yang cenderung kaku dan parsial.

Setelah dia resign dari start up, selanjutnya dia memintaku untuk hijrah ke Pulau Jawa. Dia ingin  ke Kampung Inggris, Pare, Kabupaten Kediri.

Dia berniat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Masih ada sisa waktu sambil menunggu jadwal SBMPTN, dia berharap untuk dizinkan mengikuti kursus bahasa Inggris di sana.

Sebagai orangtua, tentu saja saya tidak langsung mengiyakan keinginan tersebut. Saya bertanya dulu terkait persiapan SBMPTN, apakah mau bimbel atau tidak.

Ternyata dia lebih memilih kursus bahasa Inggris. Katanya, persiapan SBMPTN cukup belajar mandiri sambil kursus.

Akhirnya saya setuju atas permintaan dia dengan syarat bekal untuk makan pakai uang dia sendiri, sedangkan biaya kursus bulanan difasilitasi. Ternyata dia menyanggupinya.

Sebelum pergi ke Pare, Kediri, saat itu dia minta dibelikan buku soal tanya-jawab SBMPTN untuk dipelajari sambil kursus bahasa Inggris.

Dengan modal kuat, niat yang lurus, dan dorongan doa dari kami sebagai orantuanya, anakku pergi naik kereta ekonomi ke Jawa Timur.

Selama satu bulan penuh saya panatau dia terlihat nyaman dan happy belajar di sana.

Malah sejak habis masa belajar satu bulan, meminta untuk ditambah satu bulan lagi karena katanya skill bahasa Inggrisnya masih kurang.

Dua bulan penuh belajar bahasa Inggris di Pare, Kediri, akhirnya dua hari menjelang puasa Ramadhan dia pulang.

Selanjutnya beberapa bulan menjelang SBMPTN 2022, dia terlihat terus belajar mandiri.

Dengan modal keinginan yang sungguh-sungguh, bahkan saya sendiri pun melihat dengan kasatmata, anakku mulai merasakan dorongan ingin kuliah karena teman-temannya bercerita kuliah selama satu tahun berjalan.

Saya panjatkan doa setiap setelah shalat wajib agar anakku diterima di perguruan tinggi pilihannya.

Termasuk saya minta secara khusus pada orangtuaku atau kakek dan nenek anakku untuk mendoakan anakku atau cucunya agar bisa lulus seleksi SBMPTN tahun ini.

Atas izin Allah SWT, akhirnya waktu yang ditunggu tiba juga. Saat hari pengumuman SBMPTN orang tuaku dari sejak pagi terus-menerus menelepon menanyakan terkait kelulusan anak sulungku. Padahal informasi kelulusan di jadwal itu pukul 15.30 WIB.

Hari itu cukup menegangkan karena semua berharap mendapat kabar baik dari anakku. Tepat pukul 16.30 saya dapat kabar dari istriku, alhamdulillah katanya lulus, tetapi bukan pilihan pertama, melainkan pilihan kedua.

Gagasan dan produktivitas

Bagiku saat itu tidak terlalu peduli, yang paling penting lulus di perguruan tinggi pilihannya. Semoga anakku tetap semangat untuk mempelajari segala hal yang dilihat dan dirasakan.

Tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat, kecuali kembali pada setiap individu masing-masing. Kehebatan seseorang terletak sejauh mana produktivitas ide dan gagasannya menjadi karya nyata yang dapat dimanfaatkan banyak orang.

Bukan hanya pada lingkungan sendiri, melainkan kebermanfaat itu melampaui batas-batas negara.

Selamat dan sukses anakku. Hari pertama kumpul di bawah terik matahari di halaman kampus Gadjah Mada.

Semoga ilmu dan gagasanmu mampu mengubah keadaan bangsa dan negara ke depan. Waktumu singkat hanya 3,5 hingga 4 tahun menempuh strata satu tingkat sarjana.

Yakinkan dan tanamkan pada jiwa dan pikiranmu selanjutnya untuk menempuh studi lanjut pascasarjana tingkat magister dan doktoral ke luar Indonesia agar menambah wawasan dan tantangan lebih dinamis.

Tahapan demi tahapan terlewati. Itu semua harus menjadi bekal kepercayaan diri untuk terus tidak berhenti memotivasi merebut masa depan cemerlang dan gemilang.

Sebagaimana inspirasi dari Nabi SAW bahwa menuntut ilmu tidak ada batasnya, kecuali berhenti bernapas dan masuk liang lahat.

Rasa bersyukur kepada-Nya tetap harus terungkap dalam ritual dan gerak sosial. Hanya pada-Nya meminta segala sesuatu yang ada di dunia dan akhirat.

Selamat dan sukses untuk anakku: Al Irfani Thariq Azhar. Wallahu alam bishawab.***




sumber berita ini dari bandungmu.com

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *