Berbahagialah, Insyaallah Jiwamu Sehat – bandungmu.com

Oleh : Ace Somantri, Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung

BANDUNGMU.COM — Jaga sehatmu sebelum datang sakitmu, begitu penggalan salah satu makna dalam hadis Nabiyullah.

Menjaga kesehatan merupakan kewajiban setiap manusia, karena akal sehat ada pada jiwa dan raga yang sehat.

Kesehatan suatu kebahagiaan tiada tara yang tak terhingga, selain kenikmatan yang dirasakan langsung melainkan anugerah dan berkah yang tak ternilai harganya.

Penggalan hadis di atas, memberi penegasan bahwa menjaga kesehatan menjadi kewajiban fardiyah atau kewajiban individu.

Apabila abai dan melakukan pembiaran akan kesehatan jiwa dan raga, ia termasuk salah satu sikap dan perbuatan yang dekat dengan kufur nikmat atau tidak ada keasadaran dan komitmen pengakuan atas anugerah yang diberikan.

Tak hanya itu, dalam hukum Islam sangat memungkin perbuatan abai pada kesehatan sebagai bentuk melawan hukum syariat.

Sebab hal itu sesuai dengan nash hadis yang menegaskan: janganlah memudaratkan pada diri sendiri dan membuat madarat pada orang lain!

Hadis larangan atau pencegahan terhadap kemadaratan, ada konsekuensi hukum yang menjadi beban kepada setiap individu umat Islam. Kenapa?

Karena secara tekstual, hadis tersebut menunjukkan kalimat larangan, maka beban hukumnya bagi orang dewasa dibebankan hukum perintah untuk menghindari atau menjauhi perbuatan tersebut karena makna larangan dapat menjadi status hukum “haram”.

Artinya perbuatan membuat madarat pada diri sendiri hukumnya haram dan diharamkan pula membuat madarat pada orang lain.

Jadi, menjaga kesehatan adalah sebuah kewajiban. Sementara mengabaikan kesehatan merupakan perbuatan haram.

Kebahagiaan bangkitkan spirit

Kesadaran mengenai kesehatan akan memupuk jiwa tetap waspada dan hati-hati. Kebahagian akan membangkitkan spirit dan melahirkan gagasan kreatif.

Gagasan kreatif akan muncul manakala seseorang berpikir positif. Pun sama, kebahagiaan akan menghilangkan lara pada diri seseorang.

Sehingga, apabila seseorang hilang kebahagiaannya akan berkurang energi positifnya yang menyebabkan kondisi fisiknya pun akan sakit.

Sedapat mungkin, kondisi psikologis diusahakan  ceria dan bahagia dan berusaha untuk menghindari kesedihan dan kekecewaan.

Dengan demikian, segala hal yang menyangkut luka lara batin maupun lahir, sebaiknya selalu meningkatkan imunitas fisik dan psikologis.

Dari sekian banyak kebahagiaan, ada satu hal yang cukup sulit untuk meraih kebahagiaan hakiki, yaitu kebahagiaan ritual ibadah.

Sekalipun ada sebagian orang merasa dirinya mendapatkan kebahagiaan ritual ibadah dan merasa saleh dan paling dekat dengan Sang Kholiq.

Namun, faktanya, tak mudah menemukan orang dengan tingkat kesalihan dan kewara’an yang diakui publik.

Dalam konteks ini, kebahagiaan yang dimaksud paling tidak kebahagiaan nyaman dan tenteram alias hanya sedikit kecewa, kesal, dan gelisah.

Kebahagiaan dan sikap diri

Lebih banyak suka cita, ceria, dan menikmati segala hal ihwal yang didapatkan dengan cara-cara halal dan baik.

Kebahagiaan menstimulasi dan merangsang syaraf-syaraf pada tubuh agar sehat bugar, karena hormon dopamin dan endorpin berfungsi secara baik sehingga efeknya mampu mengurangi dan dapat juga menghilangkan stres atau rasa sakit lainnya.

Apapun sakit yang diderita, rasa bahagia pasti mengurangi rasa sakit yang dirasa, sekalipun waktunya tidak lama.

Paling tidak ada usaha untuk mengurangi beban fisik ataupun psikologis walaupun sesekali, berharap lebih mampu mentreatment secara simultan dan ujungnya sehat walafiat.

Jiwa bahagia membuat sel-sel rusak dalam tubuh berangsur meregenerasi secara otomatis, lambat laun sel rusak tergantikan oleh sel baru hasil regenerasi alami.

Dampak sel baru akan memulihkan kondisi fisik dan psikologis lebih baik, sehat nan bugar.

Fakta berbicara bahwa kebahagiaan yang hakiki mampu  melakukan treatment diri secara mandiri, sehingga dampaknya pada sikap dan perilaku sehari-hari tidak menodai diri, tidak menzalimi sesama, dan juga tidak menutup ruang orang lain untuk berbagi kesempatan pada dirinya masing-masing.

Malam atau pun siang, di mana pun berada kebahagiaan itu harus didapat. Senyum merekah, tawa, canda ria, dan juga tidak ketinggalan membangun suasana hati dan lingkungan lebih terasa gembira akan sebuah kenikmatan yang tiada tara.

Datang dan hilang seuntai kata-kata menjadi rumus seseorang senantiasa bahagia dan gembira, semoga menjadi pelipur lara di kala duka.

Bandung, Desember 2022



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author