Berkunjung dan Salat di Masjid Al-Azhar dan Bertemu dengan Mahasiswa Indonesia

Jelajah Bumi Para Rasul dan Nabi (8)

Berkunjung dan Salat di Masjid Al-Azhar dan Bertemu dengan Mahasiswa Indonesia  

Catatan : Syaiful Hadi JL, Jurnalis InfoMu.co

Dari kawasan Masjid dan Makam Imam Syafii, Jamaah Almerah Plaza & Travel bergerak menuju Masjid Al-Azhar. Selain menjawab kerinduan untuk bisa berkunjung ke Kampus dan Masjid yang sudah sangat terkenal di Indonesia, Kami juga berharap dapat bersua dengan anak Medan yang kini kuliah di Al-Azhar. Suasana dingin mulai terasa karena malam mulai rebah.

Selesai wudu’ kami masuk ke masjid yang cukup luas dan bisa menampung lima ribu jamaah. Kami melaksanakan Jamak Takhir Dzuhur dan Ashar, bersama Ustad Irwan Syahputra. Kami salat terpisah antara laki-laki dan perempuan. Selesai salat dzuhur – ashar Kami menunggu waktu untuk salat Maghrib dan Isya, bersama imam Masjid Al-Azhar. Alhamdulillah, bersyukur kepadaNya bisa melaksanakan salah di masjid ini.

Masjid Al-Azhar ( masjid yang gemilang) dibangun oleh Panglima  Jauhar Assiqili di Kairo antara tahun 359-361 Hijriyah atau 970-972 masehi  atas perintah Khalifah Muiz Lidinillah  dari Daulat Fatimiah. Masjid ini adalah masjid Islam yang paling terkenal sekaligus masjid kampus terbesar. Masjid ini dinamakan Al-Azhar sebagai isyarat kepada Zahra, julukan Fatimah Az-Zahra putri Rasulullah.

Pada masa Daulat Mamalik,  untuk pertama kali masjid ini berfungsi sebagai universitas  dan pada tahun 1961 kemudian  berubah menjadi universitas modern yang memiliki beberapa fakultas. Al-Azhar dianggap sebagai poros pemikiran Islam, politik dan ilmu-ilmu agama di Mesir dan dunia Islam. Mesjid ini memiliki lima menara dengan bermacam-macam tipe dan tiga mimbar. Di dalamnya terdapat perpustakaan yang sangat besar.

Setelah menjadi universitas, Masjid Al-Azhar ditutup pada tahun 1171. Penutupan berlangsung selama 100 tahun setelah Dinasti Ayubbiyah menguasai Mesir.

Masjid Al-Azhar kemudian dibuka kembali oleh Dinasti Mamluk, yang menggantikan Dinasti Ayyubiyah pada 1266. Sultan Al-Zaher Baybar, penguasa Mamluk yang membuka kembali masjid. Selanjutnya, Masjid alami renovasi setelah 300 tahun berdiri, tepatnya 1302.

Masjid dengan lima pilar menjulang yang salah satunya bernama Al-Ghuri (ciri khas pilar ini adalah bercabang dua), merupakan Masjid “ke-Gemilang-an” yang merujuk kepada Fathima al-Zahra binti Rasulullah Muhammad SAW.

Kegemilangan Masjid Al Azhar itu pulalah yang akan dirasakan setiap orang yang melihat dan berada di dalamnya. Kagum dan tentunya membayangkan ketika dahulu dimulainya kegiatan-kegiatan ilmu dan peribadatan di tempat ini.

Selama Kami berada di dalam Masjid itu, terlibat banyak majelis Ilmu dan penghafal Quran yang tekun mengikuti proses pengajian dan kajian. Suasana seperti itu juga berlangsung di Masjid Nabawi (Madinah) dan Masjidil Harap (Makkah).

 

Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar

Kampus Al-Azhar menjadi kampus favorit bagi pelajar Indonesia untuk menimba ilmu. Lulusan pesantren atau madrasah aliyah banyak bercita-cita dapat menembus kampus ini. Al-Azhar telah banyak meluluskan mahasiswa asal Indonesia yang kemudian kini menjadi tokoh, pemikir dan pemimpin umat.

Awalnya, Al-Azhar hanya dijadikan sebagai tempat madrasah dan pusat pembelajaran Islam di sana. Namun seiring berjalannya waktu, universitas ini mulai menerapkan kurikulum baru dengan mulai mengajarkan berbagai bidang ilmu lainnya, seperti bisnis, ekonomi, sains, dan juga teknik.

Menurut sejarah, Al-Azhar merupakan salah satu warisan dari Dinasti Fatimiyah (909-1171). Lembaga ini dinamai Al-Azhar untuk menghormati Fatimah, putri Nabi Muhammad, yang disebut sebagai Al-Zahra yang berarti bercahaya.

Mulanya, lembaga ini didirikan sebagai masjid dan pembangunannya selesai pada 24 Juni 972. Inilah kenapa Universitas Al-Azhar disebut sebagai universitas yang dianggap tertua di dunia, yang berdiri pada tahun 972. Kegiatan belajar di Al-Azhar baru dimulai tahun 975, di mana di dalamnya telah memiliki fakultas hukum, fikih Islam, tata bahasa Arab, astronomi Islam, filsafat Islam, dan logika.

Dari catatan lain, universitas tertua didunia itu adalah Universitas Al Karaouine di Maroko, yang berdiri pada 859 di Kota Fez. Universitas tersebut juga telah diberi penghargaan oleh Guinness Book of World Records sebagai universitas tertua yang masih berjalan sampai sekarang.

Besarnya minat pelajar Indonesia kuliah di Medan, khususnya Al-Azhar tentu perlu diapresiasi. Dari catatan yang ada, sekitar 1.500 sampai 2.000 pelajar setiap tahunnya masuk ke berbagai perguruan tinggi di Mesir. Namun yang terbesar adalah di Kampus Al-Azhar. Untuk bisa lolos masuk ke Al-Azhar tentu tidaklah mudah. Berbagai seleksi ketat harus dihadapi. Diharapkan untuk lolos, pelajar harus memiliki hafalan Quran yang cukup, bahasa Arab yang baik dan ijazah dari sekolah / madrasahnya diakui oleh Al-Azhar.

Usai salat maghrib – isya, Kami berjumpa dengan seorang mahasiswa dari Fakultas Syariah Islamiyah. Muhammad Rasyid Koto (21 thn)  alumni Pesantren Muhammadiyah Kwalamadu, Langkat. Rasyid, pasangan  Zulhanifi / Erlina Kurnia Koto atau cucu dari Hj. Elynita Kota Ketua PW Aisyiyah Sumatera Utara itu sudah tiga tahun di sana.  Rasyid saat ini tinggal di Jalan Haret Al-Tabanah, El-Darb El Ahmar, Darasah, Cairo. ” Rindu pulang ke Medan,” kata Rasyid. Rasyid berharap dapat segera menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke Medan.

Usai salat Isya, kami bergegas keluar dari halaman masjid dan kemudian menyebrang ke Pasar Khan Al-Khalili, pasar murah yang biasa dijadikan lokasi belanja oleh-oleh warga Indonesia. (bersambung)

 

 

sumber berita dari infomu.co

Author