Cara Unik SD Almadany Umumkan Kelulusan, Harus dengan ‘Drama’ yang Menguras Emosi Siswa

Berita Sekolah29 Dilihat
banner 468x60

Girimu.com — Perasaan gembira bercampur bangga, sekaligus panik menyelimuti suasana hati Ayu Wandira Arya Putri, Senin (2/6/2025) pagi. Dia baru saja mendapatkan kabar kelulusan dirinya dan teman seangkatannya dari sekolah.

Suasana hati yang gado-gado siswa kelas VI SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) Kebomas, Gresik ini serasa melewati roller coaster. Bagaimana tidak, semenjak pagi di awal pertemuan –setelah menikmati pekan liburannya–, mereka mendapatkan kabar akan adanya beberapa siswa yang harus mengulang lagi pembelajaran kelas VI tahun ajaran depan.

“Pagi setengah siang ini, saya dan juga kawan-kawan begitu senang dan gembira. Lima belas menit lalu perasaan kami bercampur aduk,” ungkapnya.

Selain dirinya, perasaan tersebut juga dirasakan teman-temannya yang lain. “Gak ada yang tidak bahagia, semua senang, plong begitu menerima info yang valid dan fix,” tambah Khansa Sabiha Syahra Achmad.

Pagi hingga menjelang siang seputar kabar kelulusan, ke-38 siswa kelas VI ini nampak gelisah dan bertanya-tanya. Namun, kabar baik akhirnya sampai ke para siswa SD Almadany ini melalui sepucuk surat yang diletakkan di bawah kotak nasi yang disiapkan oleh bunda-bunda Paguyuban Kelas VI.

Pengumuman Kelulusan di Kebun Sekolah

Berbeda dengan sekolah lain yang umumnya menyempaikan informasi kelulusan siswanya, berlangsung di dalam ruangan. SD Almadany Gresik menyampaikan pengumuman kelulusan dengan cara unik, di kebun sekolah dengan pemandangan tanaman yang ijo royo-royo.

Di atas kursi yang tertata membentuk 3 baris, seluruh siswa nampak gelisah, dag dig dug menunggu pengumuman yang segera disampaikan. Kepala SD Almadany Nur Ainy SPd, MPd, didampingi guru kelas VI Cococs Nucifera yang juga Waka bidang Humas dan Sarpras Mahfudz Efendi SPd, Gr, MM, dan guru kelas VI Tectona Grandis, Izza Novitasari, SPd, secara bergiliran  menyampaikan pesan dan kesan  mereka.

Nur Aini berpesan agar nantinya apa pun yang terjadi, para siswanya tetap menerima keputusan yang disampaikan. ”Berbesar hatilah apa pun (kabar) yang kalian terima,” ujar Nur Aini dengan mimik serius yang memancing penasaran anak didiknya. Kemudian Aini melanjutkan, jika nantinya ada yang (terpaksa) tidak lulus, ia berpesan agar teman-temannya memberikan dukungan dan tidak mem-bully. Ia juga minta agar mereka saling menguatkan dan memberikan semangat untuk tetap mengulang di kelas VI bersama ustadz/ustadzah di Almadany.

Mendapat pesan tersebut, para siswa pun saling berpandangan dan menebak-nebak. Pikiran mereka liar ke mana-mana untuk menangkap pesan sesungguhnya yang akan terjadi. Hingga akhirnya, Mahfudz Efendi menyampaikan, bahwa surat kelulusan telah diletakkan di meja masing-masing, di bawah kotak nasi kuning yang disiapkan para bunda atau wali siswa mereka. Tanpa menawar sedikit pun, para siswa kemudian kembali ke ruang kelas masing-masing dengan membawa kursinya dan meletakkannya di depan meja. Nampak beberapa siswa mengepalkan tangan sembari berdoa sebelum membuka amplop surat itu.

“Setelah ada aba-aba, kalian boleh membuka amplop secara bersamaan. 1 …2…3…. Bismillah, silakan dibuka,” ujar Izza Novitasari memberikan aba-aba.

Para siswa kemudian membuka amplop yang telah berada di genggaman mereka. Setelah melihat isi suratnya, mata mereka berkaca-kaca, ada yang langsung merangkul teman sebelahnya. Ada pula yang langsung mengucap syukur. Dan, tak jarang yang menenteskan air matanya begitu melihat isi pengumuman.

Mereka pun serentak bergerak menuju halaman gedung baru sekolah dan secara bersama-sama melemparkan ke udara jaket angkatan yang sedari tadi dipakai. Setelah jatuh di tanah, jaket-jaket itu pun mereka pakai sebagai alas untuk melakukan sujud syukur.

Nur Aini yang sejak awal menyaksikan “drama” yang skenariokan, lalu menyampaikan rasa syukurnya dan melempar senyum lebarnya ke para siswanya. Senyum yang mengisyaratkan, bahwa permainan telah telah berakhir. Pihak sekolah sengaja “mempermainkan emosi” dengan menciptakan konflik psikologis hingga klimaksnya: happy ending, karena mereka dinyatakan lulus 100 persen.

Alhamdulillah, dari 38 siswa kelas VI Tahun Pelajaran 2024/2025 ini, kalian dinyatakan lulus 100 persen,“ ucapnya bangga. (*)

Kontributor: Mahfudz Efendi

Author