Friday, November 22, 2024
33.9 C
Gresik

Cintanya Terbukti Kronis

Oleh : Shinta Permani
Hari Senin sering dianggap sebagai momok, karena stigma yang berlaku di masyarakat adalah pekerjaan segudang sudah menanti di depan mata. Hal itu berlaku juga bagi Nufah, seorang dokter umum di sebuah Rumah Sakit Swasta. Tidak tahu mengapa, yang selalu terjadi selama ini memang setelah hari libur apalagi libur panjang, pasien yang datang untuk berobat antri memadati ruang tunggu pasien. Benar saja, praktek hari pertamanya di tahun 2023 ini disambut dengan berjajar rapinya kendaraan pasien di area parkir Rumah Sakit. “Sial! Sudah telat lama, banyak pasien lagi. Ooh Januari, be nice for me please..!!!”. Harapnya sesaat setelah memarkir si putih mobil bututnya yang baru saja mogok.
Kebiasaan Nufah datang terlambat belum berubah walau tahun sudah berganti. Dia mendapat fasilitas rumah dinas tepat di depan Rumah Sakit tempat dia bekerja. Jadi sebenarnya tidak perlu waktu lama baginya untuk datang kesana, cukup jalan kaki saja sudah sampai di Rumah Sakit. Namun setelah suaminya meninggal karena kecelakaan pertengahan tahun lalu, maka mau tidak mau dia sendiri yang harus antar jemput sekolah putri semata wayangnya yang baru berusia lima tahun menggunakan mobil dari mendiang suaminya. Setelah itu barulah dia menuju Rumah Sakit untuk bekerja.
“Aaah jika aku punya uang banyak, aku akan membeli mobil baru sehingga aku tidak akan mengalami momen hiruk pikuk akibat mobil ngadat seperti ini”. Omelnya entah sudah yang ke berapa kali dalam satu hari ini. “Oh Tuhan, andai aku bisa memilih dan memutar waktu, aku saja yang Engkau panggil terlebih dahulu, jangan suamiku, rasanya begitu berat Yaa Robb menjalani hari-hari seperti ini sendiri. Yank… Andai kamu masih ada”. Pipinya yang merona oleh make-up basah oleh derasnya air mata hingga tak terasa membasahi kertas resep yang ada di bawah dagunya. Dia menangis sejadi-jadinya karena tak kuasa menahan sesak yang ada di dada. Tak kuasa menapaki dunia ini sendiri tanpa ada lelaki yang dia cintai.
***
Bagiku, sesuatu yang paling berharga dan tak bisa dibeli di dunia ini adalah waktu. So Nuf, tidak ada kata terlambat kerja di tahun 2023, OKEY !!!. Itu adalah quote motivasi yang ditulis Nufah besar-besar, ditempel di dinding bercat merah muda sebelah meja riasnya sehingga bisa sering dia lihat dan baca ketika merias diri. Harapannya adalah supaya bisa terus dia ingat sepanjang hari.
Bisa dibilang itulah resolusi terpenting Nufah. Bagaimana tidak, tahun lalu dia mendapat surat peringatan berisi teguran dari bagian Kepegawaian Rumah Sakit. Dan kemarin saat praktek adalah puncaknya, dia mendapat teguran langsung dari Profesor Dwi Hanggoro sang Direktur Rumah Sakit ketika melakukan inspeksi dadakan ke ruangan-ruangan poli. Jadi sebelum Nufah datang, Profesor tersebut mendapati tumpukan rekam medis milik pasien di meja kerja Nufah yang mengantri untuk dia layani, namun beliau tidak mendapati Nufah di dalam ruangannya.
“Dokter Nufah belum datang Prof”, kata perawat medis asisten Nufah di poli umum, seakan mengerti apa yang Direkturnya cari. Profesor Dwi hanya mengangguk dan tanpa banyak bicara, beliau keluar dari ruangan Nufah dan melihat sendiri betapa banyaknya pasien yang sudah mengantri di luar. Bahkan beberapa pasien yang mengetahui kalau mereka kedatangan sang Direktur RS, mereka langsung datang menuju kepadanya. Pasien-pasien tersebut melaporkan bahwa dokter jaganya sering datang terlambat hampir satu jam lebih dari jadwal praktek. Akibat kelalaiannya itu, kontrak kerja Nufah yang akan berakhir bulan Januari ini menjadi terancam untuk tidak diperpanjang lagi. “Tolong sampaikan pada Dokter Nufah, saya ingin bicara dengannya nanti saat istirahat siang”. Pesan Profesor Dwi, Direktur sekaligus Dokter Spesialis Mata RS kepada asisten medis Nufah. “Baik Prof”, jawab perawat tersebut.
“Yaa Allah.. ada-ada saja hal yang membuatku marah hari ini, sabaaar, sabar”. Gerutunya dalam hati sambil mendengus dan mengelus dada. Mogoknya si putih tadi pagi sejatinya sudah menguras emosi, namun baru saja kesabarannya harus diuji lagi. Nufah terlibat adu mulut dengan Direktur RS saat dia istirahat siang di ruangannya. Bapak Direktur menanyakan mengapa laporan presensinya beberapa bulan terakhir banyak yang berwarna merah akibat sering terlambat fingerprint.
Memang benar Nufah sering datang terlambat. Itu dikarenakan mobil butut Nufah yang suka mogok di tengah jalan. Namun bukan itu saja yang membuatnya sering datang terlambat. Nufah mengidap penyakit insomnia sejak dulu ketika masih kuliah kedokteran. Karena penyakit itulah Nufah akhirnya sering bangun kesiangan. Selama ini yang bisa mengerti dan mengatasi keluhan Nufah adalah suaminya. Setiap menjelang tidur, sembari pillow talk, suaminya dengan telaten men-treatment Nufah. Dia memijat Nufah dari ujung kepala hingga kaki sehingga membuat Nufah benar-benar relaks dan akhirnya bisa memejamkan mata dan tertidur pulas. Sejak suaminya tiada, dia mengkonsumsi obat tidur lagi yang sudah sekitar tujuh tahun ini dia tinggalkan.
***
“Kriiiing.. Kriiing.. Kriiing..”, alarm weker meja Nufah berbunyi. Diambil dan dimatikannya jam weker itu lalu Nufah bergegas bangun untuk bersiap kerja. “Rasanya ada sesuatu yang spesial hari ini, apa ya?”, dia berusaha mengingat. “Oh iya, sekarang kan hari Senin pertama, biasanya Senin pertama di bulan Januari akan diumumkan challenge tahunan untuk para Dokter. Waah rasanya kangen juga nih pengen ikutan lagi”. Cerocos Nufah pada dirinya sendiri yang tampak di depan cermin. Nufah termasuk salah satu karyawan yang aktif ikut kegiatan-kegiatan yang diadakan RS termasuk ikut challenge tahunan. Dengan penuh semangat dia menyambut pagi hari yang cerah ini, tidak sabar ingin segera ke RS karena penasaran apa challenge nya kali ini.
Saat memberi sambutan dalam acara rutin Medical Sharing tadi pagi, Direktur RS menyampaikan pengumuman bahwa challenge tahunan untuk para Dokter telah dibuka, challenge nya yaitu mendapatkan pasien umum terbanyak dalam waktu satu bulan, sedangkan untuk reward nya masih dirahasiakan. Nufah antusias sekali mengetahui hal ini. Dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan challenge karena momen ini sekaligus untuk membuktikan kinerjanya kepada Direktur RS bahwa dia masih sangat layak untuk dipertahankan sebagai karyawan disana.
Satu bulan berlalu. Nufah sudah berikhtiar dengan semaksimal mungkin untuk bisa menjadi sang pemenang challenge. Langkah pertama dia mulai dengan memperbaiki mobil bututnya supaya tidak bikin ulah lagi di jalanan yang membuat Nufah sering terlambat datang kerja. Nufah merogoh kocek yang tidak sedikit karena memang banyak mesin yang harus dibenahi dan juga onderdil yang harus diganti. Kedua, dia berusaha untuk bangun tepat waktu dengan mengkonsumsi obat tidur sesuai anjuran dokter pribadinya supaya kualitas tidur malamnya terjaga sehingga dia bisa bangun pagi dalam kondisi yang prima. Dan langkah ketiga yang dia lakukan adalah melakukan promosi online setiap hari melalui berbagai media sosialnya tentang program-program RS dan tentunya jadwal dia praktek supaya lebih banyak masyarakat yang tahu dan harapannya adalah mereka datang periksa kesana saat dirinya bekerja.
Hari ini tiba saat pengumuman pemenang challenge tahun 2023. Nufah sudah siap berangkat kerja. Setibanya disana, saat membuka pintu masuk RS, dia disambut dengan sapa dan ucapan selamat dari Pak Basir, security RS.
“Assalamu’alaikum.. Pagi Dokter Nufah cantik.. Selamat yaa dok sudah menang challenge tahun ini.”
“Wa’alaikumsalam.. Pagi Pak Basir.. MasyaAllah, apa saya tidak salah dengar pak?”.
“Beneran Dokter, itu tuh sudah ada pengumumannya di papan karyawan. Sekali lagi selamat yaa dok. Jangan lupa traktiran hehehe.”
“Oh iya Pak alhamdulillah, terimakasih banyak. InsyaaAllah yaa Pak hehehe.“ Jawab Nufah sambil menangkupkan tangan dan menundukkan kepala kepada Pak Basir, security RS yang suka menggoda siapa saja yang lewat di depannya. Dengan mata berbinar dan hati penuh bunga, Nufah menuju papan pengumuman khusus karyawan yang ada di lorong RS tepat bersebelahan dengan ruang prakteknya.
Genggaman tangan di depan dada mengisyaratkan bahwa Nufah begitu berharap apa yang dikatakan Pak Basir tadi benar adanya. Dan andai diperiksa menggunakan stetoskop, pasti detak jantungnya saat ini sedang mengalami takikardia, “Dug dug dug dug, dug dug dug dug, dug dug dug dug”.
Selamat atas Terpilihnya dr. NUFAH SUSANTI
sebagai Pemenang Challenge Tahun 2023.
Silahkan Menghubungi Admin Rumah Sakit Terkait dengan Reward.
Harapan Kami Kinerja Dokter ke-Depan Menjadi Semakin Baik
dan Semoga Menjadi Berkah untuk Semua.
Ttd,
DIREKTUR RS
Matanya berkaca-kaca mengetahui hal ini. Hasil memang tak akan pernah menghianati usaha. Dia sudah berjuang untuk membuktikan bahwa dia masih layak bekerja disana. Dari datang tepat waktu, memberikan layanan prima kepada pasien baik itu pasien umum, asuransi, maupun BPJS. Dia tidak pernah membedakan. Memang selama ini Nufah terkenal sebagai dokter yang santun dan ramah pada semua orang. Itulah daya tariknya, sehingga membuat banyak pasien merasa nyaman untuk memeriksakan diri dan berkonsultasi dengannya.
Jam menunjukkan pukul delapan malam. Itu berarti jam prakteknya sudah usai. Nufah kemudian teringat akan challenge reward. Dia lantas memencet nomor telepon untuk menghubungi admin RS melalui telepon ekstensi yang ada di meja kerjanya.
“Assalamu’alaikum, halo mbak Citra selamat malam, saya dr. Nufah”.
“Wa’alaikumsalam, selamat malam Dokter. Oh iya dok, selamat yaa dah menang challenge tahun ini”.
“Hehehe iya mbak alhamdulilah terimakasih banyak”.
“Dokter jangan pulang dulu yaa, saya sebentar lagi ke ruangan dokter, mau mengantarkan surat titipan dari Pakdir”.
“Oh iya mbak baik terimakasih saya tunggu”.
“Tok tok tok!!!“, suara pintu ruangan kerja Nufah berbunyi tak lama setelah dia beranjak dari kursi untuk menggantungkan snelli nya.
“Silahkan masuk”, sahut Nufah dari dalam ruangan yang sengaja tidak dia tutup rapat pintunya. Kemudian Citra Admin RS masuk dan menyampaikan map surat dari Direkturnya tersebut. Mereka terlihat mengobrol santai sembari beberapa kali beradu tawa hingga terdengar sampai ke luar ruang praktek Nufah.
Setelah Citra pamit, Nufah lalu membuka map surat itu dan membacanya. Surat tersebut terdiri dari dua lembar. Lembar pertama adalah surat pemberitahuan berisi ucapan selamat dari Direktur RS bahwa dia terpilih sebagai pemenang challenge tahun 2023 karena berhasil mendapatkan pasien umum terbanyak dibandingkan dengan dokter yang lain. Sedangkan lembar kedua adalah surat keterangan challenge reward. Dalam lembar tersebut tertulis bahwa sebagai reward atas kerja kerasnya bulan ini, dia mendapatkan uang tunai dan perpanjangan kontrak kerja selama satu tahun terhitung tanggal 1 Februari 2023 sampai dengan 31 Januari 2024.
Nufah membaca lembar demi lembar isi map surat tersebut dengan mata melotot dan tangan menutupi mulut yang sedari tadi menganga. Seakan tak percaya jika reward yang dia terima akan se-wow ini baginya. Bagaimana tidak, reward uang tunai yang nantinya akan dia terima nilainya hampir sama dengan total biaya perbaikan si putih mobil bututnya. Dan kontrak kerja yang dia prediksi akan berakhir bulan ini nyatanya tidak terjadi. Sujud syukur dia lakukan setelah membaca keseluruhan isi surat itu. Begitu bahagianya hingga dia lupa waktu jika jam dinding ruang prakteknya sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Dengan hati yang membuncah gembira penuh rasa syukur dia pulang ke rumah dinasnya.
Sesampainya di rumah, Nufah menuju kamar anak gadis semata wayangnya yang sudah terlelap. Dia kecup keningnya, tak terasa beberapa bulir air mata jatuh membasahi pipi anaknya. Hatinya perih karena teringat kembali atas kematian suaminya yang begitu mendadak, membuat Nufah diharuskan menjadi sosok ibu sekaligus ayah yang kuat dan mandiri, menjadi single parent bagi sang putri. Dia lalu mengambil diary dan menuangkan penatnya disana, setelah tak ada lagi bahu untuk tempatnya bersandar dan berkeluh kesah.
“Januari adalah sedih sekaligus bahagiaku. Sedih karena aku harus bersahabat dengan keadaan yang memaksa aku untuk belajar bertahan hidup dan berlapang dada. Aku lalui dengan sabar hati, kuyakini Allah ta’ala akan selalu menolong untuk mengurai kesulitanku dan ada di setiap ikhtiarku. Dan benar saja, kesabaran itu berbuah manis di penghujung bulan. Teriring gerimis hujan yang jatuh ke bumi, aku tengadahkan tangan dan kulangitkan doa. Yaa Robbi.. Mudahkan dan jangan dipersulit, atas rencana baik ke depan dan segala hal baik yang sudah kami dapatkan di awal tahun ini. Maafkan diri ini yang masih saja merutuki nasib yang sudah Engkau gariskan. Maafkan diri ini yang telah sengaja berburuk sangka atas takdir yang sudah Engkau tetapkan. Sekarang aku benar-benar yakin bahwa Engkau tak pernah berlebihan meletakkan beban pada masing-masing pundak hamba-Mu dan akupun yakin bahwa Engkau tidak pernah meninggalkan kami yang sedang Kau uji. Yaa Allah.. Yaa Robbi.. Ku-berserah.. Ku-berpasrah… atas hidup dan matiku.” Curhat Nufah pada kawannya yang tak bernyawa, berwarna merah muda dan hampir lusuh karena lama tak tersentuh.

Nama Lengkap
Shinta Permani, drg

Nama Pena
Dokcin

Tempat, tanggal lahir
Gresik, 10 Agustus 1985

Profesi
Ibu Rumah Tangga

shintapermani@gmail.com
IG @bunda_fitsar

Author

Hot this week

Ketua PP Muhammadiyah: Media Muhammadiyah Harus Lebih Eksis dan Berkontribusi Nyata

Jakarta — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad, menekankan...

Prodi Bioteknologi UM Bandung Ajak Siswa SMP Pahami Dampak Buruk Zat Adiktif

BANDUNGMU.COM, Bandung — Program Studi Bioteknologi Universitas Muhammadiyah (UM)...

Workshop Bahas Sanitasi dan Stunting: Aisyiyah Jawa Timur Gandeng USAID IUWASH Tangguh

Surabaya – Isu sanitasi dan air bersih menjadi perhatian...

Milad ke-112 Muhammadiyah , MI Assa’adah Gelar Aksi Pungut Sampah untuk Lingkungan Bersih

GRESIK - Dalam rangka memperingati Milad ke-112 Muhammadiyah, Madrasah Ibtidaiyah...

PCIM dan PCIA Pakistan Gelar Seminar Kesehatan Mental Untuk Keluarga Multikultural

BANDUNGMU.COM, Pakistan – Perbedaan budaya sering menjadi tantangan bagi...

Topics

Ketua PP Muhammadiyah: Media Muhammadiyah Harus Lebih Eksis dan Berkontribusi Nyata

Jakarta — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad, menekankan...

Prodi Bioteknologi UM Bandung Ajak Siswa SMP Pahami Dampak Buruk Zat Adiktif

BANDUNGMU.COM, Bandung — Program Studi Bioteknologi Universitas Muhammadiyah (UM)...

Workshop Bahas Sanitasi dan Stunting: Aisyiyah Jawa Timur Gandeng USAID IUWASH Tangguh

Surabaya – Isu sanitasi dan air bersih menjadi perhatian...

Milad ke-112 Muhammadiyah , MI Assa’adah Gelar Aksi Pungut Sampah untuk Lingkungan Bersih

GRESIK - Dalam rangka memperingati Milad ke-112 Muhammadiyah, Madrasah Ibtidaiyah...

PCIM dan PCIA Pakistan Gelar Seminar Kesehatan Mental Untuk Keluarga Multikultural

BANDUNGMU.COM, Pakistan – Perbedaan budaya sering menjadi tantangan bagi...

Exploring bisexuality – uncovering the possibilities

If you’re unsure just what youare looking for, or...

Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU),...

Milad Muhammadiyah: Gerakan Keterbaruan Persyarikatan (2)

Oleh: Ace Somantri* BANDUNGMU.COM – Gerakan keterbaruan bukanlah hal yang...
spot_img

Related Articles

Sirine