GIRIMU.COM — Suasana penuh semangat dan antusiasme mewarnai kegiatan Seminar “Menuju Pernikahan” yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Dukun, Kabupaten Gresik, Jumat (27/6/2025).
Seminar yang berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Dukun ini dihadiri oleh para Muslimah yang berstatus belum menikah dengan ketentuan umur minimal 19 tahun. Materi pertama dipaparkan oleh Ketua Divisi Tabligh PDM Gresik, Afifuddin Aminin, MPdOI.
Dalam penjelasannya, Afifuddin mengulik visi dan misi penikahan menurut Islam. Ia menyampaikan, bahwa visi pernikahan dalam Islam adalah dengan mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rohmah yang diridhoi Allah.
“Sedangkan untuk misinya, setidaknya ada empat poin,” tuturnya.
Pertama, ibadah kepada Allah dan mengikuti sunnah Nabi. Kedua, menjaga kesucian diri. Ketiga, melanjutkan keturunan yang solih. “keempatnya adalah membangun masyarakat yang kuat dan berakhlak. Nah, untuk mewujudkan masyarakat yang demikian, tentu kita tidak boleh salah memilih calon pendamping, dan seminar seperti inilah yang membantu yunda-yunda semua untuk insya Allah tidak salah pilih pasangan,” jelas Afifuddin.
Materi kedua membahas kesehatan reproduksi wanita yang dijabarkan oleh dr Friska Yolanda Devisia, dokter di klinik PKU Muhammadiyah Dukun. Friska menekankan pentingnya kesiapan fisik bagi wanita sebelum melaju ke jenjang pernikahan.
“Bukan cuma siapkan mental dan siapkan calon pasangannya, fisik juga harus disiapkan untuk menghindari risiko penyakit kelamin menular dan kematian ibu maupun janin,” katanya.
Terakhir, penyampaian materi terkait mewujudkan rumah tangga yang bahagia oleh Eni Herawati SPdI. Ia yang merupakan fasilitator bimbingan perkawinan Kantorku Kementerian Agama Kabupaten Gresik ini memaparkan lima pilar yang dibutuhkan dalam membangun pernikahan yang bahagia.
“Adanya ikatan yang kuat antarpasangan, pasangan harus dari laki-laki dan perempuan, menggauli pasangan dengan baik, bermusyawarah, dan saling ridha,” rincinya.
Ia juga mewanti-wanti para peserta seminar, jika pilar-pilar tersebut tidak hadir dalam suatu pernikahan. “Hati-hati ya, yang harusnya baiti jannati, bisa berubah menjadi baitinnaar, rumah terasa seperti neraka,” katanya mengingatkan.
Dari ketiga materi yang telah disajikan para pemateri, Ziyan Rosyidah, salah satu peserta seminar, mengaku puas dan semakin membuka wawasannya terkait pernikahan.
“Seminar ini benar-benar memberi saya bekal untuk kehidupan pernikahan saya nantinya. Bagaimana peran dari masing-masing anggota keluarga harus bersinergi dan harmoni untuk mewwujudkan samara,” ungkapnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Safinatun Najah. “Sebagai peserta yang datang dengan semangat rata-rata, saya puas karena pulang membawa ilmu lebih dari yang saya kira. Tidak menyesal rasanya mengikuti seminar ini dari pagi sampai ba’da Dzuhur,” katanya.
Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan Aisyiyah Dukun, Lathifah, SAg, MSi, mengungkapkan alasan di balik penyelenggaraan seminar ini adalah, karena tujuan utamanya membentuk masyarakat yang kuat dan berakhlak.
“Menikah itu mudah, besok juga bisa. Yang susah itu menemukan calon pasangannya. Nah, supaya adik-adik kami, para ayunda ini nantinya mampu mencetak generasi yang berakhlak, maka perlu diedukasi untuk memilih pasangan yang tepat dan bagaimana menyiapkan diri baik dari sisi fisik maupun mental untuk membentuk keluarga samara,” pungkasnya. (*)
Kontributor: Raisa Kamelia