Suasana Lapangan SMP Muhammadiyah 1 Gresik (Spemutu) pada Selasa, 25 November 2025, terasa berbeda. Sejak pagi, ratusan siswa berdiri rapi mengikuti upacara Hari Guru Nasional. Tahun ini, upacara tampil unik: seluruh petugas berasal dari guru dan karyawan sekolah, mulai pemimpin upacara hingga pengibar bendera.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik, Muhammad Thoha Mahsun, bertindak sebagai pembina upacara. Di hadapan para siswa, ia menyampaikan pesan tentang pentingnya menghormati orang tua dan guru sebagai dasar pembentukan akhlak.
“Setiap siswa wajib berbakti kepada orang tua dan gurunya, karena merekalah pintu keberkahan hidup,” ujarnya dengan suara tegas namun hangat.
Thoha juga mengingatkan tiga amal yang tak terputus meski seseorang telah meninggal: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh. Menurutnya, profesi guru berada pada posisi istimewa karena berkaitan langsung dengan ilmu yang terus mengalir.
“Guru itu sangat berbahagia, karena setiap ilmu yang diajarkan lalu diamalkan siswa akan menjadi ilmu bermanfaat. Itu bagian dari amal jariyah,” tuturnya.
Keterlibatan guru sebagai petugas upacara menciptakan suasana berbeda. Para siswa tampak bangga melihat guru mereka tampil disiplin layaknya pasukan pengibar bendera.
Sunarko, guru Bimbingan Konseling yang bertugas sebagai komandan peleton, mengungkapkan bahwa persiapan dilakukan secara singkat, namun upacara tetap berjalan rapi.
“Latihan cuma sekali. Alhamdulillah upacaranya berjalan lancar dan tertib. Ini bentuk penghormatan kami untuk Hari Guru,” jelasnya.
Upacara Hari Guru Nasional di Spemutu tahun ini tidak hanya khidmat, tetapi juga sarat makna. Para guru yang turun langsung sebagai petugas menjadi contoh nyata keteladanan bagi siswa.
Acara ditutup dengan pemberian ucapan selamat dari siswa kepada guru, disusul pengumuman lima guru favorit pilihan siswa. Sebuah penutup hangat untuk pagi yang penuh penghormatan terhadap para pendidik.












