Emergency Medical Team (EMT) Nasional Muhammadiyah gelombang pertama dalam respon banjir longsor di NTT sudah merampungkan tugasnya. Tim medis Muhammadiyah yang sudah bertugas sejak tanggal 8 April 2021 lalu itu, Jumat (16/04) mulai ditarik dari tempat penugasan untuk kembali ke rumah sakit masing-masing.
Tim tersebut berasal dari tiga rumah sakit Muhammadiyah yaitu RS Muhammadiyah Lamongan yang bertugas di Adonara, Flores Timur, kemudian RS Muhammadiyah Karanganyar, Jawa Tengah yang bertugas di Kabupaten Lembata dan RS Muhammadiyah Palembang yang bertugas di Kupang.
Hal tersebut disampaikan Koordinator Nasional Medis Muhammadiyah, Zuhdiyah Nihayati atau biasa disapa dokter Zee dalam keterangannya. “Alhamdulillah, EMT Nasional Muhammadiyah gelombang pertama sudah menyelesaikan tugas dengan baik dan sudah berkontribusi dalam membantu warga penyintas banjir longsor di NTT khususnya di 3 daerah penugasan yang sudah ditetapkan,” katanya.
Berdasarkan laporan-laporan yang masuk dari tim pertama tersebut, dokter Zee menyampaikan selama menjalankan tugas, tim pertama melakukan layanan kesehatan, kaji cepat kesehatan, dan berbagai penyuluhan.
“Kendala utama yang dihadapi selama bertugas adalah bahasa dan transportasi. Tidak sedikit penduduk setempat yang tidak mampu berbahasa Indonesia menyebabkan tim sempat mengalami kesulitan berkomunikasi dengan para penyintas terutama saat menanyakan keluhan yang dialami dan menjelaskan obat-obatan yang harus diminum,” ungkapnya.
Selain itu, kata dokter Zee, jalur transportasi banyak yang mengalami kerusakan sehingga pada beberapa titik hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki selama beberapa jam. “Namun kondisi ini tidak menyurutkan semangat anggota tim untuk memberikan layanan kesehatan di berbagai titik yang sulit dijangkau tersebut,” tegasnya.
Dalam laporan terungkap penyakit terbanyak yang ditemui didominasi oleh infeksi saluran pernapasan atas dan penyakit kulit. “Hal ini sangat mungkin disebabkan oleh banyak debu akibat material yang terbawa oleh banjir, kurangnya ketersediaan air bersih, serta terganggunya sanitasi dan higienitas para penyintas,” pungkas dokter Zee.
Perluas Layanan Kesehatan
Untuk menggantikan tim medis gelombang pertama, Muhammadiyah melalui MDMC mengirimkan tim gelombang kedua yang hari ini, Jum’at (16/04) sebagian besar sudah tiba di masing-masing tempat penugasan.
EMT Nasional Muhammadiyah gelombang kedua terdiri dari enam tim medis yang ditempatkan di enam lokasi penugasan yang berbeda. Dokter dari RSI Jakarta Pondok Kopi dan perawat RS PKU Muhammadiyah Temanggung bertugas di Lembata, menggantikan tim medis RS PKU Muhammadiyah Karanganyar, Jawa Tengah.
Tim medis dari RS Aisyiyah Bojonegoro akan bertugas di Kupang menggantikan tim medis RS Muhammadiyah Palembang. Tim medis RS Muhammadiyah Kota Metro, Lampung bertugas di Sumba, tim medis RSI Jakarta Cempaka Putih bertugas di Kabupaten Alor, kemudian tim medis gabungan dari Jawa Tengah bertugas di Kabupaten Malaka dan tim medis dari RSI Jakarta Sukapura bertugas di Pulau Rote.
Indrayanto, Koordinator Divisi Tanggap Darurat, Rebalitasi dan Rekonstruksi MDMC PP Muhammadiyah mengatakan pihaknya memperluas cakupan layanan tim medis. “Sumba, Alor, Malaka dan Rote merupakan daerah tujuan layanan baru. Kami mengirim EMT Nasional Muhammadiyah ke daerah-daerah tersebut karena adanya kebutuhan tim medis di sana, juga adanya warga Muhammadiyah yang harus dibantu dan titik layanan sebelumnya sudah mencukupi tenaga kesehatannya,” katanya.
EMT gelombang kedua kata Indrayanto, akan bertugas dari tanggal 16-23 April 2021. “Tanggal 23-24 April 2021 EMT gelombang kedua akan ditarik dan ini bersamaan dengan selesainya respon MDMC di NTT,” pungkasnya. (Tim Media MDMC).