Ini Pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dihadapan Ribuan Kader KOKAM

CIREBONMU.COM, BANDUNG – Apel Akbar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) dalam rangka Milad ke-8 Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) pada Ahad (30/6) di kompleks UMB. Ribuan kader KOKAM dari berbagai daerah hadir mengikuti kegiatan Apel Akbar dengan penuh khidmat.

Muhammadiyah yang berdiri tahun 1912 adalah organisasi keagamaan dan  kemasyarakatan yang besar dan dalam lintasan sejarah yang panjang telah terbukti kiprah-pengkhidmatannya dalam kehidupan kebangsaan untuk tegaknya perikehidupan berkemajuan di seluruh bidang kehidupan yang dilandasi nilai-nilai Islam untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.

Muhammadiyah menyadari betul bangsa Indonesia saat itu hidup dalam cengkeraman penjajahan dengan kondisi kehidupan yang tertinggal di segala bidang.  Bangsa Indonesia niscaya bangkit memperbarui kesadaran, alam pikiran, sikap, dan tindakan agar memiliki martabat diri, kemandirian, keberdayaan, kedaulatan, dan kemajuan layaknya bangsa merdeka. Muhammadiyah melalui organisasi perempuannya ‘Aisyiyah memelopori gerakan emansipasi dan Kongres Perempuan Pertama tahun 1928 untuk Indonesia merdeka.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir menegaskan bahwa Muhammadiyah meyakini, menyadari, dan memahami  sepenuhnya bahwa Agama Islam adalah ajaran Tuhan yang mendorong umatnya untuk memiliki keimanan dan ketakwaan yang kokoh membangun keshalihan, berilmu pengetahuan dan berpikiran maju, bersatu dengan seluruh golongan masyarakat dalam spirit kemanusiaan universal, serta menjadi umat terbaik yang menjadi saksi bagi kehidupan sebagai hamba-hamba terkasih Allah SWT yang menjalankan kekhalifahan di muka bumi untuk menjadikan Indonesia sebagai Baldatun Thayyibatun Warabbun Ghafur.

Baca Juga : Ribuan Anggota siap Hadiri Apel Akbar KOKAM dalam Milad Ke-8 UM Bandung

“Muhammadiyah sejalan misi dakwah dan tajdid yang menjadi inti dan usaha gerakannya telah berjuang panjang lebih satu abad sejak era kebangkitan nasional hingga Indonesia merdeka dalam melaksanakan pembaruan  keagamaan, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, pemberdayaan masyarakat, peran perempuan, dan kesadaran berbangsa yang dilandasi nilai-nilai keislaman yang terintegrasi dengan wawasan kebangsaan dan kemanusiaan semesta yang rahmatan lil’alamin,” tegas Haedar.

Haedar juga menjelaskan bahwa Muhammadiyah bersama sejumlah komponen bangsa telah ikut mendirikan  negara dan bangsa Indonesia tahun 1945, sehingga telah membuktikan kiprah dan kontribusinya yang nyata untuk Indonesia jauh sebelum kehadiran partai politik, media massa, serta kekuatan-kekuatan nasional lain  yang kini menjadi bagian dan komponen integral Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ini Pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dihadapan Ribuan Kader KOKAM CirebonMU

“Karenanya Muhammadiyah telah teruji kiprahnya di sejumlah bidang kehidupan dalam berkhidmat untuk Negara Indonesia yang tidak dapat dianggap kecil dan dimarjinalkan keberadaan serta peranannya di Republik ini,”tegas Haedar.

Selain itu, Muhammadiyah dalam momentum krusial telah memberikan kontribusinya yang signifikan seperti dalam lahirnya “Gentlemen Agreement” dari Piagam Jakarta untuk perumusan Sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai solusi terbaik untuk menyelematkan keutuhan bangsa. Muhammadiyah dalam mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia dari agresi Belanda tahun 1947 membentuk Askar Perang Sabil (APS) yang membuktikan perjuangan fisik demi tegaknya Indonesia Merdeka. Demikian halnya dalam perjuanga fase-fase berikutnya hingga terlibat dan berdiri di garis depan dalam gerakan reformasi 1998 untuk Indonesia yang demokratis.

Baca Juga : Ketua Umum PP Muhammadiyah Hadiri Resepsi Milad ke-115 Muhammadiyah Kabupaten Cirebon

Dari rahim Muhammadiyah lahir para Pahlawan Nasional yaitu KH Ahmad Dahlan, Hj. Siti Walidah, Ir. Soekarno, Fatmawati, Jenderal Soedirman, dr. Soetomo (Penasihat Muhammadiyah bidang Kesehatan), Ir. Djoeanda,  KH. Fachrodin, KH. Mas Mansoer, Ki Bagus Hadikoesoemo, Mr. Kasman Singodimejo, Abdul Kahar Muzakkir, Agus Salim (Anggota istimewa Muhammadiyah di era KH Dahlan), Buya Hamka, A.R. Baswedan, Gatot Mangkupraja (Pembentuk Tentara PETA dan Laskar Hisbullah, pengurus Muhammadiyah), Otto Iskandardinata (guru HIS Muhammadiyah Jakarta), Adam Malik (Pandu Hizbul Wathan Muhammadiyah), Sukaptinah Soenarjo Mangoenpoespito (aktif di Siswapraja Wanita Muhammadiyah), Nani Wartabone (Tokoh pergerakan dan pengurus Muhammadiyah dari Gorontalo), Andi Sultan Daeng Raja (Tokoh Muhammadiyah dari Sulawesi Selatan),  Tengku Muhammad Hasan (Tokoh Muhammadiyah dari Aceh), Prof Lafran Pane (Tokoh Muhammadiyah di Yogyakarta),  dan tokoh-tokoh lainnya. Hal itu membuktikan peran kebangsaan Muhammadiyah melalui para tokohnya yang sepenuh jiwa-raga berjuang untuk Indonesia.

“Muhammadiyah dengan kemandiriannya telah dan terus berkiprah dalam mencerdaskan,  menyejahterakan, mencerahkan, mempersatukan, dan memajukan bangsa Indonesia hingga ke pelosok-pelosok terdepan, terjauh, dan tertinggal. Hatta dalam kondisi dan daerah tertentu pemerintah belum menjangkau kawasan-kawasan tersebut dalam menjalankan kewajiban konstitusionalnya khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat yang sangat memerlukan,”ungkap Haedar.

Dalam musibah Covid-19 yang berlangsung sekitar dua tahun lebih maupun dalam berbagai bencana nasional Muhammadiyah bahkan bergerak di garda depan dalam menjalankan peran dan kiprah kemanusiaannya sehingga memperoleh pengakuan dari berbagai pihak di tingkat nasional dan global. Muhammadiyah terus menggalang hubungan, kolaborasi, dan kerjasama dengan pemerintah serta berbagai komponen bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional yang diletakkan dan diperjuangkan para pendiri Indonesia. (CM)

sumber berita ini dari muriamu.id

Author