Inilah 18 Ungkapan Bahasa Indonesia dari Kata “Langit” dan “Bumi”

banner 468x60

BANDUNGMU.COM — Inilah 18 ungkapan bahasa Indonesia dari kata “langit” dan “bumi” yang bandungmu.com kutip dari buku “Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia” JS Badudu.

  1. Cita-citanya melangit, tetapi usahanya satu pun tak tampak (sangat muluk-muluk).
  2. Harga kebutuhan hidup melangit, tetapi uang sangat suka dicari (naik tinggi sekali).
  3. Rumahnya sudah beratapkan langit, tetapi belum juga dapat dia memperbaikinya (sangat rusak atapnya, banyak yang bocor).
  4. Di bawah kolong langit ini, semua manusia sama derajatnya di mata Tuhan (di muka bumi).
  5. Sawah berbendar langit tentu saja akan kekeringan di musim kemarau (sawah yang mengharapkan air hujan).
  6. Orang bersaudara tiri itu perbedaan budi pekertinya seperti bumi dengan langit (sangat besar perbedaannya, berbeda seperti siang dan malam).
  7. Pekerjaanmu ke langit tak sampai ke bumi tak nyata (setengah-setengah, kepalang tanggung).
  8. Bayi yang baru dilahirkan itu sumbing ke langit-langitnya (bagian atas rongga mulut).
  9. Langit-langit kelambu itu dibuat dari kain-kain putih yang halus (bagian atas kelambu, tenda kelambu).
  10. Pramuka-pramuka itu tidur beratapkan langit (tidak di lapangan terbuka, bukan di rumah).
  11. Pekerti kedua orang bersaudara yang berlainan ibu itu berbeda seperti langit dan bumi (sangat jauh perbedaannya, sangat berlawanan).
  12. Setelah ayah meninggal dunia, pamanlah yang menjadi bumi langitku (tempatku menyandarkan hidup).
  13. Larinya seperti tidak berjejak di bumi (sangat cepat).
  14. Serdadu-serdadu Belanda yang ingin membalas dendam kepada gerilya membumihanguskan kampung kami (membakar habis segala sesuatu).
  15. Jenazah pahlawan itu akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kali Bata (dimakamkan, dikuburkan).
  16. Di negeri jajahan itu, bumi putra mendapat perlakukan yang tak adil dari pemerintah penjajah (penduduk asli, anak negeri).
  17. Mendengar berita kematian ayah secara tiba-tiba itu, terban bumi tempat berpijak ini rasanya (terbang semangatku, serasa terbang ruh di badan).
  18. Terban bumi tempat berpijak, putus tali tempat bergantung (peribahasa) (telah tak ada orang tempat menggantungkan hidup [misalnya kematian ibu bapak]).

Semoga bermanaat.***




sumber berita ini dari bandungmu.com

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *