bandungmu • Aug 10 2022 • 34 Dilihat
Oleh: Ace Somantri, Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung
BANDUNGMU.COM — Kepolisian Republik Indonesia sedang menjadi sorotan publik. Kasus penembakan Brigadir Yoshua menjadi triger hingga viral ke seantero Nusantara.
Motif dari pembunuhan masih bias dan belum jelas terang benderang. Entah ada hal yang disembunyikan secara sengaja atau sedang direkayasa.
Semua itu hak timsus mengungkap fakta yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit. Dalam waktu singkat semua terhentak setelah Kapolri merilis penetapan tersangka baru yang berinisial FS. Padahal, kejadian perkara yang di perbincangkan berlokasi di rumah yang bersangkutan.
Teka teki kasus semakin menjadi sorotan mata publik karena tersangka paling baru merupakan sosok kunci motif di balik pembunuhan brigadir tersebut.
Terlepas ada sandiwara atau tidak, kejadian itu pada akhirnya memancing kembali kasus-kasus yang terindikasi serupa model dan cara modus operandinya. Oleh karena itu, polri siap-siap memberikan keterangan dan penjelasan berbagai kasus.
Di antara sekian kasus yang ada, yang paling dinanti publik adalah kasus KM 50 yang menelan 6 orang korban. Saat penyelidikan dan penyidikan berlangsung hanya berpangkat bintara polisi yang ditersangkakan.
Sama halnya kasus Brigadir J pada awalnya yang terlibat hanya anggota polri berpangkat bintara, sedangkan yang terlibat berpangkat perwira pada akhirnya ikut terlibat juga setelah desakan publik, baik itu LSM maupun media yang terus mempublikasikan kejanggalan yang mengemuka dalam kasus tersebut.
Publik berharap banyak kasus serupa dapat diungkap kembali siapa dalang elite polri yang bermain api. Terlebih nyawa sesorang yang dipertaruhkan.
Kiranya dengan tersangka baru berpangkat perwira tinggi jenderal berbintang, di tubuh institusi Polri dengan banyak anggota yang terlibat hingga menyentuh ke angka puluhan menandakan perbuatan pada kasus serupa benar-benar teroganisir rapi dan sistemik.
Seharusnya momentum ini menjadi catatan besar bagi pihak-pihak terkait memberikan tekanan politik untuk membongkar skandal atau mafia di institusi Polri. Sekaligus memperbaiki pola dan model penanganan kasus-kasus yang banyak melibatkan petinggi atau elite-elite di negeri Ibu Pertiwi.
Padahal, boleh ditengok kembali kebanyakan orang semasa kecil hampir semua mendengar kalimat dan pernyataan anak-anak sekolah usia dini dan dasar ketika ditanya tentang cita-cita pasti jawaban menjadi polisi dan tentara.
Hal itu secara visual sosok polisi dan tentara terlihat gagah, berwibawa, dengan gaya penampilan sosok pemberani yang selalu melayani dan membela kebaikan dan kebenaran. Wajar anak-anak masih belia mendambakan profesi seorang pembela kebenaran.
Dengan pakaian seragam seorang anggota polisi yang menawan nan wibawa saat ini tidak terasa waktu ke waktu banyak peristiwa yang melibatkan institusi polri terkesan seolah-olah mempertonton hal yang memilukan.
Mungkin peristiwa seperti ini kala dulu sebelum ada media massa yang masif tidak dapat dilihat secara kasat mata. Namun, hari ini boleh dikata sulit bersembunyi apalagi disembunyikan.
Siapa pun sekarang bisa melihat dan mendengar berbagai peristiwa dalam waktu hitungan detik dan bersamaan dengan peristiwa walaupun jauh dari lokasi kejadian.
Wajah para jenderal dengan bintang di pundak kiri dan kanan memberikan simbol kewibawaan yang disegani penuh bangga terlihat anggota di bawahnya. Kiranya hal tersebut harus menjadi pengingat diri bahwa hal itu harus mampu menjadi pendorong menegakkan kebenaran dan keadilan.
Triliunan rupiah anggaran untuk instiusi polri harus digunakan untuk melayani dan mengayomi masyarakat sepenuh hati. Wahai para anggota polri di mana pun berada, saudara-saudara semua di antara jutaan orang Indonesia yang bernasib baik.
Sebagai rasa syukurmu layanilah masyarakat dengan ramah, santun, dan berwibawa. Jauh seperti Hoegeng seorang Kapolri yang sederhana nan berwibawa, sikap dan perilakunya menjadi jasa yang selalu dikenang setiap masa.
Banyak anggota polri memiliki sifat dan karakter sederahana, jiwa melayani dan menyantuni pada masyarakat papa yang tidak terlihat dan terekspos di mata publik semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan apresiasi dunia dan akhirat.***
sumber berita ini dari bandungmu.com
Suasana ceria menyelimuti halaman TK di sekitar MI ASSA’ADAH MIAS Bungah saat para siswa madrasah ...
SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) memperingati Isra’ Mi’raj 1446 H/2025 M dengan menggela...
Girimu.com – Kesalehan harus didasari dengan keimanan dan keikhlasan, bukan dijadikan alasan untuk...
SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo (Spemia) memperingati Isra Miraj 1446 H pada Jumat (31/01/25). Acara i...
Girimu.com – Siswa MI ASSA’ADAH MIAS Bungah kembali menunjukkan semangat mereka dalam kegiatan P...
Kak Tatik Respati, dengan boneka Tole sebagai teman bercerita, memukau santri TPQ At Taqwa Pulopanci...
No comments yet.