Breaking News
Categories
  • #muktamar muhammadiyah aisyiyah 48
  • Acara
  • Berita Organisasi
  • Berita Sekolah
  • Cerpen
  • Featured
  • Gerak
  • Kabar
  • Kegiatan Mahasiswa
  • Kegiatan Sekolah
  • Keislaman
  • Muhammadiyah News Network
  • Muhammadiyah or id
  • Palestina
  • Pendidikan dan Pelatihan
  • Politik
  • PWMU CO
  • Resensi buku
  • Srawung Sastra
  • Tarjih
  • TVMU
  • Uncategorized
  • Video
  • wawasan
  • Jangan Membunuh – bandungmu.com

    Aug 25 202236 Dilihat

    BANDUNGMU.COM — Kitab “Mahabharata” menuturkan: Duryodana rubuh, tapi bangkit, bertopang pada kedua lututnya.

    Setelah tegak berdirinya, ia menerkam dan memukul Bima di dahinya. Bima sama sekali tidak bergerak, tetap berdiri dengan kokoh seperti gunung.

    Darah mengucur dengan derasnya menuruni pelipisinya. Dengan cepat ia memungut gada besinya dan menghantamkannya dengan keras.

    Duryodana gemetar dan jatuh seperti pohon sala raksasa dibantun oleh angin keras. Orang Pandawa bertepuk dan bersorak gembira.

    Pemandangan serupa dapat kita saksikan di layar televisi ketika dua petinju kelas berat dan saling menghantarm ganas untuk merobohkan lawan mainnya. Dan ketika seorang petinju “roboh seperti pohon salam raksasa”, terdengar sorak-sorai kegembiraan.

    Siapakah engkau itu manusia?

    Manusia itu, sejak dahulu mulai sampai sekarang, dapat dibuat suka gembira menyaksikan tindak kekerasan seorang manusia terhadap manusia lainnya. Entah itu dalak kenyataan hidup, entah itu cuma dalam permainan.

    Setiap hari di televisi, di halaman surat kabar, dan majalah, terhidang berita nyata tindak kekerasan dan pembunuhan serta berbagai kisah fiktif yang serupa.

    Antara fakta dan fiksi sudah sulit dibedakan. Yang kita sangka cuma cerita dalam novel picisan ternyata cerita nyata.

    Benarkah manusia dapat berbuat sesadis itu? Begitu tanda Anda sendiri menyantap sarapan pagi.

    Begitulah manusia ini adanya. Meskipun semua kitab suci mengajarkan untuk tidak saling menyakiti sesama dan tidak membunuh sesama, korban pembunuhan bertebaran di sekeliling kita.

    Mengapa manusia selalu saling menyakiti, saling berbuat kekerasan, saling bunuh? Bukankah kita diajari sejak kecil mula untuk mencintai sesama? Bukankah hukum kasih sayang dan cinta terselip dalam ajaran-ajaran agung umat manusia.

    Berawal dari benci

    Pembunuhan berawal dari sikap membenci. Dan membenci itu salah satu wilayah perasaan manusia, seperti halnya dengan cinta kasih.

    Pembunuhan, seperti halnya percintaan, berawal dan berada di wilayah emosi manusia.

    Prof Dr Louis Leahy SJ menjelaskan emosi manusia ini. Tulisanya: “Sejauh orang berhasil menguasai diri, emosi dapat menjadi sumber kekuatan, ketegasan, kebenaran, inisiatif, kreativitas, dan sekurang-kurangnya sumber kefasihan.

    Namun, jika seseorang tidak berhasil menguasai emosinya, emosi itu akan menyelesaikannya, menjadikannya gila, melumpuhkannya, mendorongnya kepada tingkah laku dan perkataan yang tak karuan, tak masuk akal, dan sering pantas ditertawakan.

    Demikian halnya dengan orang yang dikatakan menjadi mata gelap atau membabi-buta dan akan memporakporandakan segala-segalanya.”

    Sumber-sumber atau aspek afektif manusia ini adalah nafsunya atau hasrat jiwanya.

    Ada dua kategori besar nafsu manusia, yakni yang mendorong orang untuk mengikatkan diri pada apa yang baik baginya (nafus hasrat) dan yang mempersiapkan orang untuk bertempur dengan apa yang melawan kehendaknya (nafsu amarah).

    Tindak kekerasan yang berkulminasi pada pembunuhan tentulah termasuk nafsu amarah tadi.

    Nafsu ini mengambil jarak, memutuskan ikatan dengan manusia lain karena si pemilik nafsu tidak menyukainya dan membencinya.

    Masalahnya adalah pengendalian perasaan seperti yang dituturkan oleh Louis Leahy.

    Baik nafsu positif maupun nafsu negatif harus dapat dikendalikan agar tidak menimbulkan perbuatan yang “pantas ditertawakan” atau yang “memporakporandakan segala-galanya”.

    Pengendalian emosi sampai mencapai tingkat yang pantas dan proporsional, agar manusia tidak ditelan oleh mata gelap emosinya, perlu pelatihan dan pendidikan. Manusia yang terdidik adalah manusia yang terkendali emosinya.

    Emosi cinta

    Sebenarnya hanya ada satu jenis emosi yang amat mendasar, yakni emosi cinta. Emosi kebencian timbul karena emosi cinta terhalangi atau tertolak oleh objek cintanya.

    Emosi cinta itu menggerakkan orang untuk menyatukan diri, peduli, penuh perhatian, memberi, dan mengembangkan pribadi orang lain.

    Sebaliknya, emosi benci akan memisahkan, tak mau tahu, menolak, dan membinasakan pribadi lain.

    Itulah yang terjadi pada Bima ketika ia merobohkan Duryodana dengan gadanya, meskipun Duryodana itu masih terhitung saudaranya sendiri.

    Memang batas antara cinta dan benci itu kadang-kadang begitu tipis sehingga seorang suami tega membunuh istrinya sendiri, seorang kekasih tega menikam pacaranya, seorang anak tega membunuh ayahnya.

    Ini semua karena cinta yang begitu bergelora dan buta tanpa mengendalikan emosi, tiba-tiba ditolak, hanya dengan satu kata atau hanya dengan satu perbuatan kecil, yang maknanya “tidak”.***

    ______

    Sumber: “Orang Baik Sulit Dicari”

    Editor: Feri A




    sumber berita ini dari bandungmu.com

    Author

    Share to

    Related News

    MIAS bungah

    Siswa MIAS Bungah Jadi “Guru Kecil...

    by Feb 03 2025

    Suasana ceria menyelimuti halaman TK di sekitar MI ASSA’ADAH MIAS Bungah saat para siswa madrasah ...

    SD Muhammadiyah 1 Wringinanom

    SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gelar Pawa...

    by Feb 02 2025

    SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) memperingati Isra’ Mi’raj 1446 H/2025 M dengan menggela...

    Kajian Ahad Pagi

    Ustadz Abdul Basith: “Kesalehan Bukan ...

    by Feb 02 2025

    Girimu.com – Kesalehan harus didasari dengan keimanan dan keikhlasan, bukan dijadikan alasan untuk...

    SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo

    Peringatan Isra Miraj di Spemia: Bangun ...

    by Feb 02 2025

    SMP Muhammadiyah 14 Driyorejo (Spemia) memperingati Isra Miraj 1446 H pada Jumat (31/01/25). Acara i...

    MIAS Bungah

    Siswa MI ASSA’ADAH MIAS Bungah Antusia...

    by Feb 01 2025

    Girimu.com – Siswa MI ASSA’ADAH MIAS Bungah kembali menunjukkan semangat mereka dalam kegiatan P...

    Boneka tole

    Kak Tatik Respati dan Boneka Tole Hibur ...

    by Feb 01 2025

    Kak Tatik Respati, dengan boneka Tole sebagai teman bercerita, memukau santri TPQ At Taqwa Pulopanci...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top