BANDUNGMU.COM — Salah satu kekhasan dalam menempuh pendidikan di lembaga milik Muhammadiyah adalah dijumpainya pelajaran wajib bernama Al Islam dan Kemuhammadiyahan atau AIK.
Seperti namanya, AIK adalah pelajaran khusus yang mengajarkan dan menekankan pada dua subjek utama yaitu materi Keislaman dan Kemuhammadiyahan.
Mata pelajaran ini umum dijumpai di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA). Meski wajib, AIK memiliki fungsi berbeda.
Bagi mahasiswa muslim, AIK ditujukan untuk internalisasi pemahaman Keislaman, sedangkan bagi mahasiswa nonmuslim, AIK hanya berlaku sebatas khazanah keilmuan.
“AIK ini merupakan satu pengkhususuan yang dimiliki PTMA. Jadi, seluruh PTMA harus mengajarkan AIK, yaitu pelajaran untuk mengenalkan Islam secara dalam dan mengenalkan Muhammadiyah,” kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Dadang Kahmad MSi seperti dikutip dari “Catatan Akhir Pekan” TvMu, Selasa 02 Agustus 2022.
“Diharapkan dari AIK itu lahir kader umat, kader bangsa, dan kader Muhammadiyah. Jadi, kita tekankan memahami Islam secara benar sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah, Islam yang moderat, juga diajarkan sejarah dan perjuangan Muhammadiyah, ke mana Muhammadiyah itu dan bagaimana serta apa hasil-hasil perjuangan Muhammadiyah terhadap bangsa ini,” imbuh Prof Dadang.
Perlu intensifikasi AIK
Menurut Prof Dadang, AIK ke depan perlu diintensifkan lagi agar minimal alumni PTMA memiliki visi kebangsaan yang selaras dengan pikiran berkemajuan Muhammadiyah.
Khusus untuk mahasiswa muslim, Prof Dadang berharap AIK bisa menjadi jaring pengkaderan dan menambah keanggotaan Muhammadiyah.
“Kita ingin alumni PTMA minimal mengerti Muhammadiyah itu seperti apa. Bahkan saya ingin untuk daerah-daerah yang mayoritas muslim, ditawarkan menjadi anggota Muhammadiyah karena mereka diduga sudah menguasai sejarah Muhammadiyah,” ujarnya.
“Tidak apa kita tawarkan formulir, kita tidak memaksa, tetapi kita ajak mereka mengabdi dan beribadah di Muhammadiyah supaya AIK itu betul-betul diimplementasikan dalam kehidupan nyata,” usul Prof Dadang.
Saat ini, kata Prof Dadang, ada sedikitnya 500 ribu jumlah peserta didik di PTMA seluruh Indonesia.
Jika intensifikasi AIK untuk mengenalkan paham kebangsaan, keagamaan, dan kehidupan Muhammadiyah berhasil, Ketua BPH UM Bandung ini yakin Indonesia akan lebih mudah menjadi negara yang adil, makmur, dan sejahtera.
“Saya kira kepada seluruh PTMA, manfaatkanlah kesempatan ini untuk memberikan informasi pada mahasiswa kita apa pun latar belakang mereka. Apakah setelah itu mereka nanti mengamalkan atau tidak, itu tidak masalah. Tugas kita menginformasikan dan menginternalisasikan sehingga mereka punya jiwa Al-Islam dan Kemuhammadiyahan,” pungkas Prof Dadang.***(afn)
_____________________________________________
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: Feri A