GIRIMU.COM — KB-TK Aisyiyah 49 Griya Kencana, Driyorejo menggelar kegiatan bertema Nature’s Classroom (Belajar bersama alam) pada Selasa (11/11/2025). Kegiatan yang berlangsung di area ruang terbuka hijau tersebut diikuti dengan antusias oleh seluruh siswa, guru, serta wali murid.
Melalui program ini, sekolah ingin menghadirkan pengalaman belajar langsung di alam agar siswa dapat mengenal lingkungan sekitar secara lebih dekat dan menyenangkan. Ada 2 lokasi yang disiapkan untuk kegiatan ini, yaitu di Taman Kelinci dan Camping Ground Bernah De Vallei Pacet, Mojokerto.
Sejak pagi, anak-anak Nampak bersemangat ketika mengikuti rangkaian aktivitas yang telah disiapkan. Mereka diajak mengamati berbagai jenis hewan, diantaranya kelinci, burung, dan ikan di lokasi pertama, yaitu Taman Kelinci.
“Keberadaan makhluk hidup berupa hewan penting adanya untuk menjaga kelestarian lingkungan,” tutur Zulfa Mujtahidah, SPd, guru TK yang ikut memberikan pemahaman kepada siswa.
Siswa diajak untuk memberi makan hewan dan diperbolehkan untuk menyentuh dan bahkan menggendong kelinci. Potongan wortel disiapkan untuk memberi makan kelinci, sedangkan pellet disiapkan untuk memberi makan burung dan ikan.
Sebanyak 4 orang guru mendampingi 28 siswa yang terdiri atas kelas KB (Kelompok Bermain), TK A, dan TK B. Tingkah polah lucu siswa menghadirkan pertanyaan unik yang kerap tak disangka. “Kenapa Kelinci suka makan wortel, tapi bulunya warna hitam bukan oren?” tanya Nadira Nur Aisyah, salah satu siswa kelas TK A.
Lain halnya dengan Sofia Fikhratus Solikha, salah satu siswa kelas TK A yang menanyakan mengapa pohon pinus hanya ada di hutan.
Memberikan penjelasan sederhana yang mudah dipahami dan jawaban yang disampaikan sesuai dengan usia anak-anak, akan lebih mudah diterima. Namun hal tersebut menjadi tantangan tersendiri tatkala guru harus menyampaikan tentang fakta yang sebenarnya.
Natasya Merdika, SPd, Ketua Panitia acara tersebut menjelaskan, bahwa Nature’s Classroom menjadi bagian dari komitmen sekolah untuk menghadirkan pembelajaran yang holistik. “Anak-anak pada dasarnya adalah penjelajah. Mereka belajar paling baik ketika terlibat langsung. Dengan mengenalkan alam sejak dini, kami berharap mereka tumbuh menjadi pribadi yang peduli, peka, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, siswa juga mengikuti berbagai kegiatan edukatif seperti memberi makan hewan peliharaan yaitu kelinci, burung, dan ikan, mendirikan tenda, susur sungai, dan berenang bersama. Selain melatih motorik, aktivitas ini dirancang untuk menstimulasi kemampuan observasi, kerja sama, dan rasa ingin tahu anak.
Pandu Tunas Athfal
Pandu Tunas Athfal yang merupakan cikal bakal Hizbul Wathan mulai dikenalkan sejak dini di usia PAUD. Salah satu kegiatannya adalah mengajak siswa camping bersama. Camp yang berdurasi hanya setengah hari tentu akan membuat pengalaman baru bagi siswa.
Kali pertama mengadakan kegiatan camp, Pandu Tunas Athfal KB – TK ABA 49 Griya Kencana belajar mengenal alam di hutan Pinus Bernah De Vallei. Mengenakan hasduk hijau khas Hizbul Wathan yang dilengkapi dengan ring, peserta camp siap mendirikan tenda bersama. Di tengah hutan pinus yang berhawa dingin, tenda biru hasil kerjasama siswa dan guru akhirnya berdiri kokoh. Antusias siswa yang langsung masuk ke dalamnya membuat suara riuh didalam tenda terdengar hingga keluar.
”Hore…. akhirnya jadi tendanya. Ayo masuk,” seru Jonathan Adriyel Putra Valentino, salah satu siswa kelas TK B.
Para orang tua yang hadir turut memberikan dukungan positif. Mereka menilai kegiatan luar kelas seperti ini mampu memberikan pengalaman berbeda yang tidak didapatkan dari pembelajaran biasa didalam ruangan.
“Anak saya terlihat lebih antusias. Ia bisa bertanya langsung ketika melihat tanaman atau hewan yang ditemui, dan itu membuat proses belajar menjadi lebih hidup,” ujar RA. Siti Mutik Nur Fadhilah, wali murid dari Nadira Nur Aisyah.
Melalui Nature’s Classroom, KB TK Aisyiyah 49 Griya Kencana berharap dapat terus menghadirkan kegiatan inovatif yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Program ini menjadi bukti, bahwa belajar di alam tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mampu menanamkan nilai penting tentang kecintaan terhadap lingkungan sejak usia dini. (*)
Kontribtor: Elisyah Susanty







