Girimu.com — Berangkat sekolah sambil nenteng (membawa) sampah? Bisa jadi ini tidak lazim dan terasa aneh di dunia pendidikan. Tetapi, itulah fakta yang ditemukan di TK Aisyiyah 39 Wringinanom, Gresik, Jawa Timur pada Senin 8 Januari 2024 lalu.
Di hari pertama memasuki semester 2 tahun pelajaran 2023-2024 itu, pemandangan Senin pagi yang cerah menunjukkan, bahwa lebih dari 100 siswa TK di ujung Selatan Gresik itu lagi membawa sampah berupa beragam botol plastik bekas air kemasan. Mereka ramai-ramai membawa barang yang masuk kategori sampah tersebut, bukan lantaran tengah melakukan demo. Mereka mengumpulkan botol plastik itu di tempat yang telah disiapkan pihak sekolah, justru untuk maksud yang positif, yakni untuk kepentingan mengurangi beban lingkungan dari sampah plastik di lingkungan rumah masing-masing.
Aldevaro Kiano Sofiyanto yang biasa di sapa Kiano adalah salah satu di antara 130 siswa yang rutin setiap Senin membawa botol bekas untuk dikumpulkan di keranjang khusus sampah plastik yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Kiano tidak pernah lupa untuk membawanya setiap Senin, karena munculnya kesadaran dan dukungan dari orang tuanya. Begitu juga teman-teman Kiano, semuanya membawa botol plastik bekas tempat air minum itu.
Kusmiati, SPdI, Kepala TK Aisyiyah 39 Wringinanom mengungkapkan, kegiatan ini awalnya merupakan program dari Pemerintah Kecamatan Wringinanom yang mengajak semua instansi, termasuk lembaga pendidikan, untuk mengurangi sampah plastik di lingkungan masing-masing.
“Awalnya memang terlihat aneh, berangkat sekolah kok sambil membawa sampah. Tapi, lama-lama jadi terbiasa,” ujar Bu Kus, sapaan akrabnya.
Seiring dengan berjalannya waktu dan sudah berlangsung selama satu semester, para orang tua dan siswa menyadari betapa pentingnya mengurangi sampah plastik yang ada di rumah dan sekitarnya. Tingginya kesadaran terhadap lingkungan tidak hanya ditunjukkan dengan membawa dan mengumpulkan sampah. Setiap hari, mereka diajak memilah sampah dari “bekal” bawaannya. Pemilahan dilakukan untuk memisahkan dan mengelompokkan mana sampah yang bisa didaur ulang atau yang tidak. Karena itu, di setiap kelas disediakan 2 tempat sampah sebagai wadah sampah yang telah dipilah.
Dari sampah yang telah terkumpul dan dipilah sesuai jenisnya, sampah lalu dijual ke pengepul. Dana dari hasil penjualan sampah tersebut, oleh dikelola untuk tambahan membiayai kegiatan anak-anak di sekolah. Diharapkan, dengan kegiatan bank sampah ini, bisa terwujud sekolah yang bersih dan sehat. Atas empati dan ketelatenan dalam mengelola sampah tersebut, 28 November 2023 lalu, TK Aisyiyah 39 Wringinanom diganjar sebagai juara III dalam program Kampanye Sekolah Sehat tingkat Kabupaten Gresik. (*)
Kontributor: Nur Alfah