Pagi yang cukup cerah dan terasa hangat di kulit tubuh. Ditingkahi gumpalan mendung yang menggantung, membuat sinar mentari tak bisa leluasa menembus permukaan bumi.
Hari Kamis, tepat 4 November 2021 pukul 07.00 WIB, 25 siswa siswi SD Muhamamdiyah Giri (SD Muri) Kebomas memasuki ruang audio di sekolah. Terlihat gamblang dari raut wajah mereka, ada rasa cemas bercampur ketakutan. Hari itu, mereka terjadwal mengikuti pemeriksaan swab antigen yang diselenggarakan pihak sekolah yang bekerja sama dengan Puskesmas Kebomas, menindaklanjuti edaran Dinas Kesehatan Gresik.
Ustadzah Umamah selaku Waka Kesiswaan menyampaikan pesan untuk menguatkan mental para siswa agar lebih santai dan tidak panik dalam menjalani swab. Lebih dari itu, ia berharap, saat hari H pelaksanaan swab, anak-anak benar-benar siap, sehingga program itu berjalan lancar dan aman.
“Anak-anak, apa sudah ada yang pernah di-swab ?”
“Ada Ustdz,” jawab Nadia, siswa kelas 5 yang pagi itu juga mengikuti tes swab.
“Bagaiman Nadia? Sakit?” Tanya Ustadzah Umama lagi.
“Tidak Bu,” jawab Nadia dengan cepat.
Kepada para siswanya Ustadzah Umama menjelaskan, menjalani swab tidaklah sakit, cuma geli saja. Dengan demikian, anak-anak mesti rileks saja biar bisa melawan perasaan yang dihantui rasa sakit. Maka, tepat pukul 08.00 WIB, Bu Maryam, petugas laboraturium Puskemas Kebomas pun datang ke sekolah. Tidak pakek lama, ia pun menyiapkan perralatan atau perlengkapan pelaksanaan swab antigen.
Sebelum pelaksanaan swab, Ustadz Faruk, Kordinator UKS SD Muri menyiapkan administrasi yang dibutuhkan, seperti kartu keluarga (KK) yang dipersyaratankan untuk siswa yang akan di-swab. Kegiatan ini sebelumnya sudah di informasikan kepada wali siswa yang anak-anaknya terpilih untuk swab hari itu. Pria murah senyum ini pun mulai memanggil anak-anak satu per satu untuk di-swab di ruang UKS. Sementara Bu Maryam, dibantu Bu Umama memulai swab.
Selain siswa, Pak Faruk juga meminta semua guru untuk mengumpulkan KTP. Teknis seleksinya, pihak sekolah yang akan memilih guru yang akan di-swab. Setelah 25 siswa selesai, Pak Faruk megacak nama guru, dan terpilih 4 guru untuk di-swab.
Tidak semua siswa dan guru menjalani swab pada bulan ini. Sebab, kuotanya cuma 10 persen dari jumlah siswa dan guru, sebagaimana diminta dalam surat edaran Diknas. Setelah menjalani swab, anak-anak dipersilakan istirahat di ruang perpustakaan dan diberi minuman dan snack oleh kordinator perustakaan.
Setelah 30 menit, hasil swab sudah bisa dilihat semua. Dan, alhamdulillah, dari 25 siswa dan 4 orang guru, hasilnya semuanya negatif. Hasil swab ini pun dipaorkan kepada kepala sekolah.
Kapala SD Muri, Ustadz Luthfi Arif menyampaiakan, bahwa setelah hasil swab keluar dan hasilnya negatif, pihaknya bersiap menjalankan pembelajaran tatap muka secara penuh. Namun, pelaksanaannya menunggu turunnya surat resmi dari Diknas.
Hal ini seiring dengan para wali siswa yang meminta untuk belajar di sekolah secara normal. Semoga pandemi Covid-19 ini benar-benar berlalu seraya terus berihtiar lewat protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Diharapkan, dengan kembali normalnya proses pembelajaran, layanan terbaik buat warga sekolah yang berjumlah 250 siswa bisa dioptimalkan dan pengelolaan sekolah berjalan normal kembali. (Riza Agustina W.S.)