WRINGINANOM — Di tengah kemeriahan Hari Raya Idul Adha yang dilaksanakan oleh Panitia Qurban Masjid An Nuur Kandangasin bersama SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Wringinanom, terselip kisah mengharukan dari sosok yang sering luput dari perhatian. Ana Hanifah, seorang cleaning service di SD Muwri, diam-diam telah mempersiapkan kurban dua ekor kambing atas nama dua anaknya, Nanda dan Rifqi.
Peran Sederhana, Keteladanan Luar Biasa
Ana bukanlah orang yang menonjol di lingkungan sekolah. Ia dikenal sebagai sosok sederhana yang setiap hari membersihkan ruangan, membantu siswa saat istirahat, dan menjaga kantin sekolah. Namun, di balik keseharian itu, ia menyimpan semangat luar biasa untuk berkurban.
Minggu (8/6/2025), Ana menyerahkan dua ekor kambing kepada panitia kurban. Banyak yang terkejut saat nama anaknya, Nanda, tercatat sebagai peserta kurban dengan dua ekor kambing.
Menabung dari Gaji Terbatas Demi Ibadah
Dengan penghasilan yang paling kecil di antara pegawai sekolah, Ana tetap mampu menyisihkan uang sedikit demi sedikit sejak awal tahun. “Saya dan suami memang niatkan dari awal, supaya anak-anak kami bisa berkurban. Alhamdulillah, Allah mudahkan,” ungkap Ana dengan senyum tenang.
Ia tidak sendiri dalam perjuangannya. Suaminya yang bekerja serabutan ikut menambah kekurangan. Mereka berdua saling mendukung dalam mewujudkan niat mulia ini. Bagi Ana, kurban bukan semata ritual, melainkan ajaran nilai dan keteladanan untuk anak-anaknya.
Terungkap di Hari-H Pelaksanaan Kurban
Kisah ini baru diketahui oleh guru dan staf sekolah pada hari pelaksanaan kurban. Mereka kaget ketika melihat nama anak Ana tercatat sebagai peserta. “Awalnya kami kira bantuan dari orang lain. Tapi setelah dikonfirmasi, ternyata Bu Ana dan suaminya yang menabung selama hampir setahun,” tutur Mufidatul Latifah, salah satu guru SD Muwri.
Reaksi para guru pun beragam. Sebagian terharu, sebagian lagi malu karena belum mampu melakukan hal serupa. Ana berhasil menyentuh hati banyak orang hanya dengan ketulusan dan tekad yang kuat.
Refleksi Nilai-Nilai Islam yang Nyata
Apa yang dilakukan Ana bukanlah hal sepele. Ia memperlihatkan bahwa ibadah bukan tentang kemampuan materi, tetapi niat dan keikhlasan. Seorang guru menyampaikan bahwa kisah Bu Ana akan dijadikan bahan pembinaan karakter siswa.
“Bu Ana memberi bukti bahwa nilai Islam bisa dijalankan oleh siapa pun. Tidak harus orang kaya atau berkedudukan,” ujarnya.
Cinta dalam Diam, Inspirasi Tak Terbantahkan
Di balik pekerjaan yang mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang, Ana justru menunjukkan sikap mulia. Ia mengajarkan arti berkurban sesungguhnya. Dari sapu yang digenggam setiap pagi, ia telah menyapu keraguan dan menggantinya dengan keteladanan.
Kisah Ana menyebar luas, menjadi inspirasi di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar. Ia membuktikan bahwa ketulusan, kesabaran, dan kerja keras bisa mengalahkan segala keterbatasan.
Kontributor: Rahmat Syayid Syuhur