Kisah di Lampu Merah.
Oleh : Safrin Octora
Sepeda motor saya berhenti di barisan depan sebelah kanan di lajur kiri ketika lampu merah (traffic light) di muka Ace Hardware Jl. Juanda perempatan Jl. Brigjen Katamso berwarna merah. Malam belum larut. Maghrib telah lewat dan mendekati waktu Isya. Tidak lama sebuah sepeda motor lain yang dikendarai seorang wanita, berhenti pas di sebelah kiri saya. Selanjutnya ada dua sepeda motor lain yang berhenti di sebelah pengendara wanita tersebut. Sementara di sudut sebelah kiri, berdiri seorang anak laki-laki. Usianya mungkin masih tingkat SMP Kelas 7 atau 8. Dia memakai kaos bola berwarna merah milik klub terkenal dari Inggeris, yang sekarang sedang “turun daun” (lawan dari naik daun).
Ketika antrean semakin panjang, dia beranjak dari tempatnya berdiri, langsung berjalan ke pengendara sepeda motor wanita yang tepat di sebelah saya. Mengangkat tangan dan meminta sesuatu dari wanita tersebut. Batin saya mengatakan anak ini pasti peminta-minta. Namun wanita yang diminta, bergeming – diam tidak bergerak sambil memperhatikan traffic light yang masih merah.
Mungkin hari ini tidak ada uang receh yang masih tersisa dari dompet si wanita, sehingga dia diam membisu.
Menyadari hal itu si anak berbaju merah itu, saya lihat pindah ke belakang. Tiga baris dari depan ada pengendara sepeda motor yang sepertinya sepasang remaja. Si anak muda berbaju merah mendekati pasangan itu dan menadahkan tangannya seperti meminta kepada sepasang remaja tersebut.
Saya tidak memperhatikan apakah pasangan tersebut ada memberi sedikit sisa uang yang mereka miliki. Namun saya melihat ada suatu kebiasaan lain dari si anak muda berbaju merah dalam proses meminta-minta. Dia tidak meminta–minta kepada dua pengendara sepeda motor paling kiri, yang berjenis kelamin laki. Dengan langkah pasti dia menuju ke wanita yang tepat di sebelah saya. Menadah tangan dan mengucapkan sesuatu.
Tidak berhasil dengan wanita itu, dia tidak pindah ke sebelah – tempat saya berhenti. Si peminta-minta (mohon maaf ya, saya pakai kata ini), malah pindah ke belakang ke tempat sepasang remaja yang juga naik sepeda motor.
Dalam proses menunggu traffic light berubah warna, muncul pertanyaan dalam diri saya. Kenapa si peminta-minta tadi lebih mendekati seorang wanita ataupun sepasang remaja yang kelihatan lagi asyik pacaran ? Apa wanita lebih suka memberi kepada peminta-peminta di lampu merah ? Atau pasangan remaja yang sedang pacaran lebih suka memberi, dari pada pengendara sepeda motor laki-laki yang jumlah ada beberapa berhenti di trafiic light itu ? Kenapa si peminta-minta itu memilih sasaran dalam kegiatan meminta-mintanya itu
Waduh, lampu berubah warna jadi hijau. Saya harus menjalankan kendaraan menuju arah pulang ke rumah. Jawaban belum di dapat.
Apakah Anda bisa memberikan jawaban terhadap prilaku sosial seorang peminta-minta yang meimilih sasaran seperti saya alami malam ini ? (***)