Konsep Bahagia Itu Sederhana, Inilah Kegembiraan ‘Outdoor Adventure’ Pandu Tunas Athfal KB – TK Aisyiyah 49 Griya Kencana

banner 468x60

GIRIMU.COM — Tawa riang dan sorak kegembiraan terdengar lantang di tepian aliran sungai kecil di hutan wisata Bernah De Vallei, Pacet, Mojokerto, saat siswa KB–TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 49 Griya Kencana Driyorejo mengikuti kegiatan Nature’s Classroom bertajuk Outdoor Adventure Pandu Tunas Athfal, Selasa (11/11/2025). Kegiatan ini mengintegrasikan antara konsep deep learning melalui Nature’s Classroom dengan kegiatan Pandu Tunas Athfal.

Dengan menggunakan 1 bus berukuran besar, siswa KB-TK ABA 49 Griya Kencana memulai perjalanan untuk pembelajaran di luar kelas dengan konsep Nature’s Classroom. Menjadi salah satu agenda penting pada semester 1 ini, sebanyak 28 siswa antusias sejak pagi hari. Menanamkan nilai kemandirian, kebersamaan, belajar merawat satwa, dan kecintaan terhadap alam sejak dini merupakan bagian dari tujuan kegiatan kali ini.

“Kami kenalkan juga tentang Pandu Tunas Athfal yang memiliki tugas untuk melestarikan alam,” ucap Natasya Merdika, SPd, Ketua Panitia kegiatan tersebut.

Dengan mengenakan pakaian olah raga berwarna cerah khas KB-TK ABA, siswa yang didampingi oleh orang tua nampak semangat mengikuti berbagai aktivitas luar ruang yang telah disiapkan. Di antara kegiatan yang paling dinanti adalah susur sungai. Bermain air di aliran sungai dangkal yang jernih dengan dasar sungai yang relatif aman dari bebatuan, siswa diajak merasakan langsung kesegaran air sambil belajar menjaga kebersihan lingkungan dan mengenal ekosistem sekitar.

“Kami ingin memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi anak-anak. Melalui kegiatan ini, mereka belajar mencintai alam, bekerja sama, dan menemukan kebahagiaan dalam hal–hal sederhana,” ujar Natasya.

Tak berselang lama setelah masuk ke dalam aliran air sungai suasana menjadi ramai. Satu sama lain saling menyiratkan air hingga baju seragam basah kuyup. Dinginnya air pengunungan pun tak dirasakan lagi. Hawa dingin yang menerpa kulit tak dihiraukan, hanya ada suara canda tawa di dalamnya.

“Hore … aku mau berenang di sungai,” seru Zavira Okalana Aylanur, salah satu siswa TK A.

“Ada pasir di sini, yuk bangun istana,” celoteh Saga Pratama Sandjaya, salah satu siswa kelas KB (Kelompok Bermain).

Sesaat terdiam dan hanya bisa berada di tepian sungai, wali murid menunggu sambil melihat tingkah polah lucu anak–anak yang sangat menikmati momen itu. Tak mau kehilangan kesempatan unik ini, sesekali wali murid berlomba untuk mengambil foto, mengabadikan dengan kamera masing–masing dari berbagai angle (sudut pengambilan).

Selain bermain air di aliran sungai, siswa juga mengikuti kegiatan susur sungai. Berjalan di sungai yang dangkal yang berjarak 100meter dengan bergandengan tangan antara siswa dan orang tua menambah keseruan tersendiri.

“Aduh, airnya dingin sekali,” kata Fahmi Masruroh, ibunda dari Aisyah Putri Almaira siswa kelas TK A. Aktivitas-aktivitas tersebut dirancang untuk menumbuhkan rasa kedekatan dengan anak (bounding) sekaligus rasa syukur atas nikmat alam yang Allah anugerahkan.

Guru pendamping, Zulfa Islahul Mujtahidah, SPd menambahkan, kegiatan Outdoor Adventure menjadi bentuk implementasi pembelajaran berbasis pengalaman mendalam (deep learning). Dijelaskan, anak-anak umumnya lebih mudah memahami konsep pembelajaran melalui pengalaman langsung. Saat bermain air misalnya, mereka belajar untuk memaknai sungai sebagai tempat air mengalir, belajar untuk sadar bahwa sungai harus dijaga agar hewan air yang hidup di sungai bisa lestari, dan sungai yang bersih bisa dipakai tempat menggembirakan untuk bermain.

“Melihat anak–anak tertawa bahagia dan bermain di alam bebas saat kegiatan outdoor, membuat hati ikut tenang. Hanya kecek–kecek rasanya sederhana, tapi berharga sekali,” tutur Nurul Yunita, wali murid dari Ahnaf Syafiqi Nabhan, siswa kelas TK A saat diwawancarai Girimu.com, Rabu (12/11/2025).

Dengan konsep sederhana namun sarat makna, Outdoor Adventure Pandu Tunas Athfal kali ini menjadi bukti, bahwa kebahagiaan anak tidak selalu datang dari hal mewah, melainkan dari pengalaman nyata yang mengajarkan arti syukur, kebersamaan, dan cinta pada alam. (*)

Kontributor: Elisyah Susanty

Author