Kuliah MBKM Modul Nusantara, Budaya Melayu Mewarnai Perkembangan Kota Medan

banner 468x60

Medan, InfoMu.co – Program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka semakin kuat gaunggnya. Sebanyak 61 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Medan, mendapatkan pembelajaran yang sangat penting seputar adat dan budaya lokal yang ada di Sumatera Utara. Kuliah umum MBKM yang digelar dengan tajuk : Budaya Melayu Mewarnai Kehidupan Kota Medan.

Kuliah umum yang berlangsung di aula kampus utama UMSU, Jalan Muktar Basir itu dihadiri oleh Sultan Deli, Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam, Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP, Ketua Lembaga Melayu UMSU Prof. Dr. Khairil Ansari MPd, Wakil Rektor III Dr. Rudianto, Pimpinan Fakultas dan 61 mahasiswa pertukaran mahasiswa MBKM yang sedang kuliah di UMSU.

Ketua Program MBKM UMSU  Murviana SE MSi pada laporannya menjelaskan program pertukaran mahasiswa antar perguruan tinggi selama satu smester. Program MBKM menggunakan modul nusantra yang berisi rangkaian kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensip tentang kebhinekaan, wawasan kebangsaa, toleransi, dan memperkenalkan kekayaan budaya nusantara untuk memperkuat kecintaan terhadap tanah air. UMSU selain menerima mahasiswa dari perguruan tinggi lain, juga mengirimkan mahasiswanya ke berbagai perguruan tinggi di seluruh tanah air. ” Tahun 2021, ada 97 mahasiswa dan tahun 2022 ada 182 mahasiswa yang belajar di luar kampus UMSU,” jelas Murviana.

Rektor UMSU Prof. Dr. Agussani MAP pada kuliah umum Modul Nusantara itu mengatakan, UMSU menyusun program MBKM melalui kegiatan pertukaran mahasiswa dengan mendekatkan mahasiswa pada kondisi ril dari keberagaman adat dan budaya di Sumatera Utara. Kali ini, dilakukan kuliah umum untuk mengenalkan adat dan budaya Melayu yang mewarnai perkembangan Kota Medan sejak jaman penjahan hingga hari ini. Selanjutnya,  mahasiswa akan dikenalkan dengan adat budaya lokal lain, seperti Karo, Mandailing dan Toba.

Kata Agussani, dua tokoh Melayu Sumatera Utara, Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam dan Prof. Dr. Khairil Ansari diharapkan mampu memberikan prespektif adat dan budaya Melayu yang berkembang di Sumatera Utara kepada mahasiswa.

Kuliah umum yang menghadirkan dua tokoh Melayu, Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam dan Prof. Dr, Khairil Ansari dipandu oleh Dr. Hasrudy Tanjung, Wakil Dekan I FEB-UMSU yang juga Ketua Program MBKM UMSU. Dijelaskan, Sultan Deli memiliki peran dalam syiar Islam, Pelestarian Budaya, Menjadi penghubung antara masyarakat dengan pemerintah dan membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas. Terkait dengan perkembangan zaman dengan teknologi digital hari ini, Sultan Deli menjelaskan memberi dampak pada kehidupan masyarakat, termasuk adat dan budaya Melayu. Seperti mengaburnya wawasan kebangsaan, terdegradasinya  nilai-nilai sopan santun, tergerusnya budaya nusantara tergantikan dengan budaya digital yang menjadi panggung dari budaya barat.

Sultan Deli berharap, semua pihak dapat menyadari perkembangan budaya digital dan mengisinya dengan budaya dan keragaman adat dan budaya sendiri agar kita tetap menjadi masyarakat yang bermartabat.

Sementara, Ketua Pakat Melayu UMSU Prof. Dr. Khairil Ansari mempresentasi sejarah kota Medan melalui sebuah video yang berjudul “Sejarah Kampung Medan menjadi Kota Medan”. Video yang sarat informasi itu menjelaskan awal kota Medan, mulai dari awal masuknya Belanda ke Sumatera Timur dan kemudian membuka perkebunan dan menjadikan Medan menjadi pusat kekuasaannya. Video yang sangat informatif itu, sangat membantu mahasiswa program MBKM memahami sejarah Melayu di Sumatera Utara serta sejarah berndirinya Kota Medan.

Ditegaskan Khairil Ansari, Melayu adalah Islam dengan sagala ragam budayanya. Khairil Ansari juga menjelaskan sejarah dari budaya Melayu itu sendiri. “Kebudayaan itu Harus Dipelajari, karena kita tidak lahir dengan budaya,” pesan Khairil Ansari. (Syaifulh)

sumber berita dari infomu.co

Author