Bantuan logistik dan obat-obatan dari Muhamadiyah Makassar mengalami penjarahan saat sampai di Kecamatan Tappalang, perbatasan Kabupaten Majene – Kota Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.
Penjarahan logistik oleh warga terjadi pada Sabtu pagi, (16/1) pukul 07.00 wita. Bantuan yang dibawa beberapa kendaraan tersebut bersama tim relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Makassar.
Karena aksi warga yang dilengkapi sajam seperti parang dan dirasa sudah membahayakan, akhirnya tim relawan yang berangkat dari Makassar, Jumat petang (15/1) pukul 17.00 wita itu merelakan logistik untuk korban gempa di Kota Mamuju diambil warga.
Wakil ketua MDMC, Agus Salim sekaligus ketua tim relawan yang berangkat itu saat dikonfirmasi menjelaskan, ada 20 orang relawan terbagi dalam lima mobil dalam satu rombongan.
Logistik yang dibawa ini berupa beras, mie instant, air mineral dan susu dan obat-obatan. Rencananya menuju Kota Mamuju, titik terparah musibah gempa yang terjadi selama tiga hari berturut-turut.
Awalnya, kata Agus, mobil ambulance yang melaju di baris paling depan lolos begitu saja. Tapi saat menyusul mobil lain yang ada spanduknya, barulah muncul sekitar 20 warga lelaki dewasa lengkap dengan parangnya.
“Mereka minta logistik itu. Kami sempat bertahan kurang lebih 15 menit dan menyampaikan kalau logistik itu untuk korban bencana gempa di Mamuju. Tapi karena sudah hunus parang dan ada anggota kami nyaris kena, akhirnya kami mengalah. Logistik itu pun diambil sampai mobil kosong,” kata Agus Salim.
Saat ini, tambahnya, tim mereka ambil jalur memutar melalui Kabupaten Mamasa untuk tembus Mamuju. Tidak lagi melintasi jalur Kabupaten Majene karena informasi terakhir, terjadi lagi longsor di daerah Kecamatan Malunda akibat gempa susulan Sabtu pagi. (Tik)