Lomba Menangis Di TK Aisyiyah 40 PPS

Kabar3 Dilihat
banner 468x60

Girimu.com – Suara tangisan anak-anak bergema di TK Aisyiyah 40 PPS, Sabtu (27/7/2024). Suara tangisan tersebut terdengar bersahutan, seolah-olah ada lomba menangis di sekolah ini. Beberapa anak terlihat tantrum dan menangis dengan keras saat tiba giliran mereka untuk disuntik Vaksin Difteri ORI putaran ketiga.

Sabtu pukul 07.30 WIB, TK Aisyiyah 40 PPS mendapat jadwal kegiatan Vaksin Difteri ORI putaran ketiga dari Puskesmas Sukomulyo, Kecamatan Manyar. Kegiatan ini dilaksanakan serentak di wilayah Kecamatan Manyar. “Vaksin Difteri ORI dilaksanakan di Kecamatan Manyar karena sebelum pelaksanaan vaksin putaran pertama, terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Kecamatan Manyar. Sehingga diperlukan kegiatan Vaksin Difteri ORI putaran pertama, kedua, dan ketiga di Kecamatan Manyar,” kata Herlina, Amd.Keb, pelaksana kegiatan Vaksin Difteri ORI putaran ketiga di TK Aisyiyah 40 PPS dari Puskesmas Sukomulyo Manyar. “Ada lima desa di Kecamatan Manyar yang menjadi sasaran kegiatan Vaksin Difteri ORI putaran ketiga ini,” lanjut Herlina.

Tidak semua anak di TK Aisyiyah 40 PPS mengikuti kegiatan ini. Bagi yang sudah tuntas Vaksin Difteri ORI-nya disarankan untuk tidak mengikuti. Demikian juga anak yang sedang tidak sehat tidak diperkenankan mengikuti kegiatan ini. Total anak yang mengikuti Vaksin Difteri ORI putaran ketiga di TK Aisyiyah 40 PPS sejumlah 125 anak, yang terdiri dari 52 anak kelompok A dan 73 anak dari kelompok B.

Saat kelompok A mendapat giliran untuk vaksin, terlihat Dzuhairi Ramadhan Al Ghani yang biasa dipanggil Al dari kelompok A4 masih tenang dan bersiap untuk mendapat giliran. Namun, ketika melihat sekelilingnya banyak anak yang menangis karena ketakutan, Al pun ikut menangis. Hingga pelaksanaan vaksin, Al harus dipegangi dan ditenangkan oleh ibunya. “Alhamdulillah setelah disuntik, tangis Al pun mereda dan ia kembali tenang,” ujar ibu Al.

Di sisi lain, terlihat Khusmiati Islami, guru kelompok A6 yang biasa dipanggil Bu Is, sedang memegangi muridnya dibantu oleh guru lain saat muridnya menangis dan tantrum ketika mendapat giliran disuntik. Bu Is segera memeluk dan memotivasi muridnya bahwa sakitnya hanya sedikit agar tangisnya mereda dan mau disuntik. Ternyata, pelukan dan motivasi dari guru memang lebih efektif meredakan tangisan murid-murid, hingga beberapa anak harus ditenangkan oleh guru masing-masing.

kontributor : Ayu Mira

Author