Makna Khairu Ummah Menurut Muhammadiyah

BANDUNGMU.COM, Bandung – Wakil Dekan FAI UM Bandung Cecep Taufikurrohman mengatakan bahwa KH Ahmad Dahlan adalah orang pilihan Allah SWT untuk membentuk pergerakan yang terorganisasi dalam rangka amar makruf nahi munkar.

Buya Cecep–sapaan akrabnya–menuturkan KH Ahmad Dahlan memaknai lafaz waltakum minkum umatun bukan sekedar perintah amar makruf nahi munkar yang tidak tentu, terpenting dari ayat itu yakni bagaimana membentuk sebuah organisasi yang fokus pada lafaz tersebut.

“KH Ahmad Dahlan tidak berhenti melakukan amar makruf nahi munkar, apalagi secara individu dan tidak sistematik, maka penting dalam menjalankan hal tersebut adalah komunitas yang rapi dan terorganisasi,” tutur Buya Cecep dalam program Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah Jawa Barat.

Khairu ummah

Buya Cecep menjelaskan bahwa Allah SWT menyebut orang yang berhasil membentuk pergerakan terorganisasi dalam rangka amar makruf nahi munkar sebagai khairu ummah atau umat terpilih.

Khairu ummah, kata Buya Cecep, adalah bentuk ideal masyarakat Islam yang identitas dan integritas keimanan, orientasi dan komitmen, serta kontribusi positifnya semata-mata untuk kemanusiaan secara universal (makruf).

“Kebaikan itu bukan hanya mengajak salat, segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia dan kemanusiaan, maka itu adalah al-ma’ruf,” ungkapnya.

Kemudian, ia juga menjelaskan loyalitas pada kebenaran dengan mekanisme amar makruf nahi munkar. “Amar makruf itu bukan maju tak gentar membela yang bayar, tetapi amar makruf nahi munkar dilakukan karena berpihak kepada kebenaran,” jelas alumnus Universitas Al-Azhar Mesir ini.

Bagi Muhammadiyah, makna khairu ummah yakni sekelompok manusia yang banyak menebar manfaat bagi manusia lainnya atau khairunnas anfauhum linnas, bermanfaat untuk semua manusia.

Memberikan kemanfaatan, kemaslahatan, kenyamanan, dan keamanan bagi manusia yang lainnya itu adalah manusia terbaik, khairunnas dengan khairu Ummah.

Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 2, Muhammadiyah menerjemahkan khairu ummah sebagai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarnya merupakan tujuan utama bagi Muhammadiyah.

Lalu dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCHM) terkandung pemikiran ideologis mengenai hakikat, paham agama, serta fungsi dan misi Muhammadiyah di Negara Republik Indonesia untuk mewujudkan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

“Muhammadiyah di sini bukan sebagai penonton karena ada kelompok tertentu yang lebih suka menjadi penonton terhadap apa yang terjadi di negeri ini,” tegasnya.

Buya Cecep menyatakan Muhammadiyah berperan proaktif bagaimana mewujudkan baldatun thayyibatun dengan pilar amar makruf yang cakupannya sangat luas.

Ia mengutip pandangan Ketua Umum PP Muhammadiyah yakni terdapat empat hal untuk mencapai khairu ummah. Pertama, memiliki akidah yang kuat. Kedua, memiliki kekuatan ibadah yang berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Ketiga, memiliki akhlakul karimah. Keempat, memiliki kekuatan muamalah duniawiah.***(MPAF)



sumber berita ini dari bandungmu.com

Author