BANDUNGMU.COM, Semarang — MDMC didukung oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Jawa Tengah menginisiasi Pelatihan Manajemen Krisis & Klinis Oksigen di Rumah Sakit bagi sepuluh rumah sakit negeri maupun swasta yang ada di Jawa Tengah.
Setiap rumah sakit diwakili oleh satu orang tenaga penunjang medis dan satu orang tenaga penunjang non medis. Kemudian dua orang peserta dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah yang membidangi kesehatan rujukan.
Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan hadir dan membuka kegiatan tersebut yang dilaksanakan dalam rangka pilot project training untuk mengimplementasikan modul yang telah disusun oleh project Sustainable Access to Medical Oxygen (SAM-O2) tahap pertama sebelumnya di Jayapura.
SAM-O2 merupakan kerja sama MDMC dengan PATH dan didukung oleh Kementerian Kesehatan. Salah satu tujuan proyeknya adalah meningkatkan pengetahuan tenaga penunjang rumah sakit tentang manajemen oksigen rumah sakit dalam pelayanan sehari-hari dan saat terjadi krisis oksigen.
Hal tersebut diungkapkan oleh tim progam SAM-O2 bahwa berbekal pengalaman melonjaknya kebutuhan oksigen medis pada Juni 2021 lalu, khususnya di Jawa Tengah, yang menyebabkan krisis oksigen medis di berbagai rumah sakit karena pandemi Covid-19, dan hasil pertemuan dengan para pemangku kebijakan terkait, ditemukan fakta bahwa kesenjangan akses oksigen medis di Indonesia memprihatinkan.
Oleh karena itu, perlu adanya keterampilan dan pengetahuan khusus dalam manajemen krisis terkait oksigen medis di rumah sakit.
Pelatihan yang digelar dalam beberapa kali pembagian waktu, baik daring maupun tatap muka tersebut, melibatkan fasilitator dari I-DEM (Institute of Disaster and Emergency Medicine).
Dalam sesi tatap muka kali ini difasilitasi dengan sesi pendalaman materi, penyusunan regulasi rumah sakit, dan sesi penyusunan SOP penggunaan oksigen medis di RS.
Langkah antisipasi
Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah Budi Santoso menyampaikan bahwa krisis oksigen di rumah sakit sangat mungkin terjadi di masa mendatang.
Hal ini seiring dengan potensi ancaman bencana besar di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen seperti pandemi Covid-19, SARS, kebakaran hutan dengan sekala besar dan menimbulkan dampak ISPA, dan sebagainya.
Sebagai antisipasi dan pencegahannya agar tidak menimbulkan krisis kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
“Harapannya beberapa peserta yang terlibat mampu merumuskan strategi pencegahan krisis oksigen melalui penyelenggaraan kebijakan, SOP terkait,” imbuh Budi.
Heni Irawati, Dinas Kesehatan Jawa Tengah, memberikan tanggapan dan apresiasi kepada MDMC atas terselenggaranya pelatihan tersebut di beberapa rumah sakit terpilih di Jawa Tengah.
“Meski begitu (pelatihan hanya di beberapa RS), harapanya pelatihan ini dapat menjadi suatu inisiatif dan tindak lanjut kepada seluruh RS dalam mempersiapkan kemungkinan kelonjakan kebutuhan okisgen yang mungkin dapat terjadi. Karena ketika varian delta menjadi tantangan bagi kami (Dinkes Jawa Tengah) khususnya dalam penanganan pasien yang membutuhkan oksigen medis, terjadi banyak kelangkaan sehingga membuat kami kesulitan untuk mendapatkan oksigen medis,” tutur Heni.***