Memahami As-Sa’ah – bandungmu.com

banner 468x60

BANDUNGMU.COM — As-sa’ah adalah salah satu fase hari akhir yang banyak disebut dalam Al-Quran. Sa’ah asalnya berarti sepotong atau sekeping waktu yang singkat (terbatas dan segera berlalu).

Kiamat dinamai as-sa’ah karena terjadi dalam tempo singkat apabila dibandingkan dengan masa kekal yang terjadi setelahnya.

Atau karena cepatnya perhitungan amal pada masa itu (sebab Allahlah asra’ul-hasibin – penghitung tercepat).

Atau karena ia merupakan peristiwa yang terjadi sekonyong-konyong yang mengejutkan manusia.

Atau karena pada masa itu manusia merasa bahwa sebelumnya mereka berada di kubur hanyalah sesaat saja.

Dalam Al-Quran, as-sa’ah (dalam bentuk makrifah) tersebut 39 kali di 35 ayat dan pada umumnya dipahami dalam pengertian hari kiamat (kecuali oleh sebagian mufasir yang memaknai as-sa’ah di beberapa ayat sebagai waktu kematian atau dalam segi makna yang lain).

Kata as-sa’ah muncul dalam keterangan-keterangan tentang (1) kepastian datangnya, (2) keraguan manusia tentangnya, (3) waktu kejadiannya, (4) kedahsyatan peristiwanya, dan (5) dampak yang menyertainya.

Peristiwa as-sa’ah perlu diyakini karena mengingkarinya adalah suatu kesesatan dan neraka menjadi balasannya.

Terjadinya as-sa’ah tidaklah perlu diragukan sekalipun ada (bahkan banyak) manusia yang mengingkarinya.

“Sungguh kiamat pasti akan datang, tak ada keraguan tentangnya, tetapi kebanyakan manusia tidak percaya,” (QS Ghafir: 59).

Namun, kapan persisnya as-sa’ah terjadi adalah sesuatu yang dirahasiakan yang hanya Allah yang tahu.

“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit, katakanlah: pengetahuan tentangnya hanyalah di sisi Allah. Dan tahukah kamu boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat,” (QS Al-Ahzab: 63).

Yang ditegaskan dalam Al-Quran adalah bahwa peristiwanya akan terjadi secara tiba-tiba (baghtatan) dan sangat cepat (sekejap mata atau lebih cepat, kalamhil-bashar aw huwa aqrab).

Bagi umat Nabi Muhammad SAW, peristiwanya sudah dekat dan tanda-tandanya (asyrathuha) telah banyak terjadi.

Goncangan as-sa’ah sangatlah dahsyat dan merupakan peristiwa besar (syay’un ‘azhim) yang semestinya ditakutkan oleh orang bertakwa.

Pada masa itulah manusia benar-benar tersadar akan kesalahan mereka, akan benarnya kebangkitan dari kubur, akan kebenaran pembalasan amal, dan akan kebenaran Allah sebagai Tuhan.

Pada masa itu, manusia berada dalam kelompok-kelompok (yatafarraqun) berdasarkan kedudukan atau keimanan dan kekufuran mereka.

Mereka yang durhaka pada masa itu akan tediam berputus asa, menyadari buruknya tempat mereka, dan menuju azab yang telah disediakan.

Keimanan kepada as-sa’ah, yang waktunya dikatakan sudah dekat, tetapi tidak diketahui persisnya oleh manusia, hendaknya membuat manusia bertakwa kepada Allah, tidak terlarut dalam kelalaian, dan tidak menunda-nunda untuk berbuat baik guna mendapat kebaikan di akhirat.***

______________

Sumber: SM edisi 14

Editor: Feri A




sumber berita ini dari bandungmu.com

Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *