MIAS Bungah Bergerak, Ringankan Beban dan Kuatkan Harapan Korban Bencana Sumatra

banner 468x60

GIRIMU.COM — Keluarga besar MI Assa’adah (MIAS) Bungah, Gresik kembali menunjukkan kepedulian sosial melalui aksi penggalangan dana bagi korban bencana alam di Sumatra, Jumat (5/12/2025). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud empati, solidaritas, dan kepedulian terhadap saudara-saudara yang tengah menghadapi masa sulit akibat musibah yang melanda.

Dengan mengusung semangat kebersamaan dan kemanusiaan, kegiatan ini melibatkan seluruh elemen madrasah, mulai dari kepala madrasah, dewan guru, tenaga kependidikan, peserta didik, hingga para wali murid. Donasi dihimpun dalam bentuk infak terbaik yang diberikan secara sukarela oleh seluruh warga madrasah.

Kepala MI Assa’adah Bungah, Nurul Khaniyah, dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025) menyampaikan, bahwa kegiatan ini memiliki nilai pendidikan karakter yang sangat penting bagi peserta didik.

“Kami tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan kepedulian sosial sejak dini kepada anak-anak. Semoga bantuan yang dihimpun ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita di Sumatra,” tuturnya.

Antusiasme para peserta didik terlihat jelas dalam kegiatan ini. Salah satunya, Naura, murid kelas 1, dengan polos dan penuh semangat menyampaikan perasaannya.

“Saya senang bisa ikut berbagi. Walaupun sedikit, semoga bisa membantu teman-teman di Sumatra supaya cepat sembuh dan bisa bermain lagi,” ujarnya dengan mata berbinar.

Dana yang berhasil dihimpun dari kegiatan ini selanjutnya disalurkan secara resmi melalui Kantor Layanan Lazismu Bungah, sebagai lembaga amil zakat yang terpercaya, agar bantuan dapat tersampaikan secara tepat sasaran dan segera dimanfaatkan oleh para korban untuk memenuhi kebutuhan darurat mereka.

Melalui aksi kemanusiaan ini, MIAS Bungah berharap, bantuan yang diberikan dapat menjadi penguat harapan di tengah duka para korban, sekaligus menumbuhkan kesadaran, bahwa kepedulian dan cinta sesama dapat ditanamkan sejak usia dini. Kegiatan ini menjadi bukti, nyata bahwa madrasah tidak hanya menjadi pusat pengembangan ilmu, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan empati sosial. (*)

Kontributor: Claudia Marsyah

 

Author