GIRIMU.COM — Malam yang dingin terasa menusuk tulang tidak menyurutkan suasana khidmat siswi SMP Muhammadiyah 4 Kebomas (SPEMUPAT) Gresik yang sedang mengikuti program Mondok Semalam di Pondok Tahfidz Faqih Usman, Jumat (19/9/2025). Pondok ini baru dirintis oleh Perguruan Muhammadiyah Kebomas, Gresik.
Kegiatan religi yang diikuti oleh 12 santriwati kelas 9 ini dimulai Jumat pukul 18.00 WIB hingga keesokan harinya, Sabtu(20/9/2025). Kegiatan Mondok Semalam diawali dengan pembiasaan mengunakan Bahasa Arab dan Inggris.
Tidak hanya itu, ada beberapa kegiatan yang dikemas sederhana dan tepat sasaran, di antaranya hafalan hadist, hafalan juz Amma, dan muhadhoroh. Selain kegiatan Mondok Semalam, santriwati diajak masak mie bersama untuk dimakan bareng-bareng ala anak pondokan.
Para santri didampingi oleh Ustadzah Lisa Halimatus Sa’dah selaku Musyrifah Pondok Tahfidz Faqih Usman yang sudah hafal 30 juz. Kegiatan Mondok Semalam yang diikuti santriwati SPEMUPAT ini diadopsi dari kegiatan pondok pada umumnya dan dikemas lebih ringan dan menyenangkan.
Namun, ada yang berbeda saat sholat qiyamul lail malam itu, yakni santriwati harus berjalan kaki menembus dinginnya pagi untuk sampai ke masjid At-Taqwa Giri yang berlokasi di Komplek Perguruan Muhammadiyah Kebomas yang berjarak 100 meter dari pondok. Hal ini menjadi pengalaman baru bagi santriwati, karena harus mereka harus berjuang melawan kantuk dan dinginnya udara pagi yang selama ini belum pernah dilakukan.
Untuk mengobati rasa kantuk, setelah sholat qiyamul lail, santiwati diajak bermain game susun kata. Dalam permainan ini, santriwati diminta untuk menyusun kata dalam Bahasa Indonesia, Inggris dan Arab. Mereka dibagi dalam beberapa tim dan harus beradu cepat dalam menyusun kata yang diacak. Game ini menguji kemampuan berbahasa dan juga kekompakan tim.
“Rencananya kegiatan semacam ini akan terus dilakukan secara bergiliran baik putra ataupun putri,” ujar Faridatul Asriah, Waka Ismuba SPEMUPAT. Diharapkan, dari program ini akan muncul keinginan dari siswa untuk memperdalam agama melalui pondok, khususnya di Ponpes Faqih Usman.
“Seperti ini rasanya mondok, menyenangkan sih. Tapi saya belum pengen mondok,” kata Nisa, salah satu peserta. (*)
Kontributor: Pristy Novida