Pengajian Ahad Pagi PCM Kebomas Beber Progres Muhammadiyah Jelang Milad ke-113 Tahun Ini

GIRIMU.COM — Pengajian Ahad Pagi (PAP) yang digelar Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas, Gresik menghadirkan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr M. Sulthon Amien, MM sebagai pembicara. Dengan tema “Menyongsong Milad ke-113 Muhammadiyah” ratusan jamaah memadati Masjid At Taqwa Giri, tempat diselenggarakannya PAP, Minggu (19/10/2025)/27 Rabi’ul Akhir 1447 H.

Sulthon mengawali kajiannya dengan menjelaskan, bahwa sejak berdirinya, Muhammadiyah bergerak aktif dalam kebangkitan nasional untuk Indonesia merdeka, serta berperan aktif dalam mendirikan dan membangun NKRI, meneguhkan komiten kebangsaannya yang berbasis pada nilai ke-Islaman untuk terwujudnya tujuan nasional Indonesia sejalan dengan cita-cita baldatun thayyibatun warabbun ghafur.

Dikatakan, dakwah Muhammadiyah dimulai dari ijtihad KH Ahmad Dahlan dengan upaya meluruskan shof (barisan) sholat hingga langgarnya dibakar massa, karena ada yang tidak menyukai upaya pelurusan kembali ajaran Islam yang dikembangkan Kiai Dahlan..

Sulthon mengungkapkan, Muhammadiyah terus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan dan peradaban umat dengan didasari aturan dan kaidah beragama Islam. Salah satunya adalah terbitnya Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT).

“Dengan mengadopsi KHGT, Muhammadiyah ingin melunasi utang peradaban. Selama 14 abad sejarah Islam, belum ada sistem kalender Islam yang berlaku secara global dan unifikatif. KHGT hadir untuk mewujudkan kesatuan waktu bagi umat Islam di seluruh dunia,”ungkapnya.

Pada bagian lain, Sulthon menjelaskan, pertama, Muhammadiyah melalui gerakannya semakin memperkuat dan memperluas usaha dalam memajukan kesejahteraan masyarakat yang berorientasi pada kesejahteraan sosial-ekonomi yang memiliki tumpuan pada kesejahteraan rohaniah (sejahtera spiritual dan moral), sehingga melahirkan kesejahteraan yang utuh lahir dan batin. Kedua, Muhammadiyah terus mendorong dan mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan umum sebagaimana perintah UUD 1945 yang semakin nyata dan merata, lebih khusus bagi kesejahteraan rakyat dalam fondasi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sejalan sila kelima Pancasila.

Ia menambahkan, milad Muhammadiyah tahun ini berada dalam dinamika kehidupan kebangsaan yang kompleks dan menuntut kesadaran kolektif untuk secara terus-menerus mewujudkan cita-cita nasional, yaitu Indonesia yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

“Kondisi ekonomi saat ini sedang tiarap. Dengan diangkatnya Menkeu (Menteri Keuangan) yang baru, memberikan semangat baru dan angin segar bagi ekonomi bangsa,” ujarnya.

Dalam perkembangannya, papar Sulthon, berdasarkan data Simam 09/2023, Muhammadiyah memiliki 35 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), 475 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), 3947 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), 14.670 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), 30 Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM). Selain itu, Muhammadiyah memiliki 172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), terdiri atas 83 universitas, 53 Sekolah Tinggi, dan 36 bentuk lainnya.

Muhammadiyah, lanjutnya, juga memiliki 122 rumah sakit (RS) ditambah dengan 20 rumah sakit dalam proses pembangunan, 231 klinik, 5.345 sekolah/madrasah, 20.465 lokasi aset wakaf, 214.742.677 m2 tanah, juga 1.012 amal usaha Muhammadiyah sosial (AUMSos), serta 440 pesantren Muhammadiyah (PesantrenMu).

Terdapat pula, tambahnya, AUM di luar negeri, seperti Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM), Muhammadiyah Australia Collage (MAC), juga  TK ABA di Kairo, dan sekolah darurat untuk pengungsi Palestina di Lebanon.

“Berdasarkan berbagai sumber terpercaya, Muhammadiyah menempati posisi ke‑4 sebagai organisasi keagamaan terkaya di dunia versi data terbaru dari Seasia Stats dan liputan media Indonesia tahun 2025,” ungkapnya.

Sementara total nilai aset Muhammadiyah pada tahun 2025, ujarnya, diperkirakan mencapai Rp 454,24 triliun, menjadikannya organisasi Islam terkaya di Indonesia dan menempati urutan keempat di antara organisasi keagamaan di dunia. Dikaakan, sumber kekayaan dan model ekonomi yang mandiri, kekayaan Muhammadiyah berasal dari jaringan AUM yang meliputi sekolah, rumah sakit, bisnis syariah, seperti bank pembiayaan rakyat, koperasi syariah, penerbitan, minimarket, hingga perumahan, dan properti wakaf

Model ini menciptakan kemandirian finansial tanpa tergantung sepenuhnya pada donor eksternal ataupun pemerintah, sehingga setiap keuntungan digunakan kembali untuk memperluas pelayanan umat,” ujarnya.

Dengan melayani lebih dari 25 juta jiwa melalui berbagai amal usaha di sektor pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi, Muhammadiyah bukan sekadar organisasi berbasis aset, tetapi merupakan kekuatan sosial-ekonomi sekaligus simbol profesionalitas dan integritas dalam dunia organisasi Islam modern. (*)

Kontributor: Mahfudz Efendi

Author