Puisi-puisi Cak Har

Elegi Ranting dan Debu

Ketika reranting kering dalam pelukan api yang bergejolak
Maka, debu adalah puncak kemesraan

Reranting tak kuasa lagi melukiskan luka
Sementara sang api pun tak mampu menyengat dan membakar dengan murkanya

Keduanya seperti pertapa yang mengalirkan kesejukan penuh kelembutan
Dalam debu cinta abadi

Gresik, 14 Maret 2020

*****

Misteri Embun Daun

Aku ingin
mengeja bait-bait pesan yang terselip dalam serat daun keres
seperti juga di banyak dedaunan lainnya
Di antara sisa embun yang bertingkah sejak dini hari tadi
Sebelum sinar matahari yang buas dan serakah angin menyergapnya

Aku ingin
mengurai pesan kehidupan yang terselip dalam serat batin daun keres Seperti ingin aku menyingkap tirai dalam misteri
yang Kau pesankan
:dari masa ke masa

Gresik, 22 November 2017

*****

Sayap Patah Garudaku

Aku saksikan dengan mata telanjang dan bati yang kian letih

Betapa tangan-tangan murka penuh angkara

Menyoyakmu

Penuh keserakahan tak berbatas

Perlahan menggerogoti dan mematahkan satu dari dua sayap kekarmu

 

Nyaris bibir ini tak mampu mengeja kata

Apalagi merenda pesan yang mengendap-ngendap di hati

Nyaris kaki ini tak mampu mengayun langkah

Apalagi mengejar asa yang terbentang di jagat semesta

Nyaris tangan kecil ini tak kuasa merengkuh

Apalagi memelukmu erat-erat

Meski hanya  sekadar mendulang simpati

:untukmu

 

Garudaku,

Patah sayapmu membuat cakrawala

Tak bisa terhinggapi dan terasa lengang

Angkasa raya yang memayungi negeri ini juga

Nyaris tak mampu menimang kemolekanmu

Hingga melelehkan hujan kepedihan yang teramat pedih

Tahap demi tahap para pencoleng dan perompak bersatu

Mengerat sendi-sendi kekuatan dan

melunturkan kesaktianmu mengawal negeri

Lewat siasat sistematis yang seolah-olah legal

dan berlindung di balik undang-undang

yang sekali lagi, seolah-olah formal dan sah

 

Garudaku,

Aku lihat

Aku rasahakan dengan batin yang letih

Sayapmu tak lagi bisa melesatkan dan membawamu menerobos

Tebalnya dinding keangkuhan dan kepongahan

Tetapi ….

Dengan asa membara yang terpahat di dinding hati anak-anak negeri

Aku yakin

Aku yakin, Garudaku

Mata tajammu mampu menembus gulita negeri ini

Cengkeram cakar dan kokok paruhmu

Mampu merobek-robek dinding keangkuhan dan kepongahan

Dan mengembalikan kejayaan negeri dan bangsa ini

yang kini nyaris diporakporandakan

 

Garudaku,

Di dadaku terpatri mati dan berkobar harapan

yang tak pernah padam

 

Gresik, 9 Juli 2017

Author