Sahabat Pena Nusantara, Gelar Tadabur Al-Qur’an Diikuti Peserta dari Berbagai Negara

Sahabat Pena Nusantara, Gelar Tadabur Al-Qur’an Diikuti Peserta dari Berbagai Negara.  Acara diadakan secara online, sehingga pesertanya bisa dari berbagai negara, dan dari orang  awam sampai guru besar dari berbagai kampus.

Pada  Halakah ke 26 surah Al Bayyinah,  acara  di pandu  Dr. Fathur Rohman, Dosen Universitas Hasyim Asy’ari Jombang. Saya (Mundzirin) diberi peluang dan menjadi peserta pertama di panggil Dr. Fathur untuk berkongsi refleksi dari surah Al Bayyinah:

*Renungan Surah Al Bayyinah.*

Menurut ahli tafsir Al Bayyinah adalah bukti yang nyata. Apa itu bukti yang nyata?, yaitu telah di utusNya Nabi dan Rasul Allah yang terakhir. Dengan membawa agama yang terakhir, agama pamungkas yang diridloi oleh Allah SWT.

Sebagai warga Muhammadiyah yang otomatis beragama islam. Tentunya keadaan ini adalah nikmat yang paling besar yang telah di karuniakan Allah kepada kita.

Sebab sebanyak apapun kenikmatan-kenikmatan dunia ini tak berarti apa-apa jika kita hidup tanpa  agama Islam. Karna  hanya Islamlah agama yg diridhai dan diterima disisi Allah Ta’ala.

Allah ‘azza wa jalla berfirman:

“Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)

Sebab itulah kita harus sangat bersyukur jika kita terlahir sebagai orang islam, hidup dalam islam, dan semoga mati dalam keadaan islam.

Karena semua ahlul iman yaitu orang yg mati dalam keadaan ISLAM pasti semuanya akan berakhir di SURGA. Karena ISLAM akan menjadikan seseorang terhindar dari kekalnya api neraka.

Sedangkan orang-orang kafir akan kekal selama-lamanya di dalam neraka.

Sebagaimana Allah ‘azza wa jalla berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang kafir dari kalangan ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang-orang musyrikin (yang menuhankan selain Allah) akan masuk ke neraka jahanam,  mereka kekal didalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk. (QS Al Bayyinah : 6)

Peringatan tentang bukti kebenaran AGAMA Islam ini  Allah SWT juga berfimam:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam.” (Qs. Ali ‘Imran/3:102)

Maka siapa saja yang tidak masuk Islam sesudah diutusNya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia mati dalam keadaan kafir maka ia menjadi penghuni kekal di Neraka.

Semoga Allah Ta’ala istiqomahkan kita semua hidup dalam mengamalkan islam dan mewafatkan kita dalam keadaan ISLAM. Aamiin.

Wallahu a’lam.

Di akhir forum, refleksi di atas mendapat apresiasi positif dari Pemantik acara Dr Nasaruddin Idris Jauhar,  dosen UIN Sunan Ampel Surabaya.. Dan Prof Imam Suprayugo,  Guru Besar  UIN Maliki Malang. Beliau menambahkan:

“AGAMA itu, sumber perdamaian. Agama itu cinta kerukunan. Namun banyak sekali terutama kita yang disebut beragama islam ini,  suka memecah belah, suka mengadu domba,  suka berbuat kasar pada keluarga dan masyarakat  sekitar.  Subhanallah, jangan-jangan kita ini sudah jauh dari agama. Jangan-jangan ada yang salah kita ini dalam memaknahi apa itu yang di sebut dengan AGAMA”.  Kata Prof Imam.

*Amanat Ketua Umum PP Muhammadiyah*

Agama  yang telah dirumuskan oleh Majelis Tarjih Muhammadiyah adalah agama islam, yakni agama terakhir yang bibawah oleh Nabi Muhammad saw. Terkandung dalam Alqur’an dan sunnah yang sahih, itu berupa:

1. Perintah-perintah

2. Larangan-Larangan

3. Petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaan, kejayaan, keselamatan umat manusia di dunia dan akhirat.

Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan dakwah islam, mempunyai karakter keislaman untuk menyebarluaskan, mewujudkan dan mengaktualisasikan nilai nilai islam yang meliputi tiga Aspek diatas.

Dalam pidato Halal Bihalal tahun 2021 Ketua Umum Pimpinan Puusat Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir menyampaikan sembilan amanat:

1. Berislam dan menyebarluaskan islam sebagai agama yang haq, agama yang di ridhai oleh Allah SWT.

2. Meneguhkan keislaman, menyebarluaskannya. Yang bisa menimbulkan proses sublimasi, proses pencerahan jiwa dan alam fikiran.

3. Muhammadiyah, itu terus meneguhkan dan menyebarluaskan nilai nilai islam sebagai pembawa suluh perdamaian.

4. Menyebarkan islam sebagai agama yang menebar keselamatan, kesejahteraan, kemakmuran.

5. Menyebarluaskan nilai-nilai islam yang membawa keberagaman, pluralitas. Tetapi juga punya nilai nilai yang luhur.

6. Meneguhkan dan menyebarluaskan islam sebagai agama tengahan. Wasathiyah islam yang di gelorakan Muhammadiyah itu bisa menjadi praktek hidup di dalam keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan semesta.

7. Menghadirkan islam sebagai agama untuk peradaban publik.

8. Mengimplementasikan islam dan menyebarluaskannya sebagai agama yang rahmatan lil’alamin.

9. Menyebarkan islam sebagai dinul hadharah. Agama yang membawa kemajuan. Ini menjadi ciri khas dan karakter Muhammadiyah.

“Para ahli dan masyarakat luas telah mengenal Muhammadiyah sebagai gerakan pembaharuan, sebagai gerakan revolusi, sebagai gerakan moderen. Maka saat ini tugas kita para Pimpinan dari pusat sampai Ranting, bagaimana apa yang sudah kita lakukan dengan berbagai amal usaha dan gerakan dakwah kita yang multi Aspek ini, juga terus memproyeksikan dalam bentuk menghadirkan islam sebagai dinul hadharah. Agama yang membawa kemajuan peradaban. Kita juga selalu dihadapkan problem-problem kehidupan, keumatan, kebangsaan. Tapi kita jangan larut dalam problem itu. Muhammadiyah punya karakter mencari solusi diantara problem itu. Lebih jauh lagi dari itu memproyeksikan umat islam dan bangsa Indonesia sehingga menjadi umat dan bangsa yang layak untuk menjadi akror kemajuan, aktor perubahan dan aktor kemajuan peradaban. ” Begitulah amanat yang di sampaikan Haedar Nashir.

Dari waktu ke waktu Muhammadiyah terus menghadirkan gerakan-gerakan inovasi / pembaharuan.

( Mundzirin / Kuala Lumpur Malaysia )

sumber berita dari infomu.co

Author