GIRIMU.COM — Ratusan lampu hias gantung menghiasi halaman Utara Masjid At-Taqwa Giri di komplek Muhammadiyah Cabang Kebomas, Gresik. Hal itu untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1446.
“Ya benar, pemasangan lampu hias ini bertujuan untuk memeriahkan Ramadan” ujar Bendahara Takmir Masjid At-Taqwa Giri, Nanang Ali Hamidi, saat ditemui selepas sholat Isya berjamaah, Rabu (19/2/2025) .
Untuk pemasangannya, sambung Nanang, secara rutin akan dipasang setiap akan memasuki bulan Ramadan. Ia mengungkapkan, pemasangan lampu hias itu sebanyak 10 baris. Tiap baris panjangnya 10 meter dan tiap baris berisi 10 lampu hias gantung yang masing-masing berdaya 4 watt.
”Untuk biaya lampu, kabel, listrik murni dari uang saya pribadi, tidak ada 1 rupiah pun dari kas masjid,” tandas pria berusia 48 tahun ini.
Dia berharap agar awal Ramadan yang bersamaan pada 1 Maret 2025 nanti, agenda kegiatannya dapat terlaksana dengan baik dan membawa keberkahan bagi semua jamaah, terutama keluarga besar Muhammadiyah.
Kegiatan Ramadan
Ketua Takmir Masjid At-Taqwa Giri, Agus Wahyudi, menyampaikan, agenda kegiatan selama Ramadan 1446 H, sesuai maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, sholat Tarawih akan dimulai pada Jumat (28/2/2025) malam. Selama Ramadan, sambungnya, jamaah sholat Tarawih akan menerima kultum Tarawih yang akan diisi penceramah muda dari Muhammadiyah Cabang Kebomas. Selain itu, pada 10 hari terakhir, sholat Tarawih akan diadakan dua shift: setelah Isya’ dan di sepertiga malam terakhir, yaknia pada 21-29 Maret 2025.
Agus menjelaskan agenda lainnya, di antaranya adalah:
• Pengajian menjelang buka puasa setiap hari Senin dan Kamis dengan pemateri dari PDM Gresik dan penceramah senior PCM Kebomas;
• Santunan anak yatim dan kaum dhuafa di akhir Ramadhan;
• Ditutup sholat Idul Fitri dengan penceramah KH Abdul Hamid Muhanan, Lc, dari Lamongan.
Dia berharap agar jamaah dapat memetik hikmah puasa Ramadan yang paling utama, yaitu memperbanyak amal dan membentuk kepribadian Muslim yang bertakwa. Pasalnya, Ramadan tidak hanya ibadah yang terbatas hanya menahan lapar dan dahaga, serta syahwat dari mulai terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Tetapi, lebih dari itu, ada hikmah dan filosofi atau makna yang terkandung dalam ibadah puasa Ramadan selama sebulan penuh. (*)
Kontributor: Mahfudz Efendi
No comments yet.