GIRImu.com – Tiga bocah asyik membuka-buka lembar halaman buku di hadapan mereka masing-masing. Beberapa lainnya nampak tengah memilih-milih buku di rak yang tersedia di pojok kelas yang menyatu dengan ruang baca mungil yang disiapkan. Bahkan sebagian lainnya kelihatan berebut buku kesukaan, karena berupaya menjadi yang “terdepan” dalam melahap bacaan dalam buku.
Itulah pemandangan singkat di pojok salah satu kelas di SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (Almadany) Kecamatan Kebomas, Gresik, Jawa timur, Jumat (24/11/2023) pagi. Pemandangan serupa juga terdapat di kelas-kelas lain. Ikhtiar cerdas berupa pembiasaan literatif tengah diberlakukan di SD yang usianya baru memasuki tahun ke-6 ini.
Pagi itu, meski di halaman sekolah terdengar gemuruh oleh peragaan jurus-jurus dan teriakan penyemangat puluhan siswa yang sedang berlatih bela diri silat Tapak Suci, di semua kelas di sekolah yang berlokasi di komplek Perumahan Griya Karya Giri Asri (GKGA) Kedanyang, Kecamatan Kebomas ini lagi punya gawe spesial. Dikoordinasi oleh wali kelas masing-masing, semua kelas, dari kelas 1 hingga kelas 6 tengah mengikuti lomba Pojok Baca antarkelas.
Lomba yang digelar dalam rangka Bulan Bahasa, Hari Pahlaman, dan Milad ke-111 Muhammadiyah itu berupa penyediaan perpustakaan mini di masing-masing kelas. Sesuai namanya – Pojok Baca—perpusataan kelas itu seluruhnya menampati salah satu sudut (pojok) kelas dengan luas sekitar 2 meter persegi.
Dengan kreasi masing-masing, perpustakaan mini yang “diarsiteki” dan dibangun oleh para wali murid bersama para siswa itu berupaya tampil molek dan seksi untuk menarik simpati dewan juri. Maka, jadinya perpustakaan itu mampu menarik perhatian tiga juri yang saat itu tak henti-hentinya memelototi seluruh ornamen, desain, penataan buku, termasuk aspek administrasi yang disiapkan, seperti buku tamu/pengunjung, daftar koleksi buku, juga daftar atau riwayat peminjaman.
Kepala SD Almadany Nur Aini, SPd, saat ditemui di sela-sela pelaksanaan lomba Pojok Baca menjelaskan, event ini dilakukan sebagai upaya menggemakan literasi, khususnya mengembangkan minat baca para siswa (peserta didik). Pada gilirannya, kelak jika minat baca sudah terbentuk, akan dikembangkan pada karya lanjutan, misalnya menulis buku dengan berbagai kemampuan dan talenta yang dimiliki peserta didik.
Ia mengaku, keberadaan perpustakaan mini di semua kelas di sekolah yang dipimpinnya baru 1 bulan berjalan yang memanfaatkan momentum peringaatan Bulan Bahasa. Namun, bersama semua wali kelas masing-masing, pihaknya berkomitmen untuk mempertahankan perpustakaan kelas itu dan terus mengembangkan budaya literasi ini.
“Keberadaan perpusataan kelas ini nantinya akan memperkuat perpustakaan induk yang kami siapkan di sekolah ini. Kami harapkan, dengan adanya perpustakaan di masing-masing kelas, minat baca anak-anak benar-benar bisa dirawat dan kembangkan, sebagai embrio untuk mengukir karya-karya literatif lainnya,” ujar Nur Aini.
Sementara Pembina Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kedanyang, Hilmi Aziz, MPdI, mengapresiasi budaya literasi yang mulai berkembang di SD Almadany. Dikatakan, Pojok Baca merupakan program yang sudah digagas dalam beberapa tahun terakhir, namun baru bisa direalisasikan.
“Harapannya, meski kecil, adanya perpustakaan di tiap-tiap kelas, mampu mendongkrak minat baca para siswa di sekolah ini. Pada gilirannya, dari kebiasaan membaca buku, akan melahirkan karya-karya lain yang mampu meningkatkan kemampuan literasi mereka,” tandas Yai Hilmi, sapaan akrab Hilmi Aziz. (har)