BANDUNGMU.COM, Yogyakarta — Di Indonesia akhir-akhir ini sering terjadi bencana, mulai dari gempa bumi, tanah longsor, banjir, sampai erupsi gunung berapi.
Terkait itu, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) PP Muhammadiyah Budi Setiawan mengingatkan meski banyak terjadi bencana, tetapi jangan pernah suudzan kepada Allah SWT.
Budi menuturkan bahwa dalam pengalamannya selama melakukan penanggulangan bencana, tidak sedikit penyintas bersuudzan kepada Allah SWT atas bencana yang menimpa mereka.
Bagi muslim yang gemar membaca Al-Quran, harusnya sudah paham bahwa Allah SWT memiliki sifat utama yakni pengasih dan penyayang.
“Itu harus ingat betul, artinya Allah mengenalkan diri pertama kali itu sifat kasih sayang. Meskipun ada juga bencana yang merupakan rahmat Allah SWT,” ungkapnya dalam pengajian yang diadakan RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta dengan tema “Hikmah di Balik Bencana” pada Rabu (07/12/2022).
Menurut Budi, jika semua manusia bisa menerima kehendak Allah dengan sikap husnuzan maka akan mendapat jalan yang penuh hikmah dari setiap musibah.
Budi menegaskan bahwa bagi muslim yang tertimpah musibah tidak boleh merespons dengan putus asa karena hal itu merupakan sikap yang jauh dari ajaran Islam.
Merujuk kepada beberapa ayat dalam Al-Quran, Budi menjelaskan bahwa musibah dalam Al-Quran secara umum mengacu pada sesuatu yang netral, tidak negatif atau positif.
Kata musibah berasal dari kata a-shaba yang berarti sesuatu yang menimpa kita. Dalam istilah Al-Quran, apa saja yang menimpa manusia disebut dengan “musibah”, baik yang berwujud kebaikan atau keburukan bagi manusia.
Tidak jarang bencana yang terjadi juga disebabkan ulah tangan manusia itu sendiri. Seperti adanya banjir yang disebabkan sungai mampet karena sampah.
“Allah itu memberikan segala sesuatu itu adalah kebaikan, hanya kita kadang-kadang tidak mensyukuri ataupun menjaga kebaikan itu,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini Budi juga mengapresiasi kiprah relawan Muhammadiyah dan relawan secara umum yang telah berjibaku untuk menyelamatkan penyintas serta usaha menormalisasi aktivitas masyarakat secara umum.***
___
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: FA